Sukses

Amerika Serikat Jual Senjata Berat ke Ukraina, untuk Konfrontasi Rusia?

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui rudal anti-tank kepada Ukraina, sebuah langkah yang diprediksi mampu meningkatkan eskalasi tensi kedua negara dengan Rusia.

Liputan6.com, Washington DC - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui pengiriman rudal anti-tank kepada Ukraina -- senjata berat pertama yang dijual AS ke negara beribu kota Kiev sejak pecahnya peristiwa Aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014 silam.

Seperti dikutip dari VOA Indonesia (3/3/2018), Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Kemlu AS secara resmi menyetujui penjualan 210 rudal dan 37 peluncur antitank Javelin senilai US$ 47 juta ke Ukraina, sebuah langkah yang sudah lama diperkirakan akan menyinggung Rusia.

Kendati demikian, sebelum benar-benar rampung, Kongres AS harus menyetujui penjualan itu terlebih dahulu. Ini berarti, jumlah dolar dan lancarnya penjualan bisa berubah.

Tapi sejauh ini, anggota Kongres telah mengindikasikan dukungan luas untuk langkah tersebut.

Selain itu, kebijakan anggaran pertahanan AS tahun 2018 mengindikasikan peningkatan pendanaan untuk mendukung Ukraina.

2 dari 2 halaman

Dikabulkan Donald Trump

Ukraina telah meminta bantuan senjata berat dari Amerika Serikat sejak aneksasi Krimea oleh Rusia dilakukan pada 2014 silam.

Namun, Pemerintahan Presiden AS saat itu, Barack Obama, hanya menawarkan pelatihan dan peralatan pendukung karena tidak ingin meningkatkan tensi tinggi kekerasan di sana serta mencegah konflik kebijakan (proxy conflict) antara Washington - Moskow di Ukraina.

Namun pada akhirnya, permintaan Ukraina dikabulkan oleh Pemerintahan Presiden Donald Trump, yang mana pada akhir tahun lalu, Trump mengindikasikan bahwa dia akan menyetujui penjualan rudal Javelin kepada Kiev.

Video Terkini