Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Iran di Indonesia menyelenggarakan perayaan Ulang Tahun ke-39 Revolusi Islam Iran dan Hari Nasional Republik Islam Iran di Jakarta, Senin 12 Februari 2018.
Perhelatan itu dibuka secara resmi oleh Duta Besar Iran untuk Indonesia Valiollah Mohammadi dan dihadiri oleh perwakilan Kementerian Kabinet Kerja RI, Anggota DPR-RI, pejabat tinggi negara serta perwakilan diplomatik negara sahabat Iran di Indonesia.
Tiga puluh sembilan tahun usai revolusi penggulinngan Dinasti Pahlavi yang penuh gejolak politik dan termasuk yang paling disorot oleh dunia pada saat itu, Mohammadi menyatakan bahwa Iran telah tumbuh dan berhasil mencapai beragam pencapaian.
Advertisement
Baca Juga
"Revolusi Islam berhasil membuka babak baru ... mewujudkan tekad nasional dengan mendirikan sebuah republik yang terus berkembang,"Â kata Mohammadi dalam pidato pembukaan di Jakarta, 12 Februari 2018.
"Pencapaian penting Republik Islam Iran mencakup kemerdekaan politik dan pendirian demokrasi, pemberian hak politik kepada warga negara, serta pertumbuhan ilmiah dan ekonomi -- yang ditunjukkan dengan posisi Iran di peringkat ke-18 sebagai negara dengan ekonomi paling efektif di dunia dalam indeks ekonomi global."
Mohammadi juga menjelaskan, pada usia revolusi yang ke-39 tahun, langkah Iran untuk terus berkomitmen pada Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau Kesepakatan Nuklir Iran merupakan 'contoh penegasan Iran untuk berinteraksi dengan komunitas internasional dan berdiplomasi multilateral, yang bahkan dapat berfungsi sebagai model untuk menyelesaikan krisis internasional lainnya' -- dalam hal ini, terkait isu nuklir.
"Iran menganggap bahwa kepatuhan terhadap JCPOA sebagai suatu keharusan untuk mencapai kepentingan dan keamanan masyarakat internasional, serta memastikan pemenuhan komitmen internasional ... Terkait hal itu, verifikasi kesekian kalinya oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menjadi konfirmasi hukum yang tak terbantahkan sejauh ini."
Selain itu, dalam pidatonya, Mohammadi menjelaskan bahwa Negeri Para Mullah berkomitmen untuk 'membasmi terorisme' di berbagai kawasan melalui 'tindakan kolektif serta kolaborasi yang serius dan komprehensif'.
Dalam kesempatan yang sama, sang duta besar juga mengatakan bahwa sebagai negara Islam, Iran selalu 'menentang ketidakadilan yang dibebankan kepada orang-orang Palestina ... serta pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang pada dasarnya bertentangan dengan konsensus global dan muslim'.
Memasuki 68 Tahun Hubungan RI - Iran
Dalam kesempatan itu, Dubes Iran Valiollah Mohammadi juga mengatakan bahwa, hubungan Iran - Indonesia yang memasuki usia ke-68 tahun pada 2018 ini, "selalu berlangsung damai dan telah mengalami perkembangan besar."
Kepala negara Indonesia dan Iran telah silih berganti melakukan kunjungan kenegaraan pada tiga tahun terakhir, diawali dengan lawatan Presiden Hassan Rouhani ke Jakarta pada April 2015 dan disusul Presiden Joko Widodo yang menyambangi Teheran pada Desember 2016.
Kedua negara juga sepakat dengan berbagai kerja sama ekonomi. Iran telah menyatakan keseriusannya untuk membantu proyek pembangunan pembangkit listrik di Indonesia. Sementara RI telah memulai langkah baru untuk melakukan investasi minyak di Negeri Para Mullah.
Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara yang hadir dalam kesempatan itu turut menyatakan bahwa Indonesia dan Iran perlu untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang energi dan energi terbarukan, termasuk mengatasi sejumlah hambatan bilateral ekonomi yang masih menghadang, seperi tarif ekspor Indonesia ke Iran.
Advertisement