Sukses

Parah, Dosen dan Mahasiswa Selfie Bareng Kepala Jasad Manusia

Dosen dan mahasiswa dianggap melanggar aturan karena selfie saat praktikum di laboratorium.

Liputan6.com, Connecticut - Lulusan fakultas kedokteran gigi dan seorang profesor ternama dari University of Connecticut, Amerika Serikat, tersandung sebuah kasus pelanggaran kode etik kedokteran.

Ketika melakukan penelitian medis dalam lokakarya pelatihan di Yale University, mereka melakukan selfie atau swafoto dengan kepala yang terputus dari dua jenazah. Kejadian ini terjadi pada tahun lalu, tapi pihak Yale University baru mengetahuinya sekarang dan merasa terganggu dengan tindakan mereka.

Selfie diambil pada bulan Juni 2017 di Yale School of Medicine selama acara "DePuy Synthes Future Leaders Workshop", yang berfokus pada deformitas wajah terkait gigi.

Kini foto itu dengan cepat menyebar luas melalui pesan singkat.

Dua orang yang terlibat dalam kasus tersebut adalah asisten profesor dan direktur program ortodonsi di UConn Health, Dr. Flavio Uribe, dan seorang profesor tamu yang berkunjung ke Yale School of Medicine.

Gambar itu menampilkan Uribe dan beberapa mahasiswa pascasarjana yang melihat ke arah kamera ponsel -- secara sadar -- untuk ber-selfie bersama, sedangkan dua kepala jasad itu ada di atas meja, menghadap ke atas.

Baik mahasiswa dan Uribe sama-sama memakai masker bedah.

Merasa disalahartikan, Uribe mengatakan kepada The Associated Press (AP) bahwa ia sedang mengajari mahasiswanya cara menempatkan sekrup di kepala jenazah. Pada satu momen, seseorang mengambil foto.

"Sayang sekali, seseorang mengambil foto saat itu," kata Uribe, dilansir The Guardian, Senin, 5 Februari 2018.

 

2 dari 2 halaman

Aturan Simposium Diperketat

Pejabat di Yale dan UConn Health menyampaikan, kedua belah pihak telah mengambil langkah lebih lanjut agar memastikan hal memalukan itu tidak terjadi lagi.

Yale University menegaskan, mereka akan memperbaiki cara pengawasan pada setiap acara pelatihan semacam itu dan akan membuat penryataan tertulis untuk seluruh peserta pelatihan, tanpa terkecuali.

"UConn Health menyadari masalah ini dan mengambil langkah internal yang sesuai kode etik kedokteran," ujar juru bicara UConn Health, Christopher Hyers.

Sementara itu, juru bicara Yale University, Thomas Conroy, mengatakan bahwa School of Medicine menganggap serius permasalahan ini.

Menurutnya, di semua laboratorium sudah ada signage (simbol-simbol untuk mengkomunikasikan sebuah informasi kepada kelompok audiens tertentu) yang jelas-jelas melarang penggunaan ponsel dan fotografi.

Signage tersebut terpampang di setiap pintu masuk ruang praktikum.

Simposium itu, katanya lagi, bukanlah bagian dari program anatomi Yale, dan kepala dari dua jasad di foto itu bukanlah milik Yale University.

"Foto itu amat mengganggu dan menyimpang dari aturan, ini tidak bisa dimaafkan," tutur Conroy dalam sebuah pernyataan.

Belum diketahui darimana mereka mendapatkan kepala jasad itu, namun anggota fakultas yang terlibat dalam pelatihan telah dihubungi oleh Yale Unversity untuk dimintai pertanggungjawaban.