Sukses

Fenomena Aneh di Portugal, Batu 'Melahirkan' Batu

Ada batu "melahirkan" batu di Portugal, seperti apa? Ini penjelasannya.

Liputan6.com, Lisboa - Di dekat sebuah desa bernama Castanheira yang berada di Pegunungan Freita, Portugal utara, terdapat sebuah batuan granit berukuran raksasa yang mengeluarkan batu-batu kecil. Anehnya, batu-batu kecil itu dimuntahkan secara berkala.

Peristiwa unik ini disebut sebagai Pedras Parideiras dalam bahasa Portugal, atau dalam bahasa Indonesia artinya fenomena 'batu melahirkan'. Bisa juga disebut batu yang bertelur.

Bagi penduduk setempat, fenomena Pedras Parideiras melambangkan kesuburan. Mereka percaya, wanita yang ingin mempunyai anak dapat segera hamil, apabila meletakkan sebutir batu anakan tersebut di bawah bantal.

Dilansir Amusing Planet, batuan granit berukuran 1000 meter x 600 meter itu memiliki lempengan-lempengan batu yang tertanam di permukaannya. Masing-masing berdiameter 2 sampai 12 sentimeter.

Fenomena Pedras Parideiras atau batu melahirkan di Portugal. (Arouca Geopark)

Karena kikisan cuaca dan erosi, batu-batu kecil itu perlahan terlepas dari permukaan batuan granit. Lahirlah batu-batu anakan yang meninggalkan cekungan di permukaan tubuh induknya.

Batu anakan tersebut terbuat dari unsur mineral granit yang sama seperti batu induknya, namun lapisan luarnya terdiri dari biotit. Biotit adalah sejenis mika yang cukup rapuh terhadap tekanan. Saat musim dingin tiba, air hujan atau embun merembes ke celah-celahnya, kemudian materi tersebut membeku.

Saat air mengembang di dalamnya, batu-batu biotit semakin terdorong keluar. Butuh ratusan musim dingin untuk membuat sebutir batu anakan 'lahir', seperti dikutip dari Merdeka.com, Kamis 1 Maret 2018. Walaupun dianggap bertuah, batu-batu biotit yang sudah 'lahir' kini dilarang untuk diambil.

Fenomena 'batu melahirkan' telah menjadi bagian dari Arouca Geopark, sebuah taman nasional yang terletak di bagian utara distrik Arouca, Portugal, yang dilindungi UNESCO. Batuan ini dinilai punya nilai penting bagi ilmu geologi.

 

Reporter : Tantri Setyorini

Sumber : Merdeka.com

 

 

Saksikan juga video berikut ini: