Liputan6.com, Vatikan - Pihak Gereja Katolik di Vatikan berencana memperluas pengajaran praktik pengusiran setan kepada para pastor. Hal itu dikemukakan dalam sebuah konferensi internasional yang digelar selama seminggu penuh pada April mendatang.
Rencana tersebut dilatarbelakangi oleh meningkatnya permintaan ritual pengusiran setan di banyak negara, termasuk di Italia yang konon meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Dilansir dari USA Today pada Senin (26/2/2018), pihak Gereja Vatikan khawatir terhadap keterampilan yang tidak merata di antara para "pengusir setan" saat ini.
Advertisement
Selain itu, muncul pula kekhawatiran tentang semakin enggannya para pastor untuk mempelajari teknik-teknik pengusiran setan.
Baca Juga
Menurut siaran Radio Vatikan, rencana terkait merupakan hasil dari pertemuan empat hari di Pulau Sisilia yang membahas tentang isu satanisme dan sekte sesat.
Salah seorang panitia pertemuan tersebut, Friar Beningo Palilla, mengatakan kepada Radio Vatikan, terdapat sekitar 500 ribu kasus permintaan pengusiran setan yang tercatat di Italia setiap tahunnya.
Ia menuding peningkaran laporan terkait berhubungan dengan semakin maraknya tren pembacaan ramalan dan kartu tarot, yang memasukkan unsur-unsur berbau satanisme.Â
Padahal, menurut ajaran Katolik, ritual pengusiran setan tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa persetujuan langsung dari Gereja Vatikan. Selain itu, prosesnya memakan waktu yang tidak sedikit.Â
"Kebanyakan laporan kasus yang masuk bukanlah tentang kerasukan setan, melainkan masalah psikologi yang dikaitkan dengan hal-hal mistis," jelas Palilla dengan nada prihatin.
Â
Simak video tentang pertemuan pertama kali antara Presiden Turki dan pihak Gereja Vatikan berikut:Â
Ritual Pengusiran Setan Masih Dianggap Tabu
Hasil pertemuan selama empat hari di Pulau Sisilia itu menyimpulkan keterampilan para "pengusir setan" diturunkan melalui pengajaran langsung antar individu, bukan dalam bentuk teknis layaknya pengajaran terstruktur di dalam kelas.
"Kami (para pastor) seringkali tidak tahu bagaimana cara menangani kasus (kerasukan setan) nyata yang kami temui. Kami tidak pernah duduk bersama membahas hal ini di gereja," jelas Palilla.
Hasil pertemuan terkait juga menyebutkan cukup banyak penanganan kasus kerasukan setan yang ditangani secara amatir, yakni oleh para pastor yang terpaksa melakukannya karena alasan iba kepada umat.
Praktik pengusiran setan sendiri sebenarnya diakui oleh hukum kanonik (canon law) pada Gereja Katolik, namun hanya boleh dilakukan atas izin langsung dari Vatikan.Â
Empat tahun lalu, Vatikan memberi dukungan resmi pada Asosiasi Eksorsisme Internasional yang telah dibentuk sejak 1990 silam, dan kini memiliki 200 anggota bersertifikasi di enam benua.
Sementara itu, konferensi internasional tentang isu terkait akan digelar pada April mendatang di Pontifical Athenaeum Regina Apostolorum, yakni sebuah institusi pendidikan di bawah Gereja Katolik Roma.
Kegiatan terkait disebut sebagai konferensi pertama di dunia yang membahas tentang tema "pengusiran setan".
"Tujuannya adalah untuk menawarkan pembahasan lebih masuk akal terhadap topik (pengusiran setan) yang kerap dianggap tabu dan kontroversial," ujar Palilla.
Advertisement