Liputan6.com, Perth - Day Zero, di mana keran tak lagi mengalir air di Cape Town, Afrika Selatan tinggal hitungan hari, tepatnya akan jatuh pada 12 April nanti.
Cape Town sejatinya tidak benar-benar akan kehabisan pasokan sumber daya air. Namun, cadangan air mereka di bendungan kemungkinan besar hanya akan tersisa 10 persen.
Kekeringan yang melanda kawasan tersebut sejak tiga tahun lalu, membuat otoritas setempat terpaksa mendesak 4 juta warganya menggunakan air tidak lebih dari 87 liter per hari.
Advertisement
Namun, baru-baru ini, warga Cape Town boleh sedikit bernafas lega. Pasalnya, gerimis baru saja membasahi kota itu. Meski hanya beberapa milimeter, warga kota itu berharap, kekeringan panjang akan berakhir, sedikit demi sedikit.
Meski begitu, ribuan kilometer dari Cape Town, ada sejumlah penduduk yang juga khawatir akan mengalami kekeringan parah seperti ibu kota Afrika Selatan itu. Mereka adalah penduduk kota Perth dan Adelaide, Australia.
Baca Juga
Oase hijau yang terisolasi ini berada di pinggiran benua terkering di dunia sedang berjuang untuk bisa menyediakan air tawar. Demikian kata Dr. Ian Wright, seorang ilmuwan lingkungan di Western Sydney University yang dulunya bekerja di industri air, mengatakan kepada News.com.au, seperti dikutip oleh Liputan6.com pada Minggu (18/2/2018).
Ketika sampai pada persediaan future-proofing weather, "tidak ada yang memberi tahu kapan hujan memberikan curah hujan yang cukup, yang membuat dua kota di Australia ini jelas tak siap," kata Dr Wright.
"Hal yang luar biasa tentang Perth adalah, kota ini telah menjadi sangat kering dalam 50 tahun terakhir. Arus yang menuju bendungan sekarang antara 90 dan 98 persen lebih rendah dari tahun-tahun menjelang 1974."
Bendungan Perth saat ini hanya 36,6 persen penuh, dibandingkan dengan 78 persen di Sydney, 81 persen di Hobart dan 100 persen di Darwin.
"Perth setengah ukuran Cape Town namun telah mengalami peningkatan tekanan air dan populasinya berlipat ganda, ini adalah bencana yang sempurna."
"Banyak keputusan telah dibuat untuk meningkatkan populasi tanpa menanyakan apakah pasokan air dapat terjaga."
Selain Perth dan Adelaide, Dr Wright mengatakan, Central Coast, Goulburn dan Broken Hill, di New South Wales merupakan tiga kota yang populasinya berkembang namun hanya memiliki sedikit air.
Clare Lugar, juru bicara Water Corporation, yang memasok air bagi dua juta orang Australia Barat, mengatakan bahwa perubahan iklim dan pengurangan curah hujan merupakan tantangan besar.
"Pada tahun 2015, bendungan Perth menerima tingkat arus terendah sejak catatan dimulai pada tahun 1911 dengan hanya 11,4 miliar liter air. Tahun lalu ada peningkatan, yakni memasok sekitar 283 miliar liter air ke manusia setiap tahunnya."
Penduduk Perth rata-rata menggunakan 127.000 liter air, konsumsi tertinggi di ibu kota manapun.
Gara-Gara Gaya Hidup?
Gaya hidup penduduk kota sebagian besar dianggap berperan dalam mengurangi air bersih.
Jumlah kolam renang meningkat, dan tak ada hukum yang mengatur membuat kebun mewah yang membutuhkan air banyak membuat konsumsi air meningkat.
Perth juga memasok sejumlah besar air melalui pipa sepanjang 600 km ke kota pedalaman Kalgoorlie.
Meski demikian, banyak warga Perth yang kini mulai sadar akan pentingnya air bersih.
Tinggal di daerah yang panas menyebabkan penggunaan air yang lebih tinggi dan penduduk Perth dianggap yang paling sadar air di Australia. Mereka kini lebih sering menggunakan air daur ulang untuk menyirami kebun mereka dan memilih tanaman asli yang tak memerlukan air banyak dibanding tanaman impor.
Sebenarnya, hampir semua pusat populasi Australia memiliki masalah presipitasi atau jumlah curah hujan. Adelaide merasakan kekurangan air dan menggantungkan kebutuhan air bersih dari Sungai Murray yang semakin berkurang.
"Di Australia, kami menyimpan sejumlah besar air dan itu benar-benar tidak biasa. Di Eropa atau Amerika Utara mereka memiliki sungai besar yang airnya bisa mereka ambil sebanyak mungkin dari yang mereka butuhkan. Tapi, terutama di selatan, warga Australia tidak memiliki konsistensi air, dan disitulah kebanyakan mereka tinggal," kata Dr Wright
Di pesisir timur Australia, masalah air dipecahkan dengan cara mengumpulkan curah hujan di bendungan yang besar. Bendungan Wivenhoe Brisbane, misalnya, berkali-kali lebih besar dari semua bendungan Perth.
Tapi, dengan curah hujan yang lebih sedikit, tidak mungkin bendungan besar di Perth akan terisi.
Artinya, Perth harus mencari sumber air yang lebih beragam daripada yang berasal dari langit.
Advertisement
Dari Mana Mencari Air?
Sebagian besar air Perth berasal dari akuifer bawah tanah dan dari dua pabrik desalinasi besar dan mahal, yang menyediakan sepertiga airnya bagi kota itu.
Kedua sumber memiliki kelemahan. Air tanah dapat rentan terhadap peningkatan kadar nitrat yang dapat menyebabkan penyakit pada anak kecil dan, seperti halnya bendungan, juga mengering jika tidak diisi ulang.
Sementara itu, Dr Wright mengatakan pabrik desalinasi "menggunakan energi luar biasa". Yang lain mengatakan bahwa pabrik desalinasi memiliki isu terhadap lingkungan.
Pada tahun 2060, Water Corporation ingin Perth menggunakan 25 persen air lebih sedikit, mendaur ulang 60 persen lebih banyak air limbah dan menemukan sumber baru.
"Upaya penghematan air di Perth membantu menghemat sekitar 130 miliar liter air pada tahun 2015-16 - itu lebih daripada yang dihasilkan oleh pabrik desalinasi terbesar di Western Australia yang diproduksi dalam setahun," kata juru bicara Water Corporation, Clare Lugar
Tapi pabrik desalinasi atau daur ulang air tidak terpakai dan tidak dibutuhkan di ibu kota pantai timur. Membiarkan mereka terus bekerja dengan biaya besar -500 juta dolar Australia per tahun atau 100 dolar per pembayar pajak - menyebabkan beberapa orang memberi label usaha itu terlalu mahal.
Namun Dr Wright memprediksi Sydney dan Melbourne akan menghidupkan mesin pabrik daur ulang mereka dan mulai mengoperasikan kebutuhan air daur ulang dalam waktu 12 bulan jika kondisi kering terus berlanjut. .
 "Sejumlah tempat di Austrlia juga akan mengalami kekeringan. Gosford dan Wyong (di NSW Central Coast) mengalami kenaikan populasi secara besar-besaran namun selama 30 tahun rupanya telah berjuang untuk menyediakan air, "kata Dr Wright.
"Goulburn hampir kehabisan air pada awal tahun 2000an. "
Australia selalu menjadi benua kering dengan tantangan konstan untuk menyediakan air bagi warganya, melembabkan ladangnya dan melumasi roda industri. "Keadaan hanya diperburuk oleh kelambanan politik, kata Dr Wright.
"Setelah bendungan penuh, tidak ada yang peduli. Lalu, saat air di bendungan turun, para politikus langsung saling menyalahkan," ucap Dr Wright.
Dr Wright menggarisbawahi bahwa, air di Australia akan selalu masalah besar.
"Kita harus selalu waspada," tuturnya.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini: