Sukses

Bocah 5 Tahun Jadi Korban Ritual Voodoo Berkedok Pengusiran Iblis

Anak gadis berusia 5 tahun jadi korban ritual mistis voodoo oleh dua orang wanita. Apa motif para pelaku?

Liputan6.com, Boston - Nasib malang menimpa seorang bocah berumur 5 tahun di Massachusetts, Amerika Serikat. Kata polisi, ia dijadikan tumbal untuk ritual voodoo oleh dua orang perempuan yang dikenal ibunya.

Sepasang kakak beradik bernama Peggy LaBossiere (51) dan Rachel Hilaire (40) diduga menawan gadis kecil itu, menjadikannya tumbal dalam  tradisi kepercayaan animisme yang berasal dari leluhur bangsa Afrika Barat.

Menurut keterangan pihak berwenang, kedua wanita itu berkilah bahwa mereka ingin menyingkirkan iblis yang ada di tubuh si bocah melalui ritual voodoo. Iblis tersebut konon membuat perilaku si anak menjadi nakal.

Beruntung, nyawa bocah yang tak boleh disebutkan namanya itu berhasil diselamatkan. Akibat ulah LaBossiere dan Hilaire, si anak menderita luka bakar serius di sekujur tubuhnya.

Dia pun terancam mengalami cacat permanen setelah diikat dan dibakar hidup-hidup di rumah kedua pelaku.

LaBossiere dan Hilaire juga mengancam akan memotong kepala saudara laki-laki si bocah yang berusia 8 tahun dengan sebuah golok, seperti diberitakan oleh The Independent, Minggu, 4 Februari 2018.

Anak lelaki itu bersaksi bahwa saudara perempuannya diikat dalam dua kali kesempatan, seperti kebanyakan ritual voodoo yang sangat dipengaruhi oleh tradisi-tradisi Afrika Tengah.

Saat itulah LaBossiere dan Hilaire mulai membakar wajah, menyayati lengan dan area collar atau tulang selangka (antara bahu dan dada) dengan benda seperti jarum, dan mengambil darahnya.

Gadis kecil itu menambahkan, dua wanita tersebut juga menuangkan sebuah zat menyengat ke matanya.

 

2 dari 2 halaman

Ibu Korban Terlibat?

Kedua pelaku yang berasal dari East Bridgewater ini membantah telah melakukan upaya pembunuhan terhadap gadis cilik tersebut, Brockton Enterprise melaporkan.

Mereka enggan mengakui kesalahan mereka terhadap kekacauan, penyerangan dan tuduhan lainnya.

Kedua wanita itu menyampaikan kepada polisi bahwa mereka hanya melaksanakan ritual "mandi suci" untuk keluarga teman lamanya.

Ritual ini mencakup pembacaan mantra, menggosokkan kemenyan, minyak kayu putih dan garam laut ke tubuh anak, serta membakar dupa. LaBossiere dan Hilaire mengklaim, anak-anak akan terbakar saat iblis meninggalkan tubuh mereka.

Polisi memberi keterangan bahwa ternyata, ibu dari korban mengenal salah satu dari dua pelaku pembakar anaknya. Sang ibu berprofesi sebagai penata rambut dan LaBossiere adalah pelanggan tetapnya.

Saat kasus ini diseret ke meja hijau di Brockton District Court atau Pengadilan Tinggi Brockton, LaBossiere justru melempar semua tuduhan itu ke ibu korban. Dia menyebut, tindakannya itu diminta langsung oleh si ibu karena anaknya dinilai bandel.

Meski demikian, orang tua anak tersebut belum dituntut dan hanya menjalani pemeriksaan kesehatan mental. Sedangkan kedua pelaku telah ditahan dan akan menjalani sidang kedua pada hari Rabu untuk menentukan hukuman.

Akibat perbuatan LaBossiere dan Hilaire, gadis malang itu menderita luka bakar tingkat tiga di wajahnya yang membuatnya cacat permanen, kata polisi.

Kini dia menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Massasuchets dan berada di bawah pengawasan dari otoritas kesejahteraan negara, bersama dengan saudara laki-lakinya.

Voodoo sendiri mengacu pada praktik keyakinan yang dikembangkan berabad-abad silam oleh orang-orang Afrika yang diperbudak di Karibia, terutama di Haiti, di mana lebih dikenal sebagai vodou.

Meski reputasi mengenai voodoo buruk, kebanyakan praktisi mengatakan bahwa keyakinan tersebut tidak berkaitan dengan kekerasan dan masyarakat telah salah paham tentang ini.

 

Simak video ritual mistis suku Afrika untuk anak kembar yang meninggal: