Liputan6.com, Totonto - Pada pertengahan Desember 2017, seorang pria berusia 70 tahun bernama Barry Sherman, dan sang istri, Honey Sherman, ditemukan meninggal secara tidak wajar di rumahnya di kota Toronto, Kanada.
Keduanya ditemukan tewas tercekik, dan dalam kondisi berpakain lengkap di dek kolam renang indoor mereka, bergantung pada lilitan sabuk.
Advertisement
Baca Juga
Kepolisan setempat menduga pasangan terkaya di Kanada itu meninggal karena dibunuh, namun sama sekali tidak menemukan terduga dan motif di balik pembunuhan tersebut hingga saat ini.
Lebih dari 10.000 orang, termasuk PM Kanada Justin Trudeau dan Gubernur Ontario Kathleen Wynne, menghadiri prosesi pemakaman keduanya.
Pasangan Sherman diperkirakan memiliki nilai kekayaan sebesar US$3 miliar (sekitar Rp 40,25 triliun), yang sebagian besar berasal dari perusahaan farmasi miliknya, Apotex Inc.
Kabar meninggalnya pasangan miliarder tersebut menyisakan duka bagi masyarakat Kanada. Pasalnya, jumlah kekayaan fantastis yang dimiliki keluarga Sherman, kerap dikeluarkan untuk sumbangan sosial.
Tidak tanggung-tanggung, keduanya sering menggelontorkan jutaan dolar untuk kegiatan amat di Kanada dan internasional.
Â
Â
Simak video menarik tentang kegiatan amal yang unik berikut:Â
Â
Aktif Melakukan Kegiatan Filantropi
Kegiatan filantropi yang dilakukan oleh pasangan Sherman disanjung sangat luas oleh masyarakat Kanada.
Melalui yayasan amal pribadinya, sudah tidak terhitung jutaan dolar digelontorkan oleh Barry dan Honey untuk membantu berbagai rumah sakit, organisasi Yahudi, pendidikan, dan aneka kegiatan amal lainnya.
Keduanya juga diketahui telah mengeluarkan lebih dari Rp 536 miliar untuk membantu beberapa program sosial di luar negeri, seperti salah satunya mendukung tersedian akses kesehatan bagi anak-anak di Kenya.
Meskipun memiliki kekayaan melimpah, namun Barry dan Honey diketahui tidak hidup terlalu mewah seperti banyak miliarder lainnya. Keduanya tetap menempati lokasi rumah yang sama sejak awal berumah tangga, yakni di pinggiran timur kota Toronto, dan hanya menambah luas beberapa puluh meter persegi saja.
Barry juga dikenal tidak akan mengganti mobil yang dikendarainya hingga benar-benar rusak. Bahkan, ia juga terlihat sering hanya mengenakan setelan kemeja dan celana panjang sederhana dalam aktivitasnya mengurusi Apotex.
"Barry tidak pernah berpikir macam-macam tentang kekayaannya. Ia berhasil meraup untung besar karena memang ia tahu cara berbisnis, dan ia menikmati pekerjaannya dengan sepenuh hati," ujar Murray Rubin, salah seorang sahabat terdekatnya selama 50 tahun terakhir.
Saat prosesi pemakanan, putranya yang bernama Jonathon menyebut Barry dan Honey sebagai 'yin dan yang'.
"Mereka telah melengkapi sebuah lingkaran yang mencakup segala hal penting untuk menjadi manusia sesungguhnya," ujar Jonathon.Â
"Tidak satu pun sempurna, namun mereka mampu mengatasinya dengan seimbang, dan bahkan hampir tanpa cela."Â
Â
Advertisement
Dikenal Sebagai Sosok Pekerja Keras
Oleh banyak orang, Barry sering dideskripsikan sebagai seorang pekerja keras, seseorang yang tetap membawa berkas bisnis ketika liburan. Meskipun begitu, Barry dikenal sangat dermawan dan mudah bergaul dengan siapa saja tanpa memandang kelas.
Sementara itu, sang istri juga dikenal memiliki sikap tidak jauh berbeda dengan Barry. Ia dikenal sebagai sosok pencinta hewan yang hampir tidak pernah absen di berbagai kegiatan amat di Kanada. Bahkan, penyakit kanker tenggorokan yang pernah diidapnya, tidak menurunkan semangatnya berkegiatan amal di banyak tempat.
Barry lahir di Toronto pada 1942 dari keluarga kelas pekerja. Sementara Honey lahir dari sepasang imigran Polandia yang selamat dari tragedi Holocauts.
Sempat dianggap bodoh saat duduk di bangku sekolah dasar, tanpa disangka Barry berhasil diterima sebagai mahasiswa ilmu teknik di University of Toronto pada usia 16. Ia kemudian melanjutkan pendidikan magisternya di bidang aeronautika di Massachusetts Institute of Technology.
Barry pertama kali bertemu dengan Honey pada bulan Agustus 1970, dan hampir setahun setelahnya, keduanya memutuskan menikah. Â
Pasangan itu memiliki empat orang anak. Tiga di antaranya lahir melalui surogasi, atau peran ibu pengganti saat kehamilan, dikarenakan Honey mengalami beberapa keguguran sebelumnya.Â