Sukses

Ancaman Bui untuk Gadis Palestina yang Tampar Tentara Israel

Ahed Tamimi, seorang remaja Palestina yang viral akibat video ulahnya menampar seorang tentara Israel, menjalani sidang.

Liputan6.com, Ramallah - Gadis remaja asal Palestina yang viral akibat menampar seorang tentara Israel, diadili di sebuah pengadilan militer negeri zionis. Ahed Tamimi, namanya, dikenai dakwaan atas 12 pelanggaran, termasuk menyerang pasukan keamanan dan menghasut kekerasan.

Seperti dikutip dari BBC, Selasa (13/2/2018), Ahed Tamimi terancam menghadapi hukuman penjara yang panjang jika terbukti bersalah.

Bagi orang-orang Palestina, Ahed Tamimi adalah simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel. Kendati demikian, banyak orang Israel menganggapnya sebagai pembuat onar yang mencari publisitas.

Organisasi HAM, Amnesty International, telah menyerukan pembebasan Ahed Tamimi, menuduh Israel melakukan perlakuan diskriminatif terhadap anak-anak Palestina.

Dua tahun yang lalu, Ahed Tamimi terlihat dalam video viral saat menggigit tangan seorang tentara Israel yang menahan adiknya karena dicurigai melempar batu.

Dia dipuji karena tindakannya saat itu. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan memujinya dan menyebutnya pemberani.

Video Viral

Ahed Tamimi, yang berusia 16 tahun direkam oleh ibunya, Nariman saat meneriaki dan mendorong dua tentara di jalan masuk rumah keluarganya di Nabi Saleh, Tepi Barat. Saat itu militer Israel tengah menduduki wilayah tersebut pada 15 Desember 2017.

Rekaman insiden itu kemudian beredar di halaman Facebook Nariman Tamimi. Video tersebut lalu dianggap sebagai konfrontasi dan menjadi viral.

Dalam rekaman itu terlihat dia menendang satu tentara dan menampar wajah, dan mengancam akan memukul yang lain.

Ahed Tamimi ditangkap dalam sebuah serangan pada malam hari. Ibunya juga dituduh melakukan hasutan di media sosial dan penyerangan.

Sementara sepupunya, Nour, yang ikut dalam insiden tersebut, dituduh melakukan penyerangan.

Kasus tersebut memicu pandangan yang sangat bertentangan antara orang Israel dan Palestina.

Setelah kejadian tersebut, Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett mengatakan bahwa Ahed dan Nour Tamimi pantas "menyelesaikan hidup mereka di penjara".

Banyak orang Israel mengatakan Ahed Tamimi telah lama dieksploitasi oleh keluarganya. Keduanya disebut-sebut sebagai "alat" untuk memprovokasi tentara Israel.

2 dari 2 halaman

Ikon Perlawanan

Ahed Tamimi pertama kali tampil di depan publik saat berusia 11 tahun, dia muncul dalam sebuah video saat mengancam untuk memukul tentara Israel.

Bagi orang-orang Palestina, Ahed Tamimi merupakan ikon nasional atas tindakannya yang berani menghadapi tentara bersenjata di tanah yang diduduki militer Israel.

Wajahnya muncul di mural dan poster jalanan, sementara sebuah petisi online yang diselenggarakan oleh ayahnya yang meminta pembebasannya sudah mengumpulkan tanda tangan sebanyak 1,7 juta.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan kasus Ahed Tamimi menyoroti apa yang mereka katakan sebagai perlakuan kasar Israel terhadap anak-anak di Palestina.

Menurut Israel Defense Forces, sekitar 1.400 anak di bawah umur Palestina telah diadili di pengadilan militer remaja khusus selama tiga tahun terakhir.

Kelompok hak-hak sipil sangat kritis terhadap sistem Israel, dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki perlindungan mendasar dan tidak menjamin pengadilan yang adil.

Saksikan video Ahed Tamimi berikut ini: