Sukses

6 Fakta Keluarga Osama bin Laden yang Dikuak Dokumen CIA

Sejumlah dokumen yang dirilis CIA mengungkapkan soal fakta-fakta seputar keluarga Osama bin Laden.

Liputan6.com, Washington, DC - Osama bin Laden sudah tamat. Bos Al Qaeda itu tewas dalam penyerbuan tentara elite Amerika Serikat, US Navy SEAL ke rumah persembunyiannya di Abbottabad, Pakistan, Minggu 1 Mei 2011. Namun, kisahnya belum lagi berakhir.

Sejumlah dokumen Abbottabad yang dirilis CIA pada November 2017 menguak nasib keluarga Osama bin Laden. Ternyata, istri, anak, dan cucu buron teroris nomor wahid Amerika Serikat itu mengalami masa-masa sulit dan trauma selama dua dekade.

Sejumlah foto dan video menguak, salah satu keluarga paling terpandang dan kaya di Arab Saudi itu terpaksa jadi buronan, melarikan diri di padang pasir, pegunungan, dan jadi manusia gua. Kerabat Osama bin Laden itu juga mengenakan pakaian sederhana, dengan menyembunyikan identitasnya.

Juga terungkap bahwa generasi kedua keluarga Osama bin Laden tak bicara Bahasa Arab. Mereka bercakap-cakap mengenakan Bahasa Pashto dan Urdu.

Mereka yang mudah mengenakan pakaian tradisional yang dipakai anak-anak Afghanistan lain. Bahkan, para istri Osama bin Laden tak lagi mengenakan abaya, menggantinya dengan Chadri ala Afghanistan dan burqa.

Seperti dikutip dari situs Al Arabiya, Kamis (1/2/2018), berikut 6 fakta tentang keluarga Osama bin Laden yang terkuak dalam dokumen CIA:

2 dari 4 halaman

Nasib Anak-Anak Osama bin Laden

1. Hubungan Pernikahan dengan Militan Mesir

Osama bin Laden menemukan cara untuk memperkuat ikatan dengan organisasi ekstremis internasional, khususnya di mesir, lewat pernikahan.

Putra Osama, Muhammad menikah dengan putri Abu Hafs al-Masri atau Muhammad Atef.

Sementara, putra Osama bin Laden lainnya, Saad menikahi putri temannya di Sudan.

Putra ketiga Isama, Hamza, menikah dengan anak perempuan Abu Muhammad al-Masri atau 'Muhammad al-Zayat'. Sementara, Othman menjadikan Safia, putri Saif al-Adl, menjadi istri keduanya.

Dokumen juga menunjukkan bahwa putra bin Laden, Khalid tak bisa menikah usai teror 11 September 2001 (9/11).

Osama pun meminta putri tertuanya, Khadija, yang tinggal di Waziristan menemukan calon yang tepat untuk putranya itu.

Khadija pun mengirimkan sejumlah foto gadis. Khalid menginginkan tiga syarat bagi perempuan yang akan diperistrinya: cantik, berkepribadian baik, dan masih perawan.

Pada 2009, ia memilih putri rekan dekat Osama, Abu Abd al- Rahman. Namun Khalid tak bisa menikahi perempuan tersebut, atas alasan keamanan.

Khalid tak sempat menikah hingga kematiannya pada 2011. Kisah itu juga menjelaskan mengapa ada banyak foto perempuan di rumah Osama bin Laden.

2. Anak-Anak Perempuan Osama bin Laden

Osama bin laden menikahkan para putrinya sesuai dengan kebiasaan dan tradisi di Timur Tengah.

Anak-anak perempuan Osama menikah dengan warga Saudi atau negara Teluk lainnya.

Selama Osama bin Laden berada di Kandahar, ia menikahkan putrinya Fatima dengan Suleiman Bughith dari Kuwait pada 1999. Kala itu mempelai perempuan baru berusia 12 tahun.

Sementara, putrinya yang lain, Khadija menikah dengan Abdullah al-Halabi dari Al Madina El Monawara (Madinah), saat perempuan itu baru berusia 11 tahun.

Namun, dokumen yang dirilis CIA tak mengungkap soal nasib anak-anak perempuannya yang lain seperti Mariam, Sumaya, dan Iman.

3 dari 4 halaman

Memoar Istri Osama bin Laden

3. Kehidupan Sederhana

Kehidupan para istri militan Al Qaeda yang jauh dari nyaman terungkap dalam sejumlah video. Itu juga yang dialami para istri Osama bin Laden.

Mereka menjalani kehidupan yang keras. Kebutuhan dasar pun tak terpenuhi.

Meski demikian, para perempuan memainkan peran penting untuk memenuhi kebutuhan para pimpinan Al Qaeda: dengan melahirkan anak-anak mereka, menyediakan makanan dan minuman tanpa peralatan modern seperti listrik, kulkas, bahkan air yang mengalir.

Mereka tinggal di rumah bobrok yang penuh sesak, ramai anak-anak

4. Pengakuan Istri Osama bin Laden

Sejumlah rincian menarik terungkap dalam buku yang ditulis istri Osama bin Laden, Najwa Ghanem dan putranya, Omar.

Dalam buku berjudul He is Bin Laden, yang terbit pada 2011, Omar seakan berusaha menyampaikan apa yang tak bisa ia katakan pada sang ayah. 

Namun, dia tahu bahwa ayahnya akhirnya bisa membaca buku itu.

Pada tahun 1990, Osama bin Laden memerintahkan keluarga besarnya, yang terdiri dari empat istri dan 14 anak -- untuk meninggalkan Arab Saudi selamanya dan pindah ke ibukota Sudan, Khartoum, yang merupakan pemberhentian pertama mereka sebelum mencapai pegunungan Tora Bora, dan akhirnya ke Teheran.

4 dari 4 halaman

Tiga Gua untuk Para Istri

5. Lari Lewat Bandara Jeddah

Keluarga besar Osama bin Laden, yang jumlahnya 18 orang pergi dari Arab Saudi dari Bandara Jeddah.

Najwa Ghanem membawa delapan anaknya. Selain itu, ada istri keduanya Khadija Sharif, yang membawa tiga anaknya.

Istri ketiga Bin Laden Khairiya Saber juga melakukan perjalanan dengan satu-satunya anaknya Hamza (3), yang kini jadi ahli waris Al Qaeda. Istri keempat Bin Laden Siham Saber datang bersama tiga anaknya.

6. Tiga Gua untuk Para Istri dan 30 Anak

Menurut Omar, yang memutuskan untuk meninggalkan ayahnya pada tahun 2000, anggota keluarga Bin Laden terkejut saat mengetahui bahwa kewarganegaraan mereka diganti, dari Arab Saudi jadi Sudan.

Mereka juga kaget karena harus mengubah nama keluarga mereka, dari bin Laden ke 'Mohamed Awad Abboud'.

Di pegunungan Tora Bora, di mana bin Laden telah menyiapkan tiga gua terpisah untuk ketiga istrinya dan anak-anak mereka, Najwa melahirkan anak kesebelas dan terakhirnya 'Nour'.

Istri keempat, Amal Al Sadeh kemudian bergabung dengan mereka dan melahirkan lebih banyak anak, yang jumlahnya berlipat ganda setelah tinggal di tempat persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad.

Kemungkinan besar Osama bin Laden memiliki sekitar 30 anak.

Pada tahun 2011, Bin Laden akhirnya mengizinkan istrinya Najwa untuk pergi ke Suriah, hanya dengan putra tertuanya Abdul Rahman, yang menderita autisme, dan kedua putrinya, Ruqaya dan Nour.

Â