Liputan6.com, Jakarta - Menurut gagasan 'efek kupu-kupu (butterfly effect)', bahkan hal sepele pun bisa memiliki konsekuensi yang besar dan tak terduga.
Istilah tersebut pertama kali dipakai oleh Edward Norton Lorenz, ilmuwan cuaca dari MIT.
Dia menggunakan program komputer untuk mensimulasikan pola cuaca dengan selusin variabel dalam jangka waktu yang lama. Lorenz menemukan bahwa hanya pembulatan satu variabel dari 0,506127 sampai 0,506 sudah cukup untuk mengubah keseluruhan pola secara drastis.
Advertisement
Baca Juga
Ia kemudian merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brasil, secara teoritis dapat memicu tornado di Texas beberapa bulan kemudian.
Belakangan sejumlah peristiwa besar dalam sejarah juga dikaitkan dengan sejumlah peristiwa kecil yang mengawalinya.
Misalnya, pengemudi mobil yang salah belok memicu Perang Dunia I. Gara-garanya, hal itu memicu kematian Putra Mahkota Austria-Hungaria, Franz Ferdinand. Suara tembakan yang menghabisi sang pangeran menjadi genderang perang global.
Tak hanya itu saja, seperti dikutip dari Listverse, Sabtu (10/2/2018), berikut 5 hal sepele yang bisa mengubah sejarah dunia:
1. Kantung Sampah
Pada 2003, komplotan bandit merampok World Diamond Center (AWDC). Mereka menjarah berlian, emas, dan perhiasan senilai US$ 100 juta.
Media massa kala itu menjuluki kasus itu sebagai 'pencurian abad ini'.
Sebab, para pelaku berhasil masuk ke ruang penyimpanan yang dilindungi fitur keamanan berlapis 10, termasuk radar Doppler, detektor panas, dan sensor seismik. Polisi pun tak bisa mengendus keberadaan mereka.
Tak disangka, kejahatan mereka terbongkar gara-gara hal sepele: sampah.
Suatu hari, August Van Camp berjalan-jalan bersama dua musang peliharaan di hutan kecil miliknya.
Karena lahan itu dekat dengan jalan raya, banyak orang membuang sampahnya sembarangan, melemparnya ke tanah milik pria sepuh itu.
Sehari setelah pencurian di AWDC, ia menemukan sekantung sampah di propertinya. Seperti biasa, Van Camp melaporkannya ke polisi. Itu bukan kejadian pertama.
Kepada aparat, ia merinci isi kantung tersebut. Ada kaset video, sandwich atau roti tumpuk isi salami yang baru setengah digigit, dan amplop kosong dengan tulisan 'Antwerp Diamond Center'. Yang terakhir menarik perhatian polisi.
Di antara sampah itu juga ada potongan kertas robek yang, ketika dirakit, mengungkapkan faktur untuk sistem pengawasan video yang ditagih kepada Leonardo Notarbartolo. DNA yang ditemukan di sandwich juga mengarah padanya.
Notarbartolo adalah pentolan geng yang diketahui sebagai School of Turin. Ia kemudian divonis 10 tahun. Meski ada bukti yang mengarah pada pelaku lain, Notarbartolo memilih tutup mulut.
Â
2. Kunci Titanic
David Blair adalah seorang kelasi kapal dagang yang pada 1912 ditunjuk perusahaan pelayaran White Star Line sebagai perwira kedua Titanic. Ia berpartisipasi dalam uji coba pelayaran kapal paling mewah pada masanya itu.
Beberapa hari sebelum pelayaran, Blair digantikan pelaut yang lebih senior, Henry Wilde.
Tergesa-gesa pergi, Blair secara tak sengaja membawa kunci loker menara pengawas kapal. Di dalamnya ada teropong, yang jika digunakan, mungkin akan mencegah tragedi Titanic yang menewaskan 1.500 orang.
Sejumlah orang menduga, kunci yang hilang itu akan mengubah jalannya sejarah pada hari itu. Namun, tak semua orang yakin.
Sebab, jika memang teropong adalah benda yang vital, awak kapal bisa merusak loker tersebut atau mencari teropong lain.
Apalagi, ada banyak teori tentang akhir nahas Titanic. Meski begitu, banyak orang masih melihat nilai historis kunci tersebut. Benda itu terjual dalam pelelangan tahun 2010 seharga US$ 137 ribu.
Advertisement
3. Mendung di Atas Jepang
Pada 9 Agustus 1945, sebuah pesawat bomber B-29 yang dijuluki Bockstar berangkat dari pangkalan North Field di Pulau Tinian.
Pesawat itu membawa salah satu muatan paling mematikan dalam sejarah: bom atom Fat Man.
