Sukses

Dikritik Kim Jong-un, Korea Utara Produksi Bir Eksklusif

Korea Utara membuat bir 'eksklusif' dengan teknik brewing yang khusus. Seperti apa hasilnya?

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara telah meluncurkan bir baru yang dibuat dengan menggunakan teknik brewing penyeduhan "eksklusif".

Menurut surat kabar pemerintahan Rodong Sinmun, bir tersebut diproduksi oleh perusahaan brewing bir milik negara, Taedonggang Brewing Company, yang berbasis di Pyongyang.

Mereka mengklaim, teknik brewing 'eksklusif' yang diterapkan untuk memproduksi bir baru tersebut menggunakan gandum, bukan barley atau jenis biji-bijian rendah kalori.

Rasa dan baunya pun diakui lebih baik, ketimbang semua bir yang ada di seluruh penjuru Korea Utara. Taedonggang Brewing Company menambahkan, produk barunya mendapat ulasan positif dari warga.

Taedonggang telah mengembangkan bir tersebut setidaknya sejak tahun 2015, setelah mendapat kritik pedas dari Kim Jong-un.

Saat itu, Kim Jong-un mengetahui bahwa negaranya telah mengimpor bir dari Korea Selatan yang rasanya hambar, tabloid Chosun Ilbo Seoul melaporkan.

Tentu saja, media-media pemerintah berbondong-bondong mengangkat tema "bir baru" itu.

Banyak yang menyebutnya sebagai kemenangan dari rencana Pemimpin Tertinggi Korea Utara  itu untuk mengangkat standar hidup di negaranya.

Mereka juga mengatakan bahwa ini adalah hasil jerih payah "pertarungan tanpa henti" Kim Jong-un demi menghidupi rakyatnya.

Surat kabar Chosun Ilbo bahkan menyebut Kim Jong-un adalah pencinta bir. Laporan tersebut juga mengatakan bahwa sang diktaktor pernah mencoba mendirikan biergarten (tempat minum bir di area terbuka) bergaya Jerman di Pyongyang.

Namun, seperti yang dilaporkan oleh Korea Times, Taedonggang Brewing Company menolak permintaan tersebut.

 

2 dari 2 halaman

Festival Minum Bir dan Pramusaji Cantik

Bir baru yang namanya tak disebutkan itu berencana diluncurkan dalam Festival Bir Pyongyang pada bulan Juli 2017. Sayangnya, acara tersebut batal tanpa alasan pasti, menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Padahal, festival tersebut bisa menjadi "mesin pemintal" uang Korea Utara.

Para pecinta bir dari seluruh belahan Bumi rela menempuh ratusan bahkan ribuan kilometer untuk datang ke Korea Utara, menghamburkan uang mereka demi mencicipi segelas bir lokal tersebut.

Tak hanya itu, mereka juga penasaran dengan layanan yang diberikan oleh waitressess atau pramusaji berseragam pramugari. Kabarnya, mereka cantik dan seksi.