Liputan6.com, Beijing - Sebuah penelitian gabungan di China berhasil meneliti kemungkinan penciptaan sebuah pesawat hipersonik, dengan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya.
Pesawat hipersonik ini diklaim mampu terbang dari Beijing ke New York hanya dalam waktu dua jam.
Dilansir dari Express.co.uk pada Minggu (25/2/2018), proyek pesawat hipersonik yang belum diberi nama resmi itu, dirancang mampu mencapai lima kali kecepatan suara.
Advertisement
Penelitian gabungan yang dipimpin oleh Cui Kai, seorang ilmuwan aeronautika, menyebut pesawat hipersonik terkait mampu membawa banyak hal, mulai dari penumpang hingga bom. Bahkan, turut diklaim bahwa pesawat hipersonik tersebut mampu menembus radar pertahanan musuh.
Baca Juga
Keunggulan terakhir ini, oleh beberapa pengamat, dikhawatirkan memicu terjadinya Perang Dunia III.
Kekhawatiran tersebut terasa kian nyata ketika melihat fakta, bahwa China tengah gencar-gencarnya memperkuat pengaruh militer di kawasan Asia Pasifik dan Samudera Hindia.
"Ini akan membawa sebuah lompatan besar dalam dunia penerbangan," ujar Cui Kai dengan percaya diri.
"Penelitian kami tidak menyasar hal lain, kecuali bagaimana merevolusi waktu tempuh penerbangan," lanjut Cui Kai menegaskan.
Adapun waktu tempuh rata-rata penerbangan dari Beijing ke New York saat ini adalah 14 jam.
Namun, jika pengembangan teknologi hipersonik terkait berhasil dilakukan, maka kecepatan yang akan didapat adalah sekitar 343 meter per detik.
Hal itu memungkinkan pesawat untuk terbang dari Beijing ke New York selama dua hingga tiga jam.
Â
Simak video menarik tentang pertunjukan manuver udara di Kota Zhengdu di China berikut:Â
Harapan Penemuan Teknologi Aerodinamika Terbaru
Dalam upaya merevolusi dunia penerbangan, Cui Kai dan tim riset dari Akademi Sains China yang dipimpinnya, menggunakan sebuah model pesawat yang diujicobakan di dalam terowongan udara khusus.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan penemuan teknologi aerodinamika yang lebih tinggi dari yang berlaku umum saat ini.
Untuk sementara waktu, konsep desain pesawat hipersonik terkait diberi kode nama 'I-Plane'. Penamaan tersebut didasarkan pada bayangan badan model pesawat yang terlihat seperti huruf capital 'I' ketika diujiterbangkan.
I-Plane memiliki dua lapis sayap yang saling bekerja satu sama lain, untuk mengurangi dampak turbulensi dan gesekan berlebih dengan udara.
Satu tantangan terbesar yang belum terpecahkan adalah bagaimana mengatasi peningkatan panas berlebih ketika pesawat terbang dalam kecepatan hipersonik.
Diprediksi bahwa terbang dengan tenaga hipersonik berisiko sebabkan kenaikan temperatur mesin hingga melebihi 100 derajat Celcius.
Meski pemerintah China telah memberi lampu hijau terhadap proyek ambisius ini, namun belum bisa dipastikan teknologi hipersonik benar-benar siap diterapkan di dunia penerbangan.
Advertisement