Liputan6.com, Welkom - Sekitar 950 pekerja terjebak di sebuah tambang emas Afrika Selatan. Peristiwa itu terjadi setelah badai membuat listrik padam dan membuat akses keluar mati.
Dengan padamnya aliran listrik, lift untuk mengangkut mereka keluar ke permukaan tak bisa digunakan.
Namun seorang juru bicara para pekerja mengatakan, mereka yang terjebak diyakini dalam kondisi baik. Menurut keterangannya, sekitar 65 penambang emas sejauh ini telah diselamatkan.
Advertisement
Baca Juga
"Semua pekerja sepertinya akan baik-baik saja. Kami memasok makanan dan air," ujar juru bicara perusahaan James Wellsted seperti dikutip dari BBC, Jumat (2/2/2018).
Ia menambahkan bahwa para teknisi sedang berusaha untuk mengoperasikan generator darurat, sehingga lift dapat berfungsi kembali dan dapat mengangkut penambang emas.
"Saat ini kami sedang berfokus pada masalah itu," kata Wellsted.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Kekhawatiran Serikat Pekerja
Sementara itu sejumlah pejabat serikat buruh mengkhawatirkan kondisi para pekerja yang telah terperangkap sejak Rabu, 31 Januari 2018 itu.
"Masalahnya adalah, mereka hanya dapat menyelamatkan seorang pekerja tambang pada satu waktu. Itu mengkhawatirkan," ujar juru bicara serikat buruh Livhuwani Mammburu.
Association of Mineworkers and Construction Union (Amcu) mengatakan, pihaknya kian mengkhawatirkan soal dehidrasi dan kekurangan makanan yang dialami oleh pekerja. Pasalnya, jumlah pekerja yang terperangkap sangat banyak.
"Tambang sangat tak aman. Para pekerja tambang mempertaruhkan nyawa setiap hari demi bisa menaruh roti di atas meja untuk keluarga mereka," kata Pemimpin Amcu, Joseph Mathunjwa, dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Jejak Kelam Tambang Emas Afrika Selatan
Tambang tersebut, The Beatrix, berada di kota Welkom, sekitar 290 kilometer di barat daya Johannesburg.
Tambang yang dimiliki oleh perusahaan Sibanye-Stillwater itu memiliki 23 tingkat dengan kedalaman 1.000 meter di bawah permukaan tanah.
Afrika Selatan merupakan negara penghasil emas utama. Namun, industri tersebut kerap dituding memiliki rekam jejak keselamatan yang buruk.
Negara tersebut juga memiliki tambang terdalam dan paling berbahaya di dunia. Sepanjang 2017, tercatat ada 80 kematian pekerja tambang.