Liputan6.com, Kopenhagen - Beberapa hari lalu, sejumlah pasangan di berbagai belahan dunia merayakan Valentine's Day atau Hari Kasih Sayang, tepatnya 14 Februari. Tapi kini peringatan tersebut telah berakhir dan hari terus bergulir.
Bagi mereka yang masih jomblo, Valentine atau tidak, bukanlah sebuah persoalan besar. Semua hari sama saja, karena mereka biasa menghabiskan waktu sendiri atau bersama teman-teman terdekat, meski tak punya pacar dan terkadang merasa kesepian.
Baca Juga
Jika Anda tinggal di Denmark, mimpi buruk seperti itu terus berlanjut, menurut The Independent, Senin 19 Februari 2018. Usai Valentine, jalan-jalan di Denmark sering dipenuhi oleh serbuk kayu manis. Penduduk setempat bilang, ini adalah tradisi lama.
Advertisement
Ketika Anda berusia 25 tahun dan masih single alias lajang alias belum menikah atau jomblo, teman atau keluarga Anda akan menaburi dan melumuri sekujur tubuh Anda dengan bumbu dapur ini di pinggir jalan raya. Anda tak bisa mengelak, ini sudah jadi kebiasaan.
Serbuk kayu manis dituangkan dari ujung rambut hingga ujung kaki Anda. Kemudian, mereka akan memercikan sedikit air sehingga kayu manis akan menempel dengan "baik" di badan Anda yang berubah menjadi coklat.
Seorang pria Denmark mengatakan kepada The Telegraph bahwa tradisi tersebut mungkin telah berusia ratusan tahun. Ia berkisah, kala itu, penjual rempah-rempah gemar berkeliling dunia dan tetap menyandang status sebagai bujangan.
Mereka tak ingin menikah, tak pernah berada di satu tempat dalam waktu yang cukup lama, serta tak pernah betah tinggal bersama seseorang.
Banyak dari mereka yang tidak mendapatkan pasangan hidup. Pedagang seperti ini disebut Pebersvends, yang berarti "Pepper Dudes" atau "Pria Lada", sedangkan pedagang wanita yang demikian dinamakan "Pebermø" atau "gadis lada."
Entah mengapa namanya berganti menjadi lada. Tapi banyak yang beranggapan, ketika umur Anda menginjak angka 30, kayu manis akan digantikan oleh lada. Tentu saja untuk "mengguyur" Anda di hari ulang tahun, bila Anda ketahuan masih single.
Seorang pria Denmark yang masih melajang pada umur 25, sempat dibuat kesal oleh ulah teman-temannya. Ia berpendapat, seharusnya tidak ada yang diadili hanya karena status hubungan. Lagi pula, usia ideal pria untuk menikah di Denmark yaitu 34 tahun, dan untuk wanita adalah 32 tahun.
Alih-alih "hukuman" sosial dan tradisi, siraman kayu manis hanyalah ajang lelucon bersama teman-teman ketika para lelaki dan wanita single memasuki usia matang.
Ritual Aneh Pria yang Pubertas di Amazon
Bagi suku Satere-Mawe di Amazon, Amerika Selatan, ketika seorang anak laki-laki beranjak dewasa, dia dibawa pergi ke hutan bersama seorang tabib dan anak laki-laki lain seusianya, menurut Wonderlist, Rabu 10 Januari 2018.
Mereka diminta untuk menemukan dan mengumpulkan semut peluru (Paraponera clavata). Semut peluru mempunyai racun yang sangat kuat dan dapat melumpuhkan mangsa mereka. Rasa sakit yang disebabkan oleh gigitan semut ini konon lebih besar daripada Hymenoptera (ordo biologi serangga) lainnya.
Setelah semut dikumpulkan, hewan-hewan ini dimasukkan ke dalam sarung tangan yang terbuat dari anyaman bambu dan disisipi stinger (semacam pelepah) di dalamnya.
Semut-semut itu kemudian dibius menggunakan ramuan tradisional yang diberikan oleh tabib. Sementara semut tak sadar diri karena pengaruh obat bius, anak laki-laki tadi memasukkan tangan mereka ke dalam sarung tangan.
Saat semut mulai sadar, mereka mendapati diri terjebak, lalu marah dan agresif. Sedangkan si anak wajib mengenakan sarung tangan itu selama sepuluh menit, sembari menari agar mengalihkan pikiran dari rasa sakit.
Namun, para pemuda suku Satere-Mawe harus menanggung rasa sakit ini sebanyak 20 kali, sebelum pada akhirnya mereka dapat membuktikan bahwa mereka adalah laki-laki sejati.
Advertisement
Kikir Gigi di Bali
Salah satu upacara keagamaan Hindu terbesar di Bali, Indonesia adalah mengikir gigi. Upacara ini sangat penting dalam budaya Bali sebagai proses perjalanan dari masa pubertas sampai dewasa.
Ritual ini ditujukan pada seluruh pria dan wanita dewasa Bali, dan harus diselesaikan sebelum menikah. Bahkan terkadang mengikir gigi dilakukan bersamaan dengan upacara pernikahan.
Ritual kikir gigi dilaksanakan dengan merapikan gigi, termasuk gigi seri. Dalam sistem kepercayaan Hindu Bali, perayaan ini membantu orang membebaskan diri dari semua kekuatan jahat yang tak terlihat.
Mereka percaya bahwa gigi adalah simbol nafsu, keserakahan, kemarahan, kebingungan dan kecemburuan. Ritual mengikir gigi membuat fisik dan spiritual seseorang kuat.