Sukses

Misteri Hilangnya Jasad Perdana Menteri Pertama Timor Leste

Kematian perdana menteri pertama Timor Leste, Nicolau dos Reis Lobato, masih menjadi topik pencarian serius hingga saat ini.

Liputan6.com, Dili - Sebagai seorang pahlawan nasioal di Timor Leste, nama Nicolau dos Reis Lobato, sangat jarang didengar oleh publik internasional. Bahkan, di mana lokasi jasadnya pun belum diketahui secara pasti hingga saat ini. 

Dilansir dari Australia Plus pada Kamis (22/2/2018), sejumlah warga Timor Leste berharap satu bab tentang meninggalnya Lobato mungkin akan segera rampung.

Lobato merupakan perdana menteri pertama di Timor Leste, setelah negara itu mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1975, yakni setahun pasca-hengkangnya pemerintah kolonial Portugal.

Namun Lobato hanya memegang jabatan perdana menteri tidak lebih dari sembilan hari. Pada akhir 1975, pasukan tentara Indonesia menyerang dan menduduki Timor Leste, lalu menjadikannya sebagai provinsi ke-27 selama seperempat abad berikutnya.

Lobato ditembak mati pada tahun 1978 di kawasan pegunungan di luar Dili oleh tentara Indonesia, yang dipimpin Letnan Prabowo Subianto, yang pernah menjadi menantu mendiang Presiden Suharto.

Perlu waktu selama 24 tahun lamanya, sebelum orang Timor Leste mengangkat pengganti Lobato sebagai perdana menteri. Dialah Mari Alkatiri, yang terpilih kembali sebagai perdana menteri tahun lalu.

Sejak itu, pergantian pemerintahan berturut-turut di Dili menolak membiarkan nama Lobato menghilang.

Namanya diabadikan sebagai nama bandara internasional di Dili, begitu juga istana kepresidenan. Patung Lobato juga didirikan di dalam dan di luar ibukota.

 

Simak video menarik tentang besaran gaji pegawai bank di Timor Leste berikut: 

2 dari 2 halaman

Apa yang Terjadi dengan Jasad Lobato?

Meski namanya tetap hidup, kematian Lobato terus menimbulkan ketegangan hubungan antara negara kecil ini dan tetangganya yang kuat. Di antara masalah paling sulit adalah mengungkap misteri mengenai apa yang terjadi pada tubuh Lobato.

Pada 2003 silam, ketika tulang-belulang tanpa tengkorak ditemukan di halaman belakang kediaman Alkatiri di Dili, temuan itu dianggap sebagai jasad Lobato.

Tim PBB mengirimkan bagian dari tulang-belulang itu ke kepolisian negara bagian Northern Teritory, Australia.

Butuh waktu bertahun-tahun menyelesaikan pengujian forensik terhadap tulang-tulang itu, dan berakhir tanpa hasil yang jelas.

Kemudian dilakukan pula tes di Dili oleh tim forensik Australia-Argentina pada sampel tulang-belulang namun juga tidak meyakinkan.

"Kami menganalisis tulang-belulang tersebut, dan sampel dikumpulkan dan diambil untuk analisis DNA," kata Dr Soren Blau dari Victorian Institute of Forensic Medicine.

"Kami juga berhubungan dengan Rogerio Lobato - saudara Nicolau Lobato - yang mengizinkan pekerjaan ini dan memberi kami contoh ante-mortem untuk perbandingan," paparnya.

"Kami mengekstrak DNA mitokondria dari tulang-belulang itu. Tidak ada DNA inti yang bertahan," tambah Dr Blau.

"Tulang-belulangnya tidak terjaga. Namun pekerjaan yang dilakukan rekan-rekan dari Argentina menunjukkan hasilnya tidak ada yang cocok," katanya.

Meski demikian, Dr Blau menyatakan optimis, tulang-belulang Lobato akan ditemukan.