Sukses

Kutub Bumi Diprediksi Akan Berbalik, Berbahaya bagi Manusia?

Para ilmuwan mengklaim, terdapat pertanda bahwa kutub Bumi segera berbalik. Apa akibatnya bagi manusia?

Liputan6.com, Denver - Bumi memiliki inti cair panas yang menghasilkan medan magnet, di mana medan tersebut mampu mempertahankan planet manusia untuk melawan angin Matahari yang menghancurkan. Medan magnet Bumi meluas ribuan kilometer ke angkasa luar dan daya tariknya memengaruhi banyak hal, mulai dari komunikasi global hingga jaringan listrik.

Akan tetapi, medan magnet yang berpengaruh besar terhadap kehidupan Bumi melemah hingga 15 persen selama 200 tahun terakhir. Para ilmuwan mengklaim, hal itu menjadi pertanda bahwa kutub Bumi akan berbalik -- dari kutub utara ke selatan dan sebaliknya.

Dalam sebuah laporan baru, Direktur Laboratory for Atmospheric and Space Physics di University of Colorado, Daniel Baker, mengklaim terdapat tanda-tanda kutub Bumi berbalik. Baker mengatakan, terbaliknya kutub itu dapat membuat sejumlah area di Bumi menjadi tak dapat dihuni dan juga meruntuhkan jaringan listrik.

Dikutip dari Daily Mail, Senin (1/8/2022), laporan tersebut ditulis oleh Alanna Mitchell dalam buku barunya yang berjudul The Spinning Magnet: The Electromagnetic Force that Created the Modern World and Could Destroy It.

"Bahaya: aliran partikel dari Matahari yang menghancurkan, sinar kosmik galaksi, dan sinar ultraviolet B yang berasal dari lapisan ozon yang rusak akibat radiasi, itu semua hanya beberapa dari kekuatan tak terlihat yang dapat membahayakan atau membunuh makhluk hidup," tulis Mitchell.

Secara historis, kutub magnet Bumi baik Utara atau Selatan akan terbalik setiap 200.000 atau 300.000 tahun. Namun, terbaliknya medan magnet Bumi terakhir kali terjadi sekitar 780.000 tahun lalu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Dampak Terbaliknya Kutub Bumi

Satelit Swarm milik Badan Antariksa Eropa (ESA) yang memantau medan magnet Bumi menunjukkan adanya kemungkinan terbaliknya medan magnet. Satelit tersebut memungkinkan peneliti untuk mempelajari perubahan struktur di inti Bumi, di mana medan magnet dihasilkan.

Pengamatan mereka menunjukkan, besi cair dan nikel mengeluarkan energi dari inti Bumi di dekat tempat medan magnet dihasilkan.

Sementara para ilmuwan tidak yakin mengapa hal tersebut terjadi, mereka menggambarkannya sebagai "aktivitas yang bergejolak" (restless activity) yang memperlihatkan bahwa medan magnet sedang bersiap untuk berbalik.

Jika hal itu terjadi, kita akan terpapar angin surya yang mampu melubangi lapisan ozon. Dampaknya, jaringan listrik dapat hancur, iklim Bumi berubah secara radikal, dan meningkatkan jumlah pengidap kanker akibat radiasi.

Bahkan, sebuah penelitian di Denmark meyakini bahwa pemanasan global berhubungan langsung dengan medan magnet, dibanding emisi karbon dioksida.

Para peneliti memprediksi bahwa setelah kutub Bumi terbalik, seratus ribu orang akan meninggal setiap tahunnya akibat meningkatnya tingkat radiasi angkasa luar.

"Radiasi bisa 3 hingga 5 kali lebih besar dibanding lubang ozon yang disebabkan dari buatan manusia. Selanjutnya, lubang ozon akan lebih besar dan berumur lebih lama," kata Dr Colin Forsyth dari Mullard Space Science Laboratory University College London.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Benarkah Demikian? 

Seperti dimuat National Geographic, meski kutub Bumi dapat terbalik, kekuatan melemahnya medan magnet Bumi cukup bervariasi. Menurut NASA, tidak ada indikasi bahwa medan magnet akan lenyap sama sekali.

NASA menegaskan, penting untuk diingat bahwa berbaliknya kutub magnetik Bumi secara utuh membutuhkan waktu ribuan tahun, sehingga proses tersebut bertanggung jawab atas semua perubahan cuaca drastis dan aktivitas seismik.

Menurut NASA, satu-satunya hasil dari pergeseran kutub adalah berubahnya arah kutub, sehingga alat penunjuk arah atau kompas harus diperbaiki.

4 dari 4 halaman

Infografis Jurus NASA Cegat Asteroid Berpotensi Tabrak Bumi