Liputan6.com, Darwin - Sepasang buaya raksasa yang dilaporkan telah memangsa hewan ternak di Stasiun Annburroo -- 100 kilometer dari Darwin -- berhasil ditangkap.
Dikutip dari laman News.com.au, Jumat (9/2/2018), dua ekor buaya itu begitu besar dan harus dipindahkan dengan alat bantu.
Petugas setempat menggunakan sebuah traktor untuk bisa memindahkan hewan ini.
Advertisement
Baca Juga
Hewan buas tersebut rupanya ditangkap oleh Roger Matthews dan Michael Phillips pemilik kontraktor penangkap buaya.
Matthews yang sudah melakukan aktivitas menangkap buaya sejak tahun 1988 mengatakan, buaya dengan panjang masing-masing 4,3 dan 4,45 meter ini bersembunyi di balik bendungan.
Dua buaya ini juga dinamai dengan sebutan Gobbo dan Croco. Untuk menangkap buaya, dua orang ini memerlukan alat bantu seperti tali.
Cara melumpuhkan keduanya dengan cara menutup mulut buaya agar tak memakan korban saat ditangkap. Saat mulut buaya sudah tertutup, barulah penangkap memberanikan diri untuk mengikat bagian kaki hewan itu.
"Ini adalah sebuah prosesdur. Dan menangkap buaya dalam ukuran besar ini memang sungguh menggerikan," ujar Matthews.
Dua buaya raksasa ini ditangkap sebab telah meresahkan banyak warga sekitar. Hewan buas ini juga merugikan warga karena memakan ternak.
Misteri Buaya Oranye Bermata Merah
Bicara soal buaya, maka ada kejadian yang sempat bikin heboh. Sebuah penampakan tidak biasa dari buaya yang mendiami Gua Abanda di Gabon, sebuah negara di tengah benua Afrika, bikin kaget para peneliti yang tengah mengeksplorasi kawasan tersebut.
Dilansir dari laman CNN, buaya asing itu berbalut kulit bersisik yang didominasi oleh warna oranye, dan sepasang mata merah menyala.
Olivier Testa, seorang ilmuwan yang terlibat di dalam penelitian terkait, mengaku sering melihat pemandangan aneh sekaligus unik dalam berbagai kegiatan ilmiahnya. Namun, bertemu buaya oranye dengan sepasang mata berwarna merah adalah pertama kali baginya.
Bersama dengan rekan peneliti lainnya, seorang ahli buaya bernama Matt Shirley, pertama kali mengunjungi lokasi terkait pada 2009, yakni setelah seorang arkeolog bernama Richard Oslisly melaporkan tentang penemuan sekumpulan buaya di dalam gua.
"Pertama kali mendengar laporan tentang keberadaan buaya di dalam gua, kami berusaha membujuknya keluar, dan terkejut karena mendapat penampakannya tidak biasa," ujar Testa yang mengaku telah lebih dari enam kali mengunjungi lokasi penelitiannya tersebut.
Sangat sedikit informasi yang membahas mengenai keberadaan buaya misterius itu. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Shirley memperkirakan bahwa hal itu sebagai kemungkinan evolusi berujung spesies baru.
Shirley menduga buaya berjenis kerdil itu bermutasi karena memiliki haplotype genetik yang berbeda dengan buaya serupa lainnya di benua Afrika.
Ia juga menambahkan bahwa anomali terkait membuktikan bahwa reptil -- dalam hal ini buaya -- mampu beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan gelap.
"Warna kulit yang lebih terang sangat mungkin bertujuan sebagai pantulan cahaya bagi buaya untuk bertahan hidup di dalam gua," jelas Shirley.
Advertisement