Liputan6.com, Beijing - Seorang bocah laki-laki asal China telah melewatkan sarapannya selama dua tahun guna menghemat pengeluaran. Bukan ingin membeli mainan atau baju baru, motivasi menabung anak berusia delapan tahun itu untuk sebuah tindakan yang sangat terpuji.
Dikutip dari laman South China Morning Post, Selasa (27/2/2018), bocah itu diketahui bernama Li Guoliang. Ia rela menghemat demi membayar tagihan medis adik kandungnya.
Advertisement
Baca Juga
Selama dua tahun terakhir, bocah asal China ini berhasil menyimpan 1.353 yuan atau setara dengan Rp 2,9 juta untuk saudara laki-lakinya yang berusia lima tahun. Sang adik didiagnosa menderita kanker hati.
"Saya rasa ini sudah cukup untuk menyembuhkan adiku," ujar Li yang seluruh uang tabungannya berupa koin.
Tanpa sepengetahuannya, uang yang ia kumpul selama ini belum dapat mengobati biaya satu hari rawat inap. Padahal, kebutuhan yang diperlukan mencakup tiga kali operasi dan 24 kali kemoterapi.
Orangtua Li tergolong orang tak mampu karena berpenghasilan rendah. Saat ini Li tinggal bersama bibinya, sementara adik dan orangtua tinggal di Beijing, China.
Namun, ada kendala lain yang harus dihadapi oleh Li saat ini. Uang yang sudah ia kumpulkan rupanya tak bisa di kirim ke Beijing karena semua berbentuk koin.
Pihak kantor pos di China menolak uang tabungan yang sudah Li kumpulkan.
"Saya ingin mengirim koin saya ke Beijing melalui pos, tetapi petugas pengiriman tak mengizinkan saya melakukannya," ujar Li.
Selain memiliki tanggungan biaya pengobatan sang adik, keluarga Li yang ada di Beijing memiliki banyak utang. Ditambah lagi kakeknya yang baru-baru ini melakukan operasi pada kakinya.
Â
Â
Saksikan juga video pilihan berikut:
Kisah Bocah Berambut Es
Di China juga ada kisah bocah bernama Wang Fuman yang menarik perhatian.
Rupanya ia jadi olok-olokan teman sebayanya di sekolah akibat penampilannya yang terkesan tak biasa. Sebab setiba di sekolah, rambutnya jadi bahan tertawaan karena tampak keras dan membeku jadi es.
Dikutip dari laman Daily Mail, memasuki awal tahun, suhu di kota Shaotong, Provinsi Yunnan, China mulai dingin.
Wang Fuman harus berjalan kaki sejauh 4,5 kilometer agar dapat tiba di sekolah. Selain harus menempuh jarak yang sangat jauh, ia pun harus bangun pagi agar dapat tiba di sekolah tepat waktu.
Bermodal mantel lusuh, Fuman menangkis dinginnya suhu di pagi hari dan berjalan selama beberapa jam. Namun, setibanya di sekolah, Fuman tak menyadari jika rambutnya berdiri kaku akibat beku oleh es.
Seketika teman-teman sebaya menertawakan Fuman. Sekilas, ia terlihat seperti tokoh kartun yang membeku. Meski demikian, Fuman tak ambil hati. Ia tetap tersenyum meski temannya tertawa.
Bocah asal China itu sendiri merupakan seorang murid kelas tiga di sekolah dasar kota Xinjie. Ia berasal dari keluarga yang tak mampu.
Ayahnya adalah seorang pekerja migran di kota lain dan ibunya telah meninggalkan ayahnya seorang diri. Usianya kini delapan tahun dan ia tinggal di sebuah rumah bersama nenek dan kakak perempuannya.
Fu, kepala sekolah tempat Fuman belajar mengatakan bahwa rumah bocah itu jauh dan mengharuskan ia untuk berjalan setiap hari.
Sang kepala sekolah juga mengatakan bahwa ujian akhir sekolah harus tetap dilaksanakan meski suhu di China turun drastis hingga minus sembilan derajat.
Siswa juga merasa tersiksa karena ruangan tak dilengkapi dengan penghangat. Akibatnya, beberapa rambut dan alis murid-murid di sekolah termasuk Fuman membeku.
Advertisement