Sukses

4 Tipe Peminum Alkohol dan Efek Bagi Kesehatan, Anda yang Mana?

Berikut penjelasan dari 4 tipe peminum alkohol dan efeknya bagi si pengonsumsi

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi minuman alkohol telah menjadi kebiasaan serta gaya hidup bagi sebagian orang.

Tapi, sebagian besar orang itu mungkin tak pernah benar-benar memikirkan alasan di balik mereka untuk mengonsumsi minuman beralkohol.

Menurut pakar, penting bagi seseorang untuk mengetahui motivasi minum-minuman beralkohol. Karena, diri kita sendiri mampu menjadi lebih paham dalam mengatur seberapa banyak minuman beralkohol yang akan dikonsumsi.

Masing-masing orang bisa menemukan banyak alasan yang memotivasi dirinya untuk mengonsumsi minuman beralkohol.

Tapi, menurut pakar, ada yang disebut sebagai 'model motivasi penggunaan alkohol' yang mampu digunakan sebagai acuan baku untuk menentukan alasan seseorang dalam meminum minuman tersebut.

Awalnya dikembangkan untuk membantu mengatasi ketergantungan alkohol, gagasan yang dijelaskan oleh model tersebut menghasilkan pemahaman baru tentang apa yang memotivasi orang untuk minum.

Lebih tepatnya, model itu mengasumsikan orang minum untuk meningkatkan perasaan positif atau menurunkan perasaan negatif.

Mereka juga termotivasi oleh faktor internal seperti; peningkatan keadaan emosional pribadi sesuai keinginan, serta faktor eksternal seperti; persetujuan sosial.

Model itu menyebabkan semua motif seseorang minum masuk ke dalam satu dari empat kategori seperti: enhancement (untuk menguatkan diri sendiri) coping (untuk melupakan kekhawatiran pribadi), sosial (untuk merayakan), dan konformitas (agar bisa menyesuaikan diri).

Berikut penjelasan lengkap dari 4 tipe peminum alkohol dan efeknya bagi si pengonsumsi, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail (20/2/2018).

2 dari 6 halaman

1. Social Drinker

Tipe ini beralasan bahwa motivasi dirinya untuk mengonsumsi minuman beralkohol adalah untuk kepentingan sosial, seperti pesta atau bersenda-gurau bersama teman-teman.

Gagasan ini juga melihat bahwa minum alkohol merupakan sebuah hobi sosial dan kerap dikaitkan dengan peminum alkohol tipe moderat -- minum atas keputusan sendiri, namun masih dalam batas wajar.

Peminum sosial juga paling umum ditemukan pada kaum dewasa muda di banyak budaya dan negara.

3 dari 6 halaman

2. Peminum Konformitas

Tipe peminum ini beralasan bahwa motivasi untuk mengonsumsi minuman beralkohol adalah demi menyelaraskan diri dengan orang-orang di sekitarnya, bukan karena kehendak independen diri sendiri.

Mereka biasanya juga minum lebih sedikit ketimbang peminum tipe lainnya.

Orang-orang seperti ini biasanya akan menyesap segelas sampanye hanya untuk bersulang atau meminum sedikit anggur merah hanya demi menghindari situasi canggung dalam sebuah obrolan.

Masalahnya, tipe peminum seperti ini akan minum kelewat batas jika terjadi situasi peer pressure -- yakni ketika orang-orang di sekitarnya mendesak orang tersebut untuk minum secara berlebih.

Akibatnya bisa berdampak buruk bagi tubuh dan kesehatan orang tersebut, apalagi jika yang bersangkutan memiliki toleransi rendah terhadap alkohol.

4 dari 6 halaman

3. Peminum untuk Menguatkan Diri

Tipe peminum ini beralasan bahwa motivasi untuk mengonsumsi minuman beralkohol adalah demi menguatkan diri.

Sederhananya, mereka adalah tipe peminum yang sengaja ingin memabukkan diri sendiri agar lebih leluasa dalam melakukan sesuatu hal.

Mereka biasanya adalah orang-orang ekstrovert, impulsif, atau agresif, yang sengaja mabuk agar lebih berani dalam melakukan hal-hal nekat berisiko -- yang tak akan mereka lakukan dalam kondisi sadar.

5 dari 6 halaman

4. Peminum untuk Melupakan Kekhawatiran Pribadi

Tipe peminum ini beralasan bahwa motivasi untuk mengonsumsi minuman beralkohol adalah demi melupakan kekhawatiran pribadi.

Mereka biasanya memiliki tingkat neurotisisime yang lebih tinggi dan berpandangan negatif terhadap diri sendiri.

Peminum ini juga mungkin menggunakan alkohol untuk mengatasi atau melupakan masalah lain dalam kehidupan mereka, terutama yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi.

Meski efektif untuk menghilangkan masalah, namun, efektivitasitu hanya bersifat sementara dan dalam jangka yang pendek. Namun, dalam jangka panjang, justru akan menimbulkan konsekuensi yang jaih lebih berbahaya.

6 dari 6 halaman

5. Apa Dampaknya?

Penelitian itu menyarankan agar para peminum mampu mengetahui motif mengapa mereka minum dan mampu mengintervensi diri sendiri seandangan mereka masuk dalam tahap yang berbahaya.

Maka, lain kali Anda minum, pikirkan mengapa Anda memilih untuk melakukannya. Ada banyak orang di luar sana yang minum di malam hari untuk bersantai. Tapi jika Anda ingin mabuk, Anda punya kesempatan lebih tinggi untuk terjerumus dalam peristiwa berbahaya -- seperti kecelakaan berkendara.

Sebagai alternatif, jika Anda mencoba untuk meminum karena masalah Anda, perlu diingat bahwa masalah tersebut akan tetap ada di pagi hari.