Sukses

Lobsang Sangay Gantikan Dalai Lama

Seorang akademisi dari Universitas Harvard dipilih sebagai Perdana Menteri Tibet di pengasingan dan akan mengambil alih peran politik yang sebelumnya dimainkan oleh Dalai Lama.

Liputan6.com, Dharamsala: Seorang akademisi dari Universitas Harvard dipilih sebagai Perdana Menteri Tibet di pengasingan dan akan mengambil alih peran politik yang sebelumnya dimainkan oleh Dalai Lama. Lobsang Sangay meraih 55 persen suara yang diberikan oleh warga Tibet di seluruh dunia. Dia mengalahkan dua kandidat lain, Tenzin Tethong dan Tashi Wangdi.

Sangay sekarang resmi mengambil alih fungsi politik Dalai Lama, yang pada bulan Maret lalu menyatakan akan menyerahkan tanggung jawab yang dipikulnya kepada seorang pejabat yang dipilih. Sementara Dalai Lama sendiri meneruskan peran sebagai pemimpin spiritual.

Pemilihan ini diadakan bulan Maret dan hasilnya diumumkan pada hari Rabu (27/4) di Dharamsala, India, yang menjadi markas pemerintah Tibet di pengasingan. "Komisi Pemilihan Pemerintah Pusat Tibet pimpinan Yang Mulia Dalai Lama menyatakan Dr Lobsang Sangay sebagai kalon tripa [perdana menteri] ketiga," demikian diumumkan Komisaris Pemilihan, Jampal Thosang.

Hampir 83.400 warga Tibet di pengasingan berhak untuk memilih dan lebih dari 49 ribu orang menggunakan hak suara mereka, kata Thosang. Tenzin Tethong, yang pernah menjadi utusan Dalai Lama di Amerika, mendapat 37,4 persen suara dan Tashi Wangdi, seorang birokrat pemerintah Tibet di pengasingan, menerima 6,4 persen suara.

Sangay yang berusia 42 tahun lahir di India dan tidak pernah tinggal di Tibet. Ayahnya melarikan diri dari Tibet tahun 1959, tahun yang sama dengan ketika Dalai Lama pergi ke pengasingan. Dia menyatakan akan pindah ke Dharamsala untuk melaksanakan tugasnya sebagai perdana menteri.

Sangay menyatakan dia juga mendukung sikap Dalai Lama mengenai hubungan dengan Cina. "Sikap yang diterapkan Yang Mulia adalah 'Jalan Tengah', yaitu otonomi yang nyata di dalam Cina atau dalam kerangka konstitusi Cina," katanya seperti dikutip BBC Indonesia.

"Kalau rakyat Tibet diberi otonomi yang sebenarnya Yang Mulia Dalai Lama mengatakan dia akan menerima Tibet sebagai bagian dari Cina."(ADO)

    Video Terkini