Sukses

7 Ramalan dari Pria yang Mengaku Penjelajah Waktu dari Tahun 2030

Noah mengaku sebagai penjelajah waktu dari tahun 2030. Ia mengungkapkan apa yang akan terjadi di masa depan, termasuk soal Donald Trump.

Liputan6.com, Washington, DC - Pria ini mengaku sebagai penjelajah waktu (time traveller) dari tahun 2030. Noah, namanya, mulai mencuri perhatian November tahun lalu, saat sebuah video yang memuat pengakuannya viral di dunia maya.

Dalam video tersebut, ia tampak terguncang, labil. "Aku ingin membuatnya jadi jelas...Tujuanku adalah untuk membuktikan pada kalian semua bahwa penjelajah waktu adalah nyata," kata dia, dalam Bahasa Inggris dengan aksen Amerika yang tak biasa, seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (14/2/2018).

"Faktanya adalah diriku sendiri. Aku seorang penjelajah waktu."

 

Belakangan, Noah kembali muncul. Kali ini ia menyampaikan sejumlah prediksi atau ramalan masa depan. Agar lebih menyakinkan, pernyataannya diuji dengan alat detektor kebohongan atau lie detector.

Wawancara dalam video diawali dengan pertanyaan, "Apakah kau memang berasal dari tahun 2030?"

Noah menjawab, ya. Dan perangkat uji kebohongan mengeluarkan kata 'true' alias benar.

Dalam rekaman yang diunggah dalam situs berbagi video, wajah dan suara Noah disamarkan, agar orang tak mengenalinya. Pria yang mengaku sebagai penjelajah waktu itu khawatir berat, ia bakal 'dibunuh'.

Apa saja ramalannya sang 'penjelajah waktu'? Ini 7 di antaranya:

 

2 dari 3 halaman

7 Ramalan Sang 'Penjelajah Waktu'

1. Noah memprediksi Donald Trump akan memenangkan masa jabatan kedua di Gedung Putih. Ketepatan ramalannya akan diuji dalam dua tahun mendatang. Pilpres Amerika Serikat dijadwalkan pada 3 November 2020.

2. Pria itu juga memprediksi pemimpin AS masa depan, sosok yang akan jadi presiden Negeri Paman Sam pada 2030 adalah seseorang bernama 'Ilana Remikee'. Siapa dia?

3. Ia mengklaim, manusia akan mencapai Mars pada 2028. Pada tahun yang sama, kata dia, penjelajahan waktu akan ditemukan.

4. Tahun 2028 akan menjadi momentum bagi organisasi swasta mengaku pada dunia bahwa perjalanan waktu adalah nyata. Menurut Noah, sejatinya mereka telah mengetahui tentang hal itu sejak tahun 2003.

5. Mobil listrik dan kendaraan swa-kemudi (self-driving) akan mengalami kemajuan secara drastis. Sementara, virtual reality dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan marak dalam empat tahun mendatang.

6. Google Glass akan 'menguasai dunia'. Setiap orang akan menggunakannya untuk membenamkan diri mereka dalam teknologi virtual reality.

7. Energi terbarukan makin digunakan secara luas.

Noah mengklaim, ia punya bukti sahih bahwa ramalannya adalah hal yang benar. Namun, pria itu mengaku tak bisa mengungkapkannya. Alasannya, takut memicu paradoks.

3 dari 3 halaman

Fiksi Atau Masuk Akal?

Ia menambahkan, misinya adalah untuk menyampaikan pada manusia saat ini soal kebenaran yang belum terungkap. Meski, konon ia mempertaruhkan nyawanya untuk melakukan perjalanan ke masa lalu.

Noah mengaku, usianya yang sesungguhnya adalah 50 tahun. Namun, ia telah meminum obat pembalik usia, sehingga umurnya kembali ke 25 tahun.

Pria itu juga mengatakan, ia seharusnya berada pada tahun 2021, sebelum akhirnya terjebak pada masa kini. Pengakuannya yang lain, ia menderita depresi dan anoreksia

Karena teorinya yang aneh, banyak orang skeptis dengan pengakuan Noah. Sejumlah pihak menilainya 'tak waras'. Apalagi, apa yang ia ramalkan tidak sulit ditebak.

Namun, apakah penjelajah waktu itu sekedar fiksi?

Ide penjelahan waktu kali pertama dipopulerkan oleh HG Wells pada 1885. Gagasan itu kemudian menjadi tema yang kerap diangkat dalam cerita fiksi sains atau dikenal dengan istilah sci-fi.

Namun nyatanya, hal tersebut kemungkinan dapat terwujud, dari apa yang dibayangkan manusia.

Seorang fisikawan telah mencipatkan sebuah model matematika yang mengungkap bahwa penjelajahan waktu bisa dilakukan.

Sayangnya, para ahli belum menemukan material yang cocok untuk membuat mesin waktu menjadi nyata.

"Orang-orang berpikir bahwa penjelajah waktu adalah hal fiksi," ujar seorang pengajar matematika dan fisika di kampus Okanagan, University of British Columbia, Ben Tippett.

"Dan kita cenderung berpikir bahwa hal itu tak mungkin terjadi karena kita tak bisa melakukannya. Namun secara matematika, hal itu bukan mustahil," imbuh Tippett.

Saksikan juga video menarik berikut ini: