Sukses

Jadi Imam Salat Jumat, Perempuan India Ini Diancam Dibunuh

Jamida K menjadi imam dalam Salat Jumat di India. Nyawanya kini terancam.

Liputan6.com, Kerala - Dalam ajaran Islam, imam salat berjamaah adalah laki-laki. Tapi bukan itu yang terjadi di Kerala, India Selatan. Di sana ada ibadah Salat Jumat yang dipimpin imam wanita. Sementara, jemaah atau makmumnya adalah para pria. 

Seperti dilaporkan The Hindu, Kamis (1/2/2017), hal itu tentu saja menentang praktik dalam ajaran Islam. 

Adalah Jamida K -- dari Desa Cherukode yang terpencil, di Distrik Malappuram -- yang menentang aturan tersebut. 

Meski demikian, wanita 34 tahun yang juga dikenal dengan sebutan 'Jamida Teacher' itu mengaku tahu konsekuensi akibat perbuatannya tersebut.

Ibadah salat Jumat yang dipimpinnya terdiri dari kelompok campuran sekitar 50 pria dan wanita, di kantor organisasi Quran Sunnath Society. Ia mengaku mendapat ancaman pembunuhan, atas tuduhan penistaan agama. 

Quran Sunnath Society adalah sebuah gerakan yang didirikan oleh Chekannur Moulavi, seorang ilmuwan Muslim radikal yang diyakini dibunuh, setelah secara misterius menghilang pada tahun 1993.

"Kami mengikuti Alquran. Di dalamnya membahas manusia, pria dan wanita, dan tidak membedakan keduanya. Baik pria maupun wanita memiliki peran yang sama dalam agama," kata Jamida, memberikan alasan. 

Ia mengaku akan terus memimpin ibadah tersebut. Demikian juga dengan para wanita lainnya, meskipun menerima rentetan kritik di media sosial.

2 dari 2 halaman

Imam Wanita di Denmark

Imam lainnya yang menjadi sorotan ada di Denmark, di sebuah masjid perempuan. Di mana jemaah dan imam di rumah ibadah tersebut semuanya adalah kaum wanita.

Untuk pertama kalinya, dilangsungkan salat Jumat pimpinan perempuan di negara Skandinavia tepatnya di Kopenhagen. Lebih dari 60 kaum hawa memenuhi Masjid Mariam, yang terletak di sebuah jalan di pusat Kota Denmark.

Menurut The Guardian, Sherin Khankan dan Saliha Marie Fetteh yang terpilih menjadi dua imam perempuan masjid tersebut.

Imam cantik Khankan menyanyikan sebuah lagu dan menyampaikan pidato pembukaan, sementara Fetteh menyampaikan khutbah dengan tema 'perempuan dan Islam di dunia modern'.

Ini adalah sejarah, masjid pertama yang dipimpin perempuan di negara Skandinavia.

Di banyak masjid, pria dan wanita beribadah secara terpisah. Kaum perempuan umumnya disarankan untuk beribadah di rumah, karena masjid sebagai tempat publik dipandang sebagai wilayah laki-laki.

Laporan The Guardian yang dikutip dari Daily Mail menyebutkan, masjid perempuan tersebut juga telah menyusun sendiri piagam pernikahan enam halaman dengan empat prinsip utama.

Di masjid itu, poligami bukanlah pilihan; perempuan memiliki hak untuk menceraikan; pernikahan bisa dibatalkan jika terjadi kekerasan psikologis atau fisik; dan dalam hal perceraian, wanita akan memiliki hak yang sama atas setiap anak.

Khankan mengatakan masjid itu memiliki tujuan untuk menantang peran patriarkal dalam Islam, yang didominasi laki-laki, tetapi juga dalam agama lain juga, seperti Yudaisme dan Katolik.

"Kami mewakili kaum modernis, pendekatan spiritual Islam. Kami sedang mencari cara untuk memberikan alternatif, tanpa mendelegitimasi orang lain. Kami ingin Masjid Mariam menjadi tempat di mana semua orang bisa datang, dan kita bisa berkembang bersama-sama...," kata Khankan yang mengenakan penutup kepala hanya ketika beribadah sebagai interpretasi Muslim.

Pembukaan masjid khusus perempuan bukan pertama kali terjadi di dunia. Pada 2005 dan 2015 lalu, 2 kota besar Amsterdam dan Los Angeles masjid dengan konsep yang sama juga dibuka.

Sementara itu, sebuah masjid di China pada beberapa tahun lalu turut membuat terobosan besar, dengan menunjuk seorang perempuan menjadi imam masjid. Penunjukan perempuan tersebut adalah yang pertama di dunia.

  • India ialah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia
    India ialah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia

    India