Sukses

Lebih Sayang ke Sepeda, Wanita Turki Ceraikan Suami

Gugatan cerai dilayangkan akibat seorang wanita tak kuat menahan beban hidup yang selama ini harus ia tanggung secara sendirian. Pasalnya, suaminya lebih sayang kepada sepeda.

Liputan6.com, Istanbul - Seorang wanita asal Turki mengajukan gugatan cerai kepada sang suami yang belakangan menunjukkan sikap aneh. Wanita itu menyebut sang suami punya obsesi berlebihan kepada sepeda kepunyaanya.

Gugatan cerai dilayangkan akibat dirinya tak kuat menahan beban hidup yang selama ini harus ia tanggung secara sendirian.

Dikutip dari laman Daily Sabah, Sabtu (24/2/2018), wanita tersebut diidentifikasi bernama Yagmur Z. Ia menikah dengan sang suami yang bernama Burak Z selama dua tahun terakhir.

Sebagai ganti ruginya, Yagmuz menuntut kompensasi sebesar 400 ribu lira Turki atau setara dengan Rp 1,4 miliar. Uang itu ia minta sebagai klaim atas kesehatan mental yang sempat terganggu akibat obsesi sang suami.

"Suami saya selalu menghabiskan waktu dengan sepeda miliknya. Ia memiliki ikatan yang berbeda dengan benda kepunyaannya tersebut," ujar Yagmuz.

Bahkan, Yagmuz juga mengatakan bahwa setiap hari waktu sang suami hanya dihabiskan dengan membersihkan sepeda di ruang tengah rumah.

"Ini bukan ketertarikan biasa. Ia benar-benar mencintai sepeda miliknya dan rela meninggalkan saya," jelas Yagmuz.

Hingga saat ini belum ada pernyataan khusus yang diberikan oleh Burak terkait klaim sang istri.

Dari catatan pemerintah Turki, lebih dari setengah angka perceraian disebabkan oleh ketidakharmonisan dalam menjalin komunikasi antara suami dan istri.

2 dari 2 halaman

Gugat Cerai Gara-Gara Suami Tak Mau Bikin Toilet

Kisah serupa juga dialami oleh gadis lain. Seorang perempuan di India diizinkan untuk menceraikan suaminya. Penyebabnya, sang suami tidak mau membangun toilet di rumah mereka.

Perempuan berusia 20-an itu telah menikah selama lima tahun. Dan selama ini, ia "dipaksa" untuk buang hajat di sebuah ladang terdekat.

Hukum di India hanya mengizinkan perceraian terjadi dalam kondisi terbatas, seperti karena terjadi kekerasan dalam rumah tangga atau terbukti melakukan kekejaman.

Seperti dikutip dari BBC, pengacara wanita tersebut mengatakan, tindakan buang air besar di ruang terbuka adalah suatu bentuk penyiksaan.

Pengadilan di negara bagian Rajasthan mengatakan bahwa perempuan tersebut terpaksa menunggu hingga gelap untuk dapat pergi ke ladang yang "berfungsi" sebagai toilet.

Laporan Times of India yang mengutip putusan pengadilan menyebutkan, "Kita menghabiskan uang untuk membeli rokok, minuman keras, dan ponsel, tapi tidak mau membangun toilet demi melindungi martabat kita. Di desa, perempuan harus menunggu hingga matahari terbenam untuk menjawab panggilan alam. Ini bukan hanya kekejaman fisik, tapi juga melanggar kesopanan terhadap wanita."

Media India mengatakan bahwa wanita tersebut telah mengajukan tuntutan perceraian sejak 2015.

Kencing dan buang air besar di lahan terbuka lazim terjadi di sejumlah wilayah pedesaan di Negeri Hindustan. Pemerintah sendiri telah mencanangkan program penyediaan toilet bagi setiap rumah tangga pada 2019. Namun, kebijakan ini mendapat pertentangan.

Disiplin menggunakan toilet merupakan persoalan lain di India. Bahkan, meski di sejumlah wilayah telah cukup banyak dibangun toilet, banyak warga yang memilih untuk tidak menggunakannya.

Tahun lalu, organisasi PBB, UNICEF, memperkirakan bahwa sekitar setengah populasi di India tidak menggunakan toilet.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: