Liputan6.com, London - Ratu Inggris Elizabeth II sudah sepuh, usianya 91 tahun. Namun, hingga kini, suksesi di Kerajaan Britania Raya masih jadi teka-teki, akankah Pangeran Charles atau Pangeran William yang akan naik takhta.
Belakangan, istri Charles, Camilla Parker Bowles dikabarkan ambil langkah ancang-ancang. Ia menginginkan suaminya menjadi Commonwealth Head atau Kepala Negara-Negara Persemakmuran berikutnya.
Gelar tersebut sebelumnya hanya dipegang oleh Raja George VI dan putrinya, Ratu Elizabeth II.
Advertisement
Camilla bahkan dilaporkan rela melakukan apa saja untuk membantu sang suami mendapatkan jabatan penting itu. Menurut pemberitaan media London, Express, Camilla akan menjadi penasihat utama Pangeran Charles apabila ia menduduki jabatan Commonwealth Head, terlepas dari kenyataan bahwa peran Charles sebagai pemimpin persemakmuran tidak dijamin bisa 100 persen.
Sayangnya, obsesi Camilla mungkin tak akan terwujud, sebab Pangeran Charles tidak secara otomatis dan belum tentu bisa mengambil alih posisi ibunya sebagai Commonwealth Head, walaupun kenyataannya, ia berada di urutan kedua dari takhta.
Keputusan resmi hanya bisa dibuat oleh Kepala Pemerintahan dalam sebuah pertemuan resmi pada bulan April nanti.
Menjelang penetapan, Pangeran Charles dan istri keduanya itu akan bertandang ke Australia untuk membuka Commonwealth Games, ajang olahraga multinasional yang diadakan setiap empat tahun sekali dan melibatkan atlet-atlet terbaik dari negara-negara persemakmuran.
"The Prince of Wales dan Duchess of Cornwall akan mengunjungi Brisbane pada hari Rabu, 4 April 2018, sebelum melakukan perjalanan ke Gold Coast. Ia menjadi perwakilan utama Ratu Elizabeth II di ajang olahraga ini," kata Perdana Menteri Australia, Malcom Turnbull, kepada The Australian, dilansir Fox News, Rabu 28 Februari 2018.
"Pangeran Charles akan melanjutkan kunjungannya ke Queensland, kemudian ke Northern Territory, dan mengakhiri tur pada tanggal 10 April," lanjutnya.
Menurut Express, Camilla memutuskan untuk menemani Pangeran Charles dalam lawatan tersebut, padahal dia sendiri dikabarkan takut terbang dengan pesawat.
Di satu sisi, pengorbanannya dimaksudkan karena dia merasa bertanggung jawab untuk terlibat dalam mendapatkan gelar Commonwealth Head bagi suaminya.
"Itu adalah keputusannya. Bukan paksaan. Dia hanya merasa ini (pembukaan Commonwealth Games) adalah acara yang sangat penting," kata seorang sumber kepada Express.
"Ini adalah perjalanan yang sangat singkat, tapi Duchess (Camilla) mencintai Australia dan warganya. Dia benar-benar menantikannya, meski dia tidak suka terbang," imbuhnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Gelar untuk Camilla
Ketika Pangeran Charles naik takhta, kemungkinan besar namanya berubah menjadi Raja George VII. Sedangkan untuk istri seorang raja, biasanya diberi gelar ratu.
Tapi ada pengecualian untuk Camilla. Clarence House mengumumkan, Camilla hanya akan dikenal sebagai permaisuri (consort) setelah pernikahan keduanya disahkan.
Clarence House adalah sebuah kediaman kerajaan di London, yang terletak di The Mall, Kota Westminster, Inggris. Selama hampir 50 tahun, dari 1953 sampai 2002, tempat tersebut menjadi rumah dari Ibu Suri Elizabeth Bowes-Lyon, kediaman resmi Charles sebagai Pangeran Wales dan Camilla Parker sebagai Duchess of Cornwall.
"Ini dimaksudkan agar Parker Bowles bisa tetap bergelar HRH (Her Royal Highness) The Princess Consort, meski Pangeran Wales (Charles) menapaki singgasana kerajaan," bunyi pernyataan Clarence House.
Posisi ini mirip dengan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip. Philip secara teknis menjadi The Prince Consort atau Permaisuri kaki-laki bagi ratu yang memerintah.
The Princess Consort atau Permaisuri Perempuan adalah gelar resmi yang biasanya diberikan kepada istri seorang raja yang berdaulat.
Di sisi lain, Pangeran Charles memiliki beberapa rencana yang diprediksi bisa mengguncang monarki saat dia menjadi raja, salah satunya soal gelar yang diberikan untuk Camilla.
Sebagai raja, Charles akan menggunakan kekuatan untuk mengubah Camilla menjadi Permaisuri Ratu (Queen Consort) jika ia meraih gelar Kepala Negara-Negara Persemakmuran, meski mayoritas orang Inggris akan menentangnya.
Advertisement
Camilla Terobsesi Jadi Ratu?
Delapan tahun setelah kematian Putri Diana, tepatnya pada 9 April 2005, Charles dan Camilla melangsungkan pernikahannya di Windsor Guildhall.
Intrik dan lika-liku kisah cinta keluarga kerajaan itu dituang dalam sebuah buku berjudul Game of Crowns. Penulisnya, Christoper Andersen, menyebut kehadiran Camilla sebagai kisah 'Drama Kerajaan' paling menarik untuk dibahas.
Kematian Diana dalam kecelakaan mobil pada Agustus 1997 makin mempermudah jalan Camilla. Namun mereka menunggu waktu hingga Januari 1999, di mana Charles untuk kali pertama merangkul Camilla di hadapan 150 wartawan.
Ketika mereka tampil di depan umum untuk yang ketiga kali, Camilla menggunakan kalung senilai US$ 200.000 atau Rp 2 miliar yang merupakan perhiasan favorit Diana.
Mendapat tekanan dari Camilla, Charles akhirnya mengatakan kepada ibunya, Ratu Elizabeth II, bahwa ia ingin mengumumkan pertunangannya dengan Camilla.
"Apa pun yang Parker Bowles (Camilla) inginkan, maka ia akan mendapatkannya," ujar penulis Richard Kay.
Ratu pun dengan enggan memberikan persetujuannya dengan syarat Charles memenuhi janjinya dengan tak membuat Camilla menjadi ratu setelah ia mewarisi mahkota kerajaan.
Charles pun menegaskan bahwa Camilla tak tertarik menjadi Princess of Charles atau menjadi ratu. Mereka resmi menikah pada 9 April 2005 di Windsor Guildhall.
Camilla pun menggenjot usahanya untuk diterima sebagai pendamping hidup pewaris takhta kerajaan kepada publik. Ia tampak dalam serangkaian kegiatan amal yang tak terhitung jumlahnya.
Walaupun Camilla sudah menjadi bagian dari keluarga kerajaan, namun tak semua pihak dapat menerimanya begitu saja. Dalam satu kesempatan, Ratu Elizabeth pernah menyebut Camilla sebagai "Wanita Jahat".
Pada usianya melampaui 90 tahun, Ratu Elizabeth mungkin hanya akan mampu memimpin Inggris hingga beberapa tahun ke depan. Ketika tiba saatnya Charles menjabat sebagai raja, apakah Camilla memiliki keinginan menjadi ratu?
Ketika ditanya oleh seorang siswa sekolah dasar dengan pertanyaan yang sama, Camilla tersenyum dan menjawab, "Kita tak pernah tahu."