Sejarah mencatat, bom berkuatan nuklir itu dijatuhkan ke Kota Nagasaki yang memicu kematian massal dan penderitan tak terperi bagi korbannya.
Faktanya, ada sejumlah kota yang awalnya dijadikan sasaran. Salah satunya Kyoto. Namun, kota itu selamat atas desakan Perang Henry Stimson, Menteri Perang yang berbulan madu di sana.
Target lainnya adalah Kokura, di mana sejumlah pabrik amunisi besar berada.
Dalam perjalanan menuju Kokura, Bockscar direncanakan bertemu dengan dua pesawat lain, Great Artiste dan Big Stink.
Namun, pesawat terakhir tak kunjung muncul. Sekitar 50 menit menanti, dua jet tempur lain akhirnya beranjak.
Kala itu, visibilitas atau jarak pandang di atas Kokura memburuk akibat awan tebal alias mendung.
Sejumlah versi resmi mengatakan bahwa cuaca di sana memburuk. Sementara yang lain mengklaim, asap yang menyelimuti Kokura sebenarnya berasal dari pemboman di Yawata, kota di dekatnya, pada hari sebelumnya.
Versi ketiga menyebut, visibilitas dikaburkan dengan uap yang sengaja dibuat untuk menghalangi pesawat bomber Amerika.
Apapun asal-usulnya, awan tersebut mencegah awak yang berada di Bockscar melakukan tugasnya sesuai instruksi.
Dengan bahan bakar yang berkurang drastis, mereka mengarah ke target alternatif: Nagasaki.
4. Sobekan Lakban
Sampai hari ini, Watergate tetap menjadi salah satu skandal politik terbesar dalam sejarah AS. kasus itu menggulingkan pemerintahan Presiden Richard Nixon dan berujung pada dakwaan kepada 69 orang lainnya.
Karut-marut kala itu bermula dari potongan lakban. Pada 17 Juni 1972, seorang petugas keamanan Frank Wills sedang menjalankan tugasnya, berpatroli di Watergate Office Building.
Pada patroli pertama, pria 24 tahun itu menjumpai potongan lakban di sebuah pintu di ruang bawah tanah, ditempelkan di atas baut, tujuannya agar grendel tak terkunci.
Awalnya, ia menduga seorang pekerja menggunakannya agar lebih mudah keluar masuk dari pintu itu. Petugas itu pun kemudian melepasnya.
Namun, saat kembali berpatroli setengah jam kemudian, ia menemukan lakban baru tertempel di tempat yang sama.
Kali itu, ia menelepon polisi. Aparat yang memeriksa lokasi tersebut menemukan lima pencuri di markas Komite Nasional Demokrat (Democratic National Committee).
Penyelidikan yang dilakukan kemudian akhirnya menghubungkan Nixon dengan konspirasi tersebut dan menyebabkan pengunduran dirinya.
Bagaimana nasib Frank Wills? Ia akhirnya mundur setelah tak mendapatkan kenaikan gaji. Pengungkapan Watergate tak bikin petugas itu memperoleh banyak keuntungan, selain bermain sebagai dirinya sendiri dalam film All the President’s Men pada 1976.
Advertisement
5. Pemadaman Listrik di New York
Muncul mitos populer yang menyebut bahwa pemadaman di Wilayah Timur Laut AS pada 1965, yang mempengaruhi 30 juta orang, menyebabkan lonjakan angka kelahiran yang meningkat sembilan bulan kemudian.
Sementara itu, banyak yang mengaitkan pemadaman tahun 1977 di New York dengan kepopuleran hip-hop.
Pada tanggal 13 Juli 1977, sebagian besar Kota New York dan sekitarnya terkena dampak pemadaman listrik. Itu terjadi pada saat kota berjuluk Big Apple itu terkena dampak krisis fiskal, mengalami gelombang panas yang parah, dan berada di bawah ancaman David Berkowitz, alias Son of Sam -- pembunuh berantai.Â
Ketegangan pun meningkat. Sebanyak 31 permukiman menjadi korban penjarahan dan vandalisme.
Di antara para penjarah, ada banyak DJ dan 'b-boys' yang melihat pemadaman listrik sebagai kesempatan emas untuk "memperoleh" peralatan pengolah suara baru.Â
Pada saat itu, hip-hop sebenarnya sudah ada selama beberapa tahun. Namun, perkembangannya terbatas, masih terbatas di komunitas kecil. Setelah pemadaman listrik, muncul 'seribu DJ baru'.Â
Salah satunya, pelopor hip-hop Grandmaster Caz, yang mengaku mencuri mixer malam itu.