Sukses

Donald Trump: Permukiman Israel Buat Upaya Perdamaian dengan Palestina Jadi Rumit

Donald Trump mendesak Israel untuk mengurus isu permukiman karena ia anggap hal tersebut membuat upaya perdamaian Israel dan Palestina menjadi rumit.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut permukiman Israel membuat upaya perdamaian dengan Palestina menjadi membingungkan. Ia juga mendesak Israel untuk mengurus isu tersebut.

Hal tersebut disampaikan Trump dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel, Yisrael Hayom.

Kepada surat kabar konservatif itu, Trump mengatakan bahwa dirinya tak meyakini bahwa Palestina dan Israel telah siap untuk berdamai.

"Kita akan lihat apa yang akan terjadi. Saat ini Palestina tak terlalu tertarik untuk memulai upaya damai. Soal Israel, saya tidak yakin bahwa mereka juga tertarik untuk berdamai sehingga kita hanya perlu menunggu dan melihat apa yang terjadi," ujar Trump kepada Pemimpin Redaksi Yisrael Hayom, Boaz Bismouth, seperti dikutip dari BBC, Senin (12/2/2018).

Donald Trump juga menyinggung soal permukiman Israel saat ditanya mengenai upaya perdamaian.

"Kami akan membahas soal permukiman. Permukiman adalah hal yang sangat membingungkan dan selalu membuat upaya perdamaian menjadi rumit. Jadi saya pikir Israel harus hat-hati soal permukiman," ujar suami Melania Trump itu.

Lebih dari 600 ribu warga Yahudi tinggal di 140 permukiman yang dibangun sejak Israel mengokupasi Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak 1967. Permukiman itu dinilai ilegal berasarkan hukum internasional.

Dalam wawancara tersebut, Trump mengatakan bahwa mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel menjadi perhatian dalam tahun pertama pemerintahannya.

"Saya rasa Yerusalem menjadi poin besar dan saya pikir itu menjadi titik yang sangat penting," kata Donald Trump.

"Menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota merupakan hal yang sangat penting bagi banyak orang. Itu merupakan janji terpenting yang saya buat dan saya harus memenuhi janji," Trump menambahkan. 

2 dari 3 halaman

Trump Ancam Hentikan Bantuan ke Palestina

Sebelumnya, keputusan Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel mendapat kecaman luas. Hal tersebut pun membuat Palestina geram.

Namun tak sampai di sana, Trump membuat Palestina makin meradang. Ia mengancam akan menghentikan bantuan ke Palestina.

Dalam akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump, ia mengatakan, AS tak mendapatkan apresiasi dan penghormatan, sebagai balasan atas bantuan yang dikucurkan negaranya.

"Bukan hanya Pakistan, di mana kita kucurkan miliaran dolar, tapi tak mendapatkan apa pun," twit Donald Trump pada awal Januari.

"Sebagai contohnya, kita mengeluarkan uang untuk Palestina ratusan juta dolar tiap tahunnya. Tapi kita tak mendapatkan apresiasi atau penghormatan. Mereka bahkan tidak ingin menegosiasikan perjanjian damai yang telah lama tertunda dengan Israel," kata Trump.

3 dari 3 halaman

Presiden Palestina: Saya Tak Terima Semua Rencana Perdamaian AS

Pada akhir Desember 2017, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa dirinya tak akan menerima rencana apa pun dari Amerika Serikat dalam proses perdamaian dengan Israel.

Pemimpin Palestina itu juga menolak sebuah kerangka kerja baru AS untuk perdamaian. Rencana yang ditolak bahkan sebelum diluncurkan itu disusun oleh utusan Timur Tengah Donald Trump, Jared Kushner.

"Amerika Serikat telah terbukti menjadi mediator yang tidak jujur dalam proses perdamaian dan kami tidak akan lagi menerima rencana apa pun dari Amerika Serikat," ujar Abbas dalam sebuah konferensi pers di Paris.

Washington dalam beberapa bulan terakhir telah menyusun rencana perdamaian Israel - Palestina terbaru, meski belum membocorkan rincian apa pun.

Dimuat BBC, rencana itu dilaporkan telah dirancang selama berbulan-bulan dan diperkirakan akan dirilis pada awal 2018.