Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Minta Pemberontak Wanita Ditembak di Vagina, Rodrigo Duterte Dikecam

Lagi-lagi Presiden Filipina Rodrigo Duterte memicu kontroversi dengan candaannya.

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte lagi-lagi memicu kontroversi. Ia dikecam gara-gara memerintahkan tentara untuk menembak pemberontak wanita komunis. Tepat di vagina mereka.

Seperti diberitakan Asia One yang dikutip Selasa (13/2/2018), pernyataan 'shoot in the vagina' tersebut dilontarkan dalam acara makan malambersama 217 eks pemberontak komunis di Istana Malacanang, pada Rabu 7 Februari malam. Meski kontroversial, ucapan itu memicu tawa dari hadirin.

Menurut laporan Inquirer, Rodrigo Duterte memang terdengar berulang kali menyebutkan kata "bisong" yang diterjemahkan sebagai "vagina".

Pernyataan Presiden Duterte menuai kritik darisejumlah tokoh dan netizen di media sosial. Salah satunya adalah musisi dan aktivis Jim Paredes yang mengecam pernyataan Orang Nomor Satu di Filipina itu.

"Anda tidak memiliki rasa malu. Anda tidak menghormati wanita. Hei, Anda memiliki seorang ibu, istri, saudara perempuan dan anak perempuan - mereka adalah wanita!" posting Paredes di media sosial. 

Komentar pun ramai mengikuti postingan tersebut. Netizen bertanya-tanya orang macam apa yang menertawakan ucapan Rodrigo Duterte.

"Orang macam apa yang tertawa saat Duterte mengatakan bahwa tentara harus menembak wanita pemberontak di vagina?," kritik salah satu netizen.

"Bagaimana mungkin tidak ada senator, bahkan anggota dewan kongres dan wanita yang menentang pidato kasar ini?," komentar lainnya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Candaan Kontroversial

Sebelumnya, candaan kontroversial juga pernah disampaikan oleh Rodrigo Duterte. Presiden Filipina itu mengambil topik darurat militer yang ia terapkan di seluruh Pulau Mindanao.

Menurutnya, pasti akan ada tuduhan yang dialamatkan kepada militer Filipina terkait operasi militer di Mindanao. Termasuk soal pemerkosaan.

Duterte lantas mengeluarkan candaan, jika ada pasukan yang memperkosa tiga orang perempuan maka ia secara pribadi akan bertanggungjawab atas hal itu.

"Untuk konsekuensi darurat militer tersebut, aku sendiri yang akan bertanggungjawab, lakukan saja pekerjaan, sisanya aku yang kerjakan," ucap Duterte, seperti dikutip dari The Guardian, 27 Mei 2017.

"Aku akan memenjarakan kalian (jika terjadi pelanggaran), tapi jika kalian 'memerkosa' tiga orang, aku yang akan bertanggung jawab," sambung dia.

Setelah melontarkan kalimat tersebut Duterte langsung menyatakan, kalau hal itu hanya sebuah candaan. Ditegaskannya, tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun dalam operasi militer di Mindanao.

Bukan pertama kali Duterte bercanda soal perkosaan. Saat kampanye presiden lalu, leluconnya soal masalah tersebut membuat marah publik Filipina.

Saat itu, Duterte menyebut peristiwa 1989 ketika seorang misionaris Australia terbunuh dalam kerusuhan di sebuah penjara, para narapidana' boleh saja' memperkosanya.

Duterte mengatakan, hal ini karena korban berparas cantik. Dia pun mengaku, sebenarnya ingin ikut dalam kerusuhan dan berada di garis depan.

Sesaat setelah mengetahui publik Filipina marah, Duterte meminta maaf. Ia mengatakan, pernyataannya itu tidak bermaksud melecehkan wanita atau korban perkosaan.

Â