Sukses

Terungkap, Manisnya Bisnis Gelap Korea Utara di Mozambik

Korea Utara disebut mendulang untung cukup besar dengan berbisnis gelap di Mozambik. Apa bentuk bisnisnya?

Liputan6.com, Maputo, Mozambik - Secara diam-diam, Korea Utara diketahui meraup untung dari alih strategi dan teknologi militer kepada Mozambik, tulis laporan panjang hasil penelusuran CNN sejak 2015.

Dilansir dari laman CNN.com pada Minggu (4/2/2018), Korea Utara dilaporkan  telah melatih pasukan elit Mozambik secara intensif selama dua tahun terakhir.

Laporan tersebut menyatakan bahwa teknologi dan kemampuan perang Mozambik telah diperkuat oleh bantuan Korea Utara. Hal itu dilakukan untuk mendukung upaya penumpasan kelompok pemberontak di utara Mozambik, yang terus berlangsung selama bertahun-tahun.

Hugh Griffiths, ketua penyelidik Panel Ahli PBB, mencatat sejumlah kerja sama ilegal telah dilakukan oleh Korea Utara dan beberapa negara di dunia, termasuk Mozambik.

Menurut Griffiths, kerja sama militer tersebut cenderung berfokus pada penjualan berbagai jenis rudal, radar militer, sistem pertahanan udara, dan senjata perang.

Laporan terkait juga sempat menduga hubungan militer dengan Mozambik bernilai setidaknya US$ 6 juta, atau sekitar Rp 80,5 miliar, selama tahun 2017 lalu.

Nilai transaksi itu diduga kuat dikelola oleh badan dagang rahasia Korea Utara berjuluk Office 39, melalui sebuah perusahaan perwakilan dengan nama Haegeumgang.

Perusahaan ini diketahui tidak hanya beroperasi di Mozambik, melainkan juga di beberapa negara Afrika lain, seperti Swaziland dan Zimbabwe. Komoditi yang ditawarkan oleh perusahaan ini adalah alat dan teknologi militer yang berharga lebih murah, karena merupakan pengembangan teknologi di era Soviet.

Perdagangan militer yang menyalahi sanksi terhadap Korea Utara itu diminati oleh beberapa negara konflik di Afrika karena tiga hal, yaitu kemudahan transaksi melalui pasar gelap, tawaran harga yang murah, dan bonus alih strategi perang melalui latihan militer secara berkala.

Ongkos murah yang ditawarkan oleh Korea Utara menguntungkan bagi negara-negara miskin di Afrika untuk memperkuat basis militernya, terutama untuk menumpas berbagai pemberontakan.

Sementara bagi Korea Utara, keuntungan materi dari bisnis terkait bisa digunakan untuk meningkatkan program nuklir dan misil jarak yang tengah dibangun.

 

Simak video tentang respon terhadap uji coba nuklir Korea Utara:

 

 

2 dari 3 halaman

Kantor Perwakilan Bisnis Korea Utara

Dalam upaya mendapatkan pernyataan resmi dari militer Mozambik dan Korea Utara, laporan investigasi terkait tanpa sengaja menemukan sebuah rumah dua lantai di pusat kota Maputo, yang disebut berhubungan langsung dengan ‘bisnis ilegal’ kedua negara.

Rumah yang berlokasi di sebuah jalan bernama Mao Tse-Tung Avenue itu – menurut agen properti yang menyewakannya – pernah ditempati oleh beberapa orang Asia, meskipun tidak disebutkan jelas apakah mereka berasal dari Korea Utara atau bukan.

"Mereka pergi sekitar tiga atau empat bulan lalu karena tidak setuju dengan kenaikan harga sewa," tulis perwakilan agen properti tersebut.

Meski tidak diketahui kemana para 'orang Asia' itu pindah, namun pihak agen properti membenarkan peruntukan sewa rumah tersebut sebagai kantor.

Hubungan Korea Utara dan Mozambik disebut-sebut telah berlangsung lama, dan tidak hanya fokus pada kerja sama militer, melainkan juga di beberapa bidang strategis, seperti juali beli kapal bekas misalnya.

 

3 dari 3 halaman

Mozambik Dihadapkan dengna Pilihan Sulit

Tersembunyi di salah satu sudut pelabuhan Maputo yang tidak seberapa luas, berlabuh kapal Susan 1 dan Susan 2 yang diketahui pernah berbendera Korea Utara. Kapal berusia lebih dari setengah abad itu dimanfaatkan oleh pemerintah Mozambik untuk aktivitas penangkapan ikan di selat Mozambik.

Lebih dari itu, Korea Utara juga diketahui turut mendanai pembangun patung perunggu Samora Machel – bapak bangsa Mozambik – di pusat kota Maputo pada 2011 silam.

Namun di sisi lain, posisi Mozambik sebagai salah satu negara termiskin di dunia, membuatnya mendapat prioritas bantuan dana dari Amerika Serikat (AS) senilai lebih dari setengah miliar dollar.

Namun, bantuan tersebut bukan tanpa syarat, karena Negeri Paman Sam juga memiliki kepentingan di sana, seperti rencana investasi eksplorasi tambang dan perluasan fasilitas pangkalan militer di Afrika Selatan, salah satu negara tetangga terdekatnya.

Pada akhirnya kini, Mozambik dihadapkan pada pilihan sulit antara kesepakatan kontrak kerja sama dengan Korea Utara, atau ancaman pemotongan dana bantuan dari AS. Â