Liputan6.com, Washington DC - Presiden Donald Trump disebut berencana mengadakan sebuah parade militer Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat. Konon, hal itu dimaksudkan untuk memperkuat tekanan terhadap aktivitas militer Korea Utara yang kian agresif.
Dilansir dari laman Express.co.uk, Rabu (7/2/2018), beberapa laporan menyebut parade militer itu akan dibuat serupa dengan yang dilakukan pemerintahan Kim Jong-un, termasuk memamerkan beragam teknologi senjata terkini milik Negeri Paman Sam.
Latihan untuk rencana parade militer sudah mulai terlihat, di mana diperkirakan akan tampil 12 ribu pasukan, 110 peralatan artileri, mesin tank, dan kendaraan perang.
Advertisement
Baca Juga
Juru bicara Pentagon, Charlie Summers, mengonfirmasi bahwa rencana parade militer AS itu sejatinya telah dibahas sejak lama oleh Presiden Donald Trump, dan bukan karena ingin menandingi parade militer negara lain.
Menurut sebuah sumber, rencana parade militer AS telah disinggung petinggi Partai Republik ketika menghadiri perayaan Bastille Day, yang diselenggarakan Presiden Emmanuel Macron di Paris tahun lalu.
Meskipun begitu, pihak Gedung Putih mengatakan hal tersebut tengah dalam pembahasan, dan belum tentu akan disepakati dalam waktu dekat.
"Presiden sedang fokus meningkatkan kemampuan tugas militer untuk menjaga persatuan bangsa," jelas seorang sumber dari pihak Gedung Putih.
Terkait suksesnya penyelenggaraan Bastille Day di sepanjang Jalan Avenue des Champs-Elysees, Partai Republik disebut berkali-kali menyingung hal itu dalam ungkapan bangga.
Bahkan, Presiden Donald Trump pernah memuji langsung hal itu dalam sebuah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB, dua bulan setelahnya.
"Itu (Bastille Day) adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat," ujar Presiden AS ke-45 itu.
"Perayaan selama dua jam itu, saya kira, adalah sesuatu yang luar biasa bagi Prancis dan semangat demokrasi yang diusungnya," lanjut Donald Trump seraya menyebut keinginan untuk melakukan hal serupa.
Simak video tentang daftar kekuatan militer terbaik di dunia berikut:
Trump Ingin Perayaan Spektakuler
Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak Gedung Putih, namun beberapa laporan mengatakan bahwa Presiden Donald Trump ingin melakukan sebuah hal spektakuler di perayaan-perayaan pariotik AS.
Memorial Day pada 28 Mei atau Hari Kemerdekaan pada 4 Juli – diyakini oleh banyak pihak – akan dipilih sebagai tanggal pelaksanaan parade militer terkait.
Namun, salah seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Hari Veteran pada 11 November adalah waktu yang tepat, karena berdekatan dengan perayaan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.
Parade militer tersebut diyakini akan membuat marah Kim Jong-un, dan berujung pada meningkatnya tensi antardua negara.
Korea Utara baru-baru ini menyebut Donald Trump – dan barisan pendukungnya di Partai Republik – sebagai "perusak perdamaian" terkait keputusan Trump untuk melanjurkan latihan militer di Semenanjung Korea.
Kantor berita resmi pemerintah Korea Utara, KCNA, menyatakan, "Bahkan sebelum dimulainya Olimpiade Musim Dingin, ada kekhawatiran yang meningkat, di dalam negeri dan internasional, tentang situasi di Semenanjung Korea …. Seperti keputusan AS melanjutkan latihan militer setelah berakhirnya Olmpiade Musim Dingin mendatang."
Advertisement