Liputan6.com, Queensland - Tidak semua orang bisa mengatakan bahwa mereka telah mengalami kebangkitan spiritual sejati. Bagi Josh Worley, hal itu dialaminya saat dia tergantung di sisi tebing di sebuah pegunungan.
Insinyur pencari sensasi dari Gladstone, Queensland tengah itu mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada kegiatan mendaki gunung pada usia 19 tahun.
Saat itu, ia menaklukkan tebing Crazy Horse Buttress, sebuah formasi batu kapur yang ditemuinya dalam perjalanan ke Thailand, demikian dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Rabu (31/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Lima tahun kemudian, dan setelah melakukan sejumlah pendakian menantang nyali di dunia, dia telah memutuskan untuk mendedikasikan waktu dalam hidupnya selama satu tahun untuk hidup di ketinggian.
Selama 12 bulan ke depan Josh Worley berencana untuk mendaki 33 puncak gunung di seluruh dunia untuk mengumpulkan amal untuk kesehatan mental dari lembaga Reach Out Australia dan Australian Climate Council senilai Rp 1 miliar.
Jika Anda terkurung di kantor hampir sepanjang tahun, kabar baiknya adalah Anda akan dapat menyaksikan secara langsung dan rinci dari petualangan hebatnya dengan mengikuti siaran langsung di akun blog-nya "Vertical Year".
Blog ini akan mendokumentasikan seluruh rangkaian perjalanan Josh Worley, mulai dari pendakian gunung es di Kanada hingga bergulat untuk menaklukkan rangkaian pegunungan tinggi Andes di pantai barat Amerika Selatan.
Josh Worley mengatakan kepada ABC Radio Brisbane, bahwa dia merasa memiliki hak istimewa untuk dapat menunda sejenak hidupnya untuk mengikuti hasratnya.
"Melalui perjalanan ini, saya benar-benar mengetahui bahwa jika Anda menyukai sesuatu dan mulai mengambil langkah menuju hal itu, tiba-tiba saja momentum terbentuk," katanya.
"Hambatan yang kita tempatkan sendiri di hadapan kita bukannya tidak dapat diatasi."
Â
Maksud Pendakian
Josh Worley mengatakan, dalam persiapan untuk tantangan ini, dia telah mencoba melakukan pendakian tiga sampai empat kali dalam seminggu, dan secara teratur berlari meniti bukit tertinggi yang dapat ia temukan di sekitar Brisbane.
Josh Worley yang menyebut dirinya sebagai "pejuang akhir pekan" ini juga telah menghabiskan empat sampai enam minggu dalam setahun dalam beberapa tahun belakangan berlibur di negara-negara seperti Selandia Baru yang memiliki banyak pegunungan yang menantang untuk didaki.
Berhadapan dengan rasa takut dan cemas adalah bagian tak terpisahkan dari menikmati olahraga ini juga, katanya.
"Jelas ada banyak paparan rasa takut saat Anda tergantung di tebing
"Ketika Anda melakukan hal itu, Anda tidak banyak berpikir, 'Ada jurang curam sejauh 600 meter di bawah saya', Anda hanya melakukan apa yang Anda fokuskan untuk lakukan.
"Salah satu hal yang saya sukai dari pendakian adalah kegiatan ini membuat saya sangat fokus,"
Advertisement