Sukses

11 Hari Terjebak dalam Peti Mati, Wanita Brasil Tewas Terbakar Hidup-Hidup

Seorang wanita di Brasil dilaporkan terkubur hidup-hidup. Setelah 11 hari berjuang keluar dari dalam peti matinya, dia akhirnya tewas terbakar.

Liputan6.com, Brasilia - Seorang wanita asal Brasil dilaporkan tewas setelah dia terkubur hidup-hidup dalam peti mati dan dikremasi. Peristiwa nahas ini terjadi di pemakaman Senhora Santana, Riachao das Neves, timur laut Brasil.

Korban yang bernama Rosangela Almeida dos Santos, dinyatakan meninggal oleh sebuah rumah sakit pada tanggal 28 Januari 2018. Jasad perempuan umur 27 tahun ini kemudian disemayamkan di kompleks pemakaman tersebut keesokan harinya.

Setelah 11 hari disemayamkan, prosesi pemakaman Santos pun segera dilakukan. Jenazahnya dikremasi oleh pihak keluarga pada 9 Februari 2018.

Saat pembakaran dilakukan, tiba-tiba orang-orang yang berada di sekitarnya mendengar suara jerit histeris wanita.

Banyak dari mereka menyangka, suara itu berasal dari anak-anak kecil yang sedang bermain di sekitar pemakaman. Salah satunya penduduk lokal yang menyaksikan proses kremasi jasad Santos, Natalina Silva.

Dia bersaksi kepada media Brasil, G1, bahwa teriakan tersebut nyata terdengar.

"Ketika saya sampai di sana, tepat di depan makamnya, saya mendengar peti mati itu seperti digedor dari dalam," ungkapnya, dilansir Metro, Jumat 16 Februari 2018.

"Lalu kudengar dia mengerang dua kali, dan setelahnya dia diam," lanjut Silva.

Spontan, orang-orang yang mendengar suara Santos langsung menghancurkan kuburan batu, tempat di mana jasad Santos dikremasi.

Saat mereka membuka tutup peti mati kayunya, tubuh Santos terbujur kaku dan penuh darah segar yang berasal dari luka bakar baru. Dia tewas terpanggang hidup-hidup.

Orang-orang berkerumun, ada yang menelepon ambulans, ada juga yang memastikan apakah nyawanya masih bisa diselamatkan. Sayangnya, semua sudah terlambat.

Dari kondisi peti, tampaknya Santos mati-matian menyelamatkan diri. Dia dilaporkan menderita luka bakar parah di tangan dan dahi. Bekas goresan kuku juga ditemukan di dalam peti matinya.

Santos, yang sudah menikah tapi tidak punya anak, menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit di Brasil selama seminggu. Keluarganya menyebut, dia mengalami serangan jantung akibat kelelahan akut.

Sedangkan menurut surat kematiannya, penyebab Santos meninggal adalah syok septik atau syok sepsis, suatu keadaan di mana tekanan darah turun sampai tingkat yang membahayakan nyawa sebagai akibat dari sepsis.

2 dari 2 halaman

Keluarga Ikhlas...

Ibu Santos, Germana de Almeida, mengatakan bahwa putrinya telah mencoba membuka tutup peti mati sekuat tenaga, bahkan kuku yang telah dipalu menjadi lepas.

"Tangannya terluka, sepertinya ia berusaha keras untuk keluar," ungkap sang ibunda yang berumur 66 tahun.

Keluarga Santos yakin bahwa pernyataan kematiannya salah, tapi mereka tak ingin memperpanjang kasus ini. Mereka juga enggan menuntut dokter yang merawat Santos selama di rumah sakit.

Kepala polisi, Arnaldo Monte, yang memimpin penyelidikan tersebut, menuturkan timnya akan melakukan autopsi terhadap jenazah Santos agar mengetahui penyebab pasti sakit yang diderita Santos.

"Hari ini, kita mulai mengumpulkan keterangan dari anggota keluarga dan saksi lain, termasuk rumah sakit. Jika perlu, kita akan melakukan tes forensik terhadap jasad Santos, sehingga kita bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujar Monte.

Seorang juru bicara rumah sakit yang mendeklarasikan kematian Santos memberikan keterangan bahwa mereka bersedia memberikan semua informasi yang diperlukan, yang diminta dari polisi dan keluarga.

 

Berikut rekaman yang diabadikan oleh saksi saat tragedi pembakaran tubuh Santos: