Sukses

Dubes AS untuk Meksiko Mundur, Tak Tahan dengan Donald Trump?

Lagi, satu pejabat tinggi pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengundurkan diri. Kali ini, Duta Besar AS untuk Meksiko.

Liputan6.com, Meksiko - Duta Besar Amerika Serikat untuk Meksiko, Roberta Jacobson, mengundurkan diri dari jabatannya pada musim semi ini, di tengah ketegangan yang mendera kedua negara.

Dalam sebuah catatan yang dikirim ke staf kedutaan pada hari Kamis, 1 Maret 2018, Jacobson menulis bahwa pengunduran dirinya mulai berlaku per tanggal 5 Mei, dua tahun usai dia dilantik sebagai dubes.

"Setelah lebih dari tiga puluh satu tahun melayani Pemerintah AS, tibalah saya pada sebuah keputusan tersulit. Sekarang adalah saat yang tepat untuk beralih ke tantangan dan petualangan baru... Hubungan antara AS dan Meksiko sangat penting dan krusial," papar Jacobson, dikutip dari ABC News, Sabtu (3/3/2018).

Memang, dia tidak membeberkan faktor utama di balik pengunduran dirinya, tapi dia mengunggah kicauan di Twitter beberapa hari lalu bahwa dia mencari kesempatan lain.

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Steve Goldstein, mengatakan bahwa Jacobson telah bertatap muka dengan Menlu AS Rex Tillerson dan membahas mengenai rencana pensiunnya. Pertemuan keduanya dilakukan pada Januari 2018, saat Tillerson berkunjung ke Meksiko.

"Menlu meminta Jacobson untuk bertahan hingga bulan Mei, memastikan proses transisinya berjalan mulus," kata Goldstein.

Seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya mengonfirmasi bahwa istana kepresidenan itu bermaksud mencalonkan pengganti Jacobson, yaitu Ed Whitacre, warga Texas yang merupakan mantan CEO General Motors.

Departemen Hubungan Luar Negeri Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan, Tillerson telah memberi tahu rekannya dari Meksiko, Luis Videgaray, tentang pengunduran diri Jacobson pada 17 Februari. Tiga hari kemudian, departemen tersebut menerima permintaan resmi untuk menyetujui pengangkatan dubes baru.

Hubungan diplomatik antara Washington dan Mexico City menegang, usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkukuh membangun tembok perbatasan.

Ia juga memaksa pemerintah Meksiko untuk membayar biaya pembangunan tembok. Selain itu, sikap sewenang-wenang Donald Trump terhadap ribuan imigran Meksiko yang tinggal di Negeri Paman Sam juga memanaskan hubungan kedua negara.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Dedikasi Penuh

Jacobson sebelumnya menjabat sebagai asisten menlu untuk Western Hemisphere. Namun perempuan berumur 57 tahun tersebut dinilai punya pengetahuan mendalam dan perhatian lebih terhadap Amerika Latin, terutama Meksiko. Sehingga dia dimandatkan untuk memegang jabatan sebagai dubes.

Setelah pengumuman mengejutkan pada bulan Desember 2014, yang menyatakan bahwa AS dan Kuba akan membangun kembali hubungan diplomatik setelah bermusuhan selama puluhan tahun, Jacobson-lah yang mempelopori perundingan ini.

Jacobson adalah dubes wanita pertama Amerika Serikat untuk Meksiko. Selama masa jabatannya di negara Amerika Latin ini, dia sangat tertarik dengan isu-isu seperti kekerasan terhadap perempuan, hak asasi manusia dan pembunuhan wartawan di Meksiko.

Dua tahun berturut-turut, dia bahkan ikut serta dalam Mexico City's Pride Parade, dan setelah gempa dahsyat September lalu, dia menemani regu penyelamat AS ke lokasi gedung perkantoran yang ambruk, yang berada di ibu kota, di mana puluhan orang terbunuh.

"Dia (Jacobson) kerap membicarakan seorang jurnalis yang terbunuh di Meksiko. Dia selalu menekan pihak berwwenang untuk