Liputan6.com, Chonburi - Apa jadinya jika Anda tersesat dalam hutan selama berhari-hari dan kehabisan pasokan makanan? Tentu hal ini akan membuat Anda kesulitan dan bisa-bisa kondisi itu mengancam keselamatan jiwa.
Namun, hal semacam ini dapat diatasi oleh sejumlah tentara. Mereka dapat bertahan hidup hanya dengan seekor ular kobra.
Dikutip dari laman News.com.au, Rabu (21/2/2018), latihan militer bertajuk Cobra Gold membuktikan hal itu.
Advertisement
Baca Juga
Cobra Gold adalah sebuah latihan militer tahunan terbesar di Asia yang melibatkan ribuan tentara dari berbagai negara, salah satunya Amerika Serikat.
Para tentara yang tergabung dalam kegiatan ini diminta untuk bertahan hidup dengan cara meminum darah segar dari ular kobra. Latihan ini dirancang untuk meningkatkan kerja sama keamanan.
Tak hanya itu, para anggota militer juga diminta untuk jadi sosok yang siap dalam upaya menjaga perdamaian dan menjaga kesiapan untuk bantuan kemanusiaan dan misi tanggap bencana.
Dalam latihan itu, pasukan diminta untuk bergantian meminum darah dari seekor ular kobra yang sebelumnya telah dipenggal kepalanya.
Aktivitas Cobra Gold sendiri berlangsung di sebuah pangkalan angkatan laut Thailand yang terletak di Provinsi Chonburi.
Pelatih militer yang dikomandoi tentara Thailand mengajar sejumlah kelompok, termasuk mereka yang berasal dari Korea Selatan.
Selain meminum darah ular kobra, para tentara juga diajarkan cara menghilangkan racun dari kalajengking dan tarantula sebelum memakannya.
"Kunci untuk bertahan hidup adalah mengetahui apa yang harus dimakan," ujar Sersan Thailand Mayor Chaiwat Ladsin.
Asing Bagi Anggota Militer AS
Tak semua anggota militer dari berbagai negara yang melakukan praktik seperti ini. Salah satunya adalah anggota militer di Amerika Serikat.
"Ini adalah percobaan pertama saya minum darah ular kobra. Ini bukan sesuatu yang sering kami lakukan di Amerika Serikat," ujar Sersan Christopher Fiffie, setelah pelatihan.
Latihan Cobra Gold tahun ini diikuti oleh sekitar 6.800 personel AS -- hampir dua kali lipat dari partisipasi tahun sebelumnya.
Salah satu alasan keikutsertaan Amerika Serikat dalam pelatihan ini adalah untuk persiapan mereka apabila peperangan terjadi di Semenajung Korea.
Selain itu, juga mengarah pada retorika agresif antara Washington dan Pyongyang.
Advertisement