Sukses

Bahasa Indonesia Digunakan dalam Khotbah di Masjidil Haram

Presiden Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syekh Abdur-Rahman As-Sudais, mengungkap alasan digunakannya bahasa Indonesia di Masjidil Haram.

Liputan6.com, Mekah - Presiden Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syekh Abdur-Rahman As-Sudais, mengatakan bahasa Indonesia digunakan dalam kitab khotbah di Masjidil Haram atau masjid suci Haramain.

Ia mengungkap alasan digunakannya bahasa Indonesia di Masjidil Haram.

"Bahasa Anda sangat penting di dunia ini, dan inilah tugas kami untuk menggunakannya dalam rangka mengirim pesan khotbah di Haramain ke umat," kata Syekh As-Sudais di Mekah, pada 25 Februari 2018, seperti dikutip dari Antara.

Syekh As-Sudais menambahkan, bahasa Indonesia termasuk bahasa yang digunakan dalam khotbah.

Menurutnya, Masjidil Haram menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana menyebarkan pesan Nabi Muhammad SAW yang bersifat universal. Keputusan tersebut juga sejalan dengan upaya pemerintah Arab Saudi menyosialisasikan pelaksanaan visi Arab Saudi 2030.

Syekh As-Sudais sadar, bahasa merupakan sarana penting menyampaikan kepada masyarakat, baik nasional maupun internasional.

"Ini adalah era media, dan oleh karena itu kita bergandengan tangan, terutama melalui media digital," kata As-Sudais kepada tiga wartawan senior Indonesia dari kantor berita Antara, the Jakarta Post, dan Republika.

Pria kelahiran Riyadh berusia 58 tahun itu mengatakan, ia memiliki sebuah situs dan akun media sosial yang mampu menerjemahkan bahasa Arab ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

Selain itu, ia juga meminta kepada tiga wartawan asal Indonesia tersebut, agar perusahaan mereka bekerja mau menandatangani nota kesepahaman tentang untuk menyampaikan pesan Raja Salman untuk menangani jemaah haji.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

TV Kerajaan Arab Saudi Akan Tambah Siaran Berbahasa Indonesia

Stasiun televisi milik pemerintah Arab Saudi, Saudi TV akan menambah siaran dalam tujuh bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia, mulai tahun depan, kata Wakil Presiden Departemen Teknik Saudi TV Samir Asiri pada Selasa, 20 Januari 2018.

Alasan Saudi TV akan menggunakan bahasa Indonesia dalam program siarannya adalah karena Tanah Air merupakan negara penting dengan populasi besar serta pemeluk Islam terbanyak di dunia, ucap Samir, seperti dilansir Antara.

"Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan yang sangat mendalam yang telah dibangun oleh pemimpin kedua lnegara tersebut," ia melanjutkan.

Samir juga mengatakan bahwa pihaknya setiap tahun mengundang media dari berbagai negara, termasuk RI, untuk meliput pelaksanaan haji di Arab Saudi.

"Kami juga berencana untuk melakukan kerja sama dengan media di Indonesia, antara lain dalam pertukaran program televisi," ia menambahkan.

Sebelum ada kerja sama, Samir mengatakan bahwa media Indonesia bisa mengambil berita atau tayangan Saudi TV, terutama tentang kegiatan pelaksanaan haji dan umrah, melalui internet secara gratis.

Selain bahasa Indonesia, tahun depan Saudi TV juga akan menggunakan bahasa asing lain, seperti Bahasa Spanyol, Portugis, serta bahasa-bahasa Afrika.

Samir menjelaskan bahwa penambahan beberapa bahasa asing tersebut merupakan bentuk dukungan Saudi TV bagi suksesnya Visi 2030 Arab Saudi.

Pemerintah Indonesia telah menyatakan dukungannya bagi Visi 2030 tersebut, yang digagas oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman.