Sukses

Perempuan India Ini Jadi Pilot Jet Tempur Pertama

Chatuverdi menjadi wanita India pertama yang menjadi pilot untuk menerbangkan pesawat jet tempur.

Liputan6.com, New Delhi - Avani Chaturvedi menjadi pilot wanita India pertama yang menerbangkan sebuah pesawat jet tempur solo. Pihak angkatan udara mengatakan bahwa perempuan 24 tahun itu menerbangkan Bison Mig-21 selama 30 menit awal pekan ini.

"Ini adalah pemecahan rekor," ujar juru bicara Anupam Banerjee kepada BBC, yang dikutip Jumat (23/2/2018).

Banerjee menyebutnya sebagai "hari besar" dalam sejarah angkatan bersenjata India.

Chaturvedi adalah satu dari tiga pilot tempur wanita pertama yang dilantik angkatan udara India.

Angkatan udara India kemudian mengunggah foto Chatuverdi tengah berdiri di samping pesawat setelah penerbangannya pada Senin, 19 Februari.

Kendati demikian, berita tentang penerbangan tersebut baru dipublikasikan pada Kamis, 22 Februari.

Chaturvedi lulus pada Juni 2016 bersama dua wanita lainnya, Bhawana Kanth dan Mohana Singh, yang juga akan melakukan penerbangan yang sama segera sebagai bagian dari pelatihan mereka.

Banerjee mengatakan, angkatan udara berkomitmen untuk menciptakan "lapangan bermain tingkat tinggi".

"Ini satu langkah lagi menuju komitmen itu," ia menambahkan.

Sebelum 2016, wanita hanya menguasai 2,5 persen angkatan bersenjata India. Umumnya mereka bekerja pada sektor non-tempur.

Negara tetangganya, Pakistan memiliki sekitar 20 pilot tempur wanita. Angkatan Udara Pakistan (PAF) mulai melantik perempuan untuk bertempur pada 2006.

2 dari 2 halaman

Wanita Termuda Penerbang Boeing 777

Wanita lain yang berjaya di udara adalah Anny Divya.

Meski menjadi pilot bukan hal mudah, ini menantang stereotip gender dan menjadi penerbang wanita jauh lebih sulit. Namun, apa pun itu tidak menghentikan tekad Anny Divya menerbangkan pesawat.

Perempuan itu kini tercatat sebagai pilot wanita termuda pesawat Boeing 777 di dunia! Divya mengangkasa bersama dengan Air India, puncak dari mimpi masa kecilnya untuk mengudara.

"Saya selalu ingin menjadi seorang pilot, sejak kecil. Tidak seorang pun di samping saya tahu tentang dunia pilot saat itu. Saya tidak punya panduan...yang saya inginkan hanya terbang," ujar Divya kepada CNN seperti Liputan6.com kutip pada 7 Agustus 2017.

Perempuan itu didorong hasratnya dan bertekad untuk sukses. Ia mencari orang-orang yang menurutnya dapat menolongnya mencapai impiannya. Hingga akhirnya, ia dikirimi brosur sekolah penerbangan oleh seorang teman.

Tak butuh waktu lama, pada usia 17 tahun ia pun mendaftar. "Saya terpilih..."

Namun, di lain sisi Divya dibenturkan pada kenyataan bahwa teman-teman barunya memiliki pengalaman terbang atau keluarga yang bekerja di industri penerbangan. Sementara bagi perempuan itu segalanya asing.

"Saya tidak tahu apa pun tentang pesawat, teknologinya, apa pun. Saya tidak pernah memiliki latar belakang terbang atau siapapun untuk membimbing saya, seluruhnya benar-benar baru bagi saya," jelas Divya.

Dalam perjalanannya menuju sukses, Divya menemukan begitu banyak perbedaan yang harus dihadapinya. Ia sendiri berasal dari Vijayawada, sebuah kota kecil di tenggara India.

Sesampainya di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, Divya harus beradaptasi. "Saya memiliki persoalan dengan perubahan bahasa dan budaya, bahkan cara berpakaian saya berbeda karena saya datang dari sebuah kota kecil".

"Yang lainnya berasal dari kota-kota bagus dan mereka menempuh pendidikan di sekolah dan universitas yang baik. Saya memiliki hambatan bahasa, juga budaya," tutur perempuan itu.

Menurut Divya, semua itu sulit. Namun, etos kerja dan komitmen untuk berhasil membuatnya bertahan.

"Kita semua memiliki beberapa kisah sukses dan gagal, tapi kita harus fokus pada apa yang kita butuhkan dan terus belajar. Saya ingin menjadi pilot, itulah yang ingin saya lakukan. Jadi, walaupun pada awalnya saya merasa tidak baik, saya bertekad melakukannya," kata Divya.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Â