Sukses

5 Tradisi Unik Muda- Mudi Asia dalam Merayakan Valentine

Seperti apa tradisi unik masyarakat Asia dalam merayakan Hari Kasih Sayang?

Liputan6.com, Hong Kong - Hari Kasih Sayang -- biasa dikenal dengan sebutan Valentine -- yang jatuh setiap tanggal 14 Februari menyimpan sejarah panjang dari tanah Eropa.

Bermula dari penetapan hari libur di Inggris oleh Raja Henry VII, yakni untuk memperingati Santa Valentine yang penuh kasih. Kini, Hari Kasih Sayang menjelma menjadi perayaan memadu kasih oleh masyarakat global, tidak terkecuali di Asia.

Mengutip dari laman YourTango.com pada Minggu (4/2/2018), masyarakat Asia sebenarnya tidak pernah mengenal bentuk perayaan cinta kasih untuk pasangan sejoli. Justru budaya komunal-lah yang mendominasi berbagai perayaan di tengah masyarakat Asia.

Sama halnya seperti perayaan Natal, Hari Valentine biasanya dirayakan sebagai seremoni yang berbau komersial di banyak negara Asia. Berbagai promo belanja dan potongan harga kerap dijumpai saling berlomba-lomba menawarkan promo dahsyat menjelang perayaan Hari Kasih Sayang.

Namun, ada pula beberapa masyarakat Asia yang melakukan seremoni berlatar budaya setempat saat merayakan Valentine, sehingga membuat terlihat unik.

Berikut adalah 5 kebiasaan unik masyarakat Asia dalam merayakan Hari Valentine.

 

 

Simak cara membuat kado Valentine yang kreatif berikut: 

2 dari 6 halaman

1. Korea Selatan

Di Negeri Ginseng, jika seorang lajang tidak menerima kado Valentine di tanggal 14 Februari, maka ia disarankan untuk segera pergi ke restoran khas Korea, dan menyantap sup mi hitam sebagai penghalang nasib buruk.

Sebaliknya, jika seorang lajang mendapat kado Valentine lebih dari tiga barang, maka ia dianjurkan menyantap buah plum. Tujuannya adalah agar dapat berpikir jernih memilih lawan jenis yang telah ‘melamar’.

3 dari 6 halaman

2. Jepang

Para wanita di Jepang diharapkan memberi cokelat atau kado manis lainnya kepada pria saat perayaan Valentine. Tradisi ini berawal dari sebuah iklan komersial sebuah merek cokelat di dekade 1980-an, dan sukses membius khalayak Negeri Matahari Terbit hingga mengubahnya menjadi kebiasaan.

Bagi kaum adam, mereka dituntut untuk memberi balasan kepada para wanita yang memberinya cokelat, pada tanggal 14 Maret, dan biasa dikenal sebagai Hari Putih. Hadiah balasan tersebut harus berwarna putih dan diberikan secara prioritas. Kado sederhana sebagai ucapan terima kasih, dan kado istimewa untuk gadis yang membuatnya jatuh hati.

4 dari 6 halaman

3. China

Masyarakat Negeri Tirai Bambu tidak hanya merayakan Valentine pada tanggal 14 Februari, melainkan juga di tanggal 7 bulan 7 pada penanggalan Imlek, dan biasa disebut sebagai Festival Anak Gadis.

Terdapat cukup banyak pantangan dalam memberi kado di seluruh perayaan Valentine di China. Beberapa larangan utama yang paling diingat adalah pantangan memberi kado payung, tidak boleh memberi kado sepatu, dan tabu untuk menyantap buah pir bersama dengan kekasih.

Alasan utamanya adalah ketiga hal di atas merujuk pada makna ‘perpisahan’ jika ditulis dalam aksara Mandarin.

5 dari 6 halaman

4. India

Situs peninggalan kuno Taj Mahal selalu dipenuhi oleh pasangan muda-mudi ketika perayaan Valentine. Alasannya adalah karena bangunan yang dibangun di era Kekaisaran Mughal itu penuh dengan makna kasih sayang.

Kebiasaan ini sejatinya baru berjalan ketika memasuki era media sosial, di mana para muda-mudi berlomba-lomba mengabadikan momen bersama pasangan dengan latar belakang Taj Mahal yang indah.

 

6 dari 6 halaman

5. Filipina

Angka kasus HIV/AIDS di Filipina termasuk yang tertinggi di Asia, sehingga pemerintah setempat gencar mengkampanyekan penggunaan kondom, termasuk di momen perayaan Valentine. Bahkan, sejak 2010 muncul banyak aktivitas pembagian  kondom gratis menjelang perayaan Valentine, dan disertai penyuluhan publik tentang hubungan seks yang aman.

Hal ini juga dilakukan untuk mendukung program kesehatan reproduksi yang digalakkan pemerintah Filipina sejak 2005 silam.