Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, hubungan Indonesia dan Selandia Baru memasuki tahun ke-60. Dalam kurun waktu tersebut, sudah banyak hubungan kerja sama terjalin dari kedua belah pihak.
Hubungan kedua negara pun semakin erat di setiap tahunnya. Dalam perayaan hubungan diplomatik kedua negara, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson menyebut 60 tahun bukanlah waktu yang singkat.
Bagi dirinya, terjalinnya hubungan diplomatik selama itu adalah sebuah prestasi membanggakan bagi kedua negara.
Advertisement
Baca Juga
"Indonesia adalah teman untuk kebaikan. Sudah sepatutnya kita melanjutkan kemitraan ini ke jenjang yang lebih baik dan lebih komprehensif," ujar Dubes Matheson saat menyampaikan sambutan dalam acara 60th Diplomatic Relationship Indonesia and New Zealand di Jakarta, Kamis (1/2/2018).
"Selama hubungan diplomatik terjalin, beberapa kerja sama telah kita kerjakan. Mulai dari hubungan antarmasyarakat, bidang pendidikan, agrikultur, energi terbarukan, ekonomi, pariwisata dan masih banyak lagi," ujar jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Dubes Matheson juga menyampaikan rasa bangganya karena Indonesia dapat memilih Selandia Baru sebagai rekan kerja.
Tak hanya satu sektor, beberapa sektor bisa dikembangkan oleh kedua belah pihak.
Sementara itu, Direktur Jenderal Asia Tenggara dan Selandia Baru menyampaikan ada tiga hal yang akan jadi prospek kedua negara di masa yang akan datang.
"Pertama kita harus meningkatkan beberapa bidang yang telah kita kembangkan. Kedua, meningkatkan hubungan ini sebagai mitra komprehensif dan terakhir memastikan Selandia Baru sebagai mitra pilihan," ucap Stephen Harris.
Hubungan diplomatik antara pemerintah Indonesia dan Selandia Baru dibangun lewat sebuah kepercayaan dan komitmen yang kuat.
Oleh karena itu, sebagai negara tetangga Selandia Baru dan Indonesia bisa meningkatkan kepercayaan dan komitmen agar dapat semakin kuat.
Indonesia Tingkatkan Produk Olahan Susu
Menurut Director of East Asian and Pacific Affairs Edi Yusup, pemerintah Indonesia ingin meningkatkan kerja sama dalam bidang produk olahan susu semisal keju.
Salah satu produk yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat adalah susu bubuk.
"Produk olahan susu dari Selandia Baru sangat unggul. Susu Full Cream bubuk dari negara itu punya kualitas yang baik," ujar Edi Yusup.
"Kini kita tengah berupaya untuk mengembangkan pabrik pengolahannya di Indonesia," kata dia.
Sementara itu, sektor pariwisata juga meningkat. Tahun 2017, ada sekiar 81 ribu warga Selandia Baru yang berkunjung ke Indonesia. Kebanyakan memang terfokus ke Bali.
Â
Advertisement
Hadirkan Sosok Inspiratif
Dalam kesempatan itu, Kedutaan Besar Selandia Baru juga menghadirkan beberapa sosok inspiratif, salah satunyab Dissa Ahdanisa.
Wanita berhijab ini merupakan pendiri Finger Talk Kafe, yang merupakan proyek bisnis sosialnya. Dikatakan bisnis sosial karena seluruh karyawan yang dipekerjakan adalah kaum difabel.
"Kini Finger Talk Kafe sudah punya dua cabang dan mempekerjakan 20 orang karyawan. Semuanya menggunakan bahasa tubuh," jelas Dissa.
"Salah satu tujuan saya membuat proyek agar para difabel terutama tunarungu dapat memiliki harapan dan bekerja seperti orang lain," kata dia.
Wanita berusia 27 tahun itu juga sempat mengunjungi Selandia Baru dan melihat ada sebuah kedai kopi yang bartendernya adalah seorang difabel.
"Kami berbicara dengan bahasa tubuh, meski awalnya saling tak mengerti. Karena bahasa isyarat di Indonesia dan Selandia Baru berbeda," ujar Dissa.
"Dari pengalaman itu saya merasa semangat untuk mengembangkan potensi kaum difabel," ucapnya.