Liputan6.com, Jakarta - Bagi kebanyakan orang, penerbangan jarak jauh adalah sesuatu yang melelahkan. Banyak cara dilakukan untuk mengatasi kebosanan duduk 18 jam di dalam pesawat.
Biasanya, para penumpang baca buku, tidur, menonton film, hingga sekedar menikmati segelas anggur gratis.
Ketika penumpang dengan leluasa bisa melakukan itu semua dan mencoba untuk rileks, pilot pesawat justru melakukan hal yang sebaliknya.
Advertisement
Bahkan setelah lepas landas, masih banyak yang harus dilakukan kapten pilot dan co-pilot. Kenyataannya, mereka melakukan hal yang ternyata tak pernah diduga sebelumnya.
Berikut 4 hal yang dilakukan oleh pilot saat pesawat lepas landas dan mengudara selama berjam-jam, dilansir Conde Nast Travel, Rabu (28/2/2018).
1. Jadi Ahli Meteorologi dan Komunikator
"Ketika kita melaju di atas daratan, biasanya kita akan menempuh jarak lebih dari 500 mil per jam, dan kita berada dalam lingkungan yang sangat tidak bersahabat," kata Nick Anderson, seorang kapten pilot yang bekerja untuk sebuah maskapai penerbangan internasional di London, Inggris.
Nick menjabarkan, suhu udara di angkasa bisa mencapai minus 76 derajat Fahrenheit atau minus 60 derajat Celcius, sehingga kelembaban udara sangat tipis. Seseorang yang duduk di sayap bisa mati beku dalam waktu kurang dari satu menit.
Belum lagi, pesawat kerap melayang di atas tempat-tempat berpenduduk padat, terbang di atas samudera yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk dilintasi, dan di atas medan terjal yang harus memposisikan pesawat dengan tepat agar dapat melintasinya dengan aman.
"Alam itu ganas dan tak bertuan. Tidak peduli di manapun Anda berada, Anda harus siap. Jadi saat Anda mencoba merileksasi diri, sebenarnya keganasan alam hanya beberapa sentimeter dari Anda," ucap Nick.
Meskipun rute penerbangan telah ditetapkan menjelang keberangkatan, pilot bisa menentukan arah penerbangan di tengah mengudara (mid-flight) jika ada perubahan, atau bahkan sedikit mengubah rute.
"Cuaca adalah masalah besar bagi kami dalam penerbangan jarak jauh," lanjutnya.
Ia mencatat, dalam sebuah penerbangan tunggal, sebuah pesawat sering melewati tiga atau empat sistem cuaca yang bervariasi, berbeda tipe, intensitas dan tingkat kesulitannya.
"Kami tidak benar-benar bisa untuk duduk santai dan rileks. Saat sistem cuaca tersebut datang sangat cepat. Semisal, ketika di daratan, cuaca cerah. Tapi saat mengudara, cuaca berubah drastis, ada badai petir, dan kami sangat membutuhkan izin melintas," tutur Nick lagi.
Sebagian besar maskapai juga menginstal teknologi canggih untuk pemetaan cuaca, memberikan rincian melalui layar monitor. Perangkat ini mampu melaporkan kondisi cuaca dari kontrol lalu lintas udara, sehingga turbulensi bisa diantisipasi.
Tapi terkadang, pilot kerap mengandalkan pilot lain yang menerbangkan pesawat di depannya di rute yang sama. Ini berguna untuk memberikan laporan turbulensi udara yang jelas, yang tidak dapat diambil oleh radar apapun.
Ada beberapa sistem radio untuk pilot. Salah satu pilot bertanggung jawab untuk berbicara dengan kontrol lalu lintas udara, jika mereka perlu mengubah arah untuk menghindari badai petir. Sedangkan pilot lainnya bertugas "mengawinkan" komunikasi udara-ke-udara (air-to-air) antara pesawat dengan jalur penerbangan yang sama.
Advertisement
2. Jadi Penasihat dan Diplomat
Begitu pintu pesawat ditutup, kapten pilot bertanggung jawab atas semua masalah personal yang mungkin timbul.
Wewenang kapten ditegakkan dengan beberapa kesepakatan internasional, seperti Konvensi Tokyo tahun 1963 dan Konvensi Montreal tahun 1999.
Kapten pilot menjadi satu-satunya orang yang berhak memutuskan mengenai pengalihan penerbangan, demi alasan keselamatan penumpang.
3. Analis dan Insinyur
Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan pilot sebelum, saat, dan sesudah penerbangan bersifat strategis.
Pesawat terbang adalah mesin yang rumit. Ada banyak alat pengukur dan sistem untuk dipantau. Mulai dari tekanan mesin oli, kandungan cairan hidrolik, hingga saluran pendingin udara.Â
"Kami tidak ingin mendarat dengan bahan bakar berlebih. Kami harus membakar lebih banyak bahan bakar untuk membawa lebih banyak bahan bakar," kata Nick.
Sederhananya, sebuah burung besi tidak membawa banyak bahan bakar ekstra. Sebagai gantinya, pilot harus pandai melakukan perhitungan sepanjang penerbangan.
Ia wajib memastikan pesawat yang dikendarainya memiliki cukup bahan bakar untuk sampai di tujuan. Apabila seorang pilot salah perhitungan, ia harus beralih ke lapangan terbang terdekat untuk mengisi bahan bakar, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan.
Tidak hanya jumlah bahan bakar, fokus pilot juga diarahkan pada suhu bahan bakar. Udara di angkasa bisa sangat dingin, sehingga bisa berdampak bagi tangki bahan bakar, bahkan membahayakan penumpang.
Bila menemukan hal demikian, pilot akan memonitor alat ukur tersebut dan dapat memindahkan bahan bakar dingin ke dalam tangki bagian dalam, di mana suhu lebih hangat.
Saat satu pilot memantau seluruh sistem, pilot lainnya mengecek beberapa dokumen yang berisi rencana penerbangan tertulis sebelum keberangkatan. Pilot ini bertanggung jawab untuk membuat catatan di atas kertas tentang perubahan rencana tersebut, tentunya selama penerbangan berlangsung.
Catatan ini sangat rinci. Sang pilot harus dapat menciptakan jalur penerbangan pesawat yang tepat berdasarkan dokumen yang dibawanya.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Advertisement
4. Makan dan Tidur
Pilot biasanya makan setelah para penumpang makan. Selalu ada jatah makanan untuk kru di area troli, kata Nick, dan selalu ada nampan yang menyajikan makanan ringan, salad, dan sandwich di dek penerbangan saat pilot tiba di tujuan.
Sebetulnya, pilot bisa makan di kokpit, tapi mereka cenderung tidak makan bersamaan dengan jam makan penumpang, sehingga mereka bisa mengontrol pesawat.
Jika semua alat pengukur bekerja dengan bagus, penerbangan berjalan mulus dan ada kedamaian di kabin, para pilot akan beristirahat. Istirahat mereka dilakukan di berbagai titik dalam penerbangan, tergantung situasi dan kondisi.
Lama waktu beristirahat juga bervariasi, tergantung pada jam kerja masing-masing pilot.
Untuk penerbangan panjang -- 12 jam atau lebih -- ada satu atau dua pilot pengganti di pesawat. Oleh sebab itu, sang kapten bisa mengistirahatkan badannya di ruang tidur yang berada tepat di belakang kokpit, membaca, atau hanya sekedar bersantai.
Ukuran, posisi dan model tempat tidur bergantung pada jenis pesawat. Di kebanyakan pesawat terbang, ada sebuah pintu kecil yang mengarah ke tangga kecil, tepat di belakang kokpit, di depan kabin pertama. Anggota kru biasa menaiki tangga ini untuk mencapai ruang peristirahatan.
Sedangkan untuk penerbangan internasional jarak pendek, mungkin 8 atau 9 jam, bisa diterbangkan hanya dengan dua pilot. Meski demikian, Nick mengatakan bahwa penerbangan tersebut sebenarnya lebih sulit, karena pilot kekurangan tenaga cadangan selama penerbangan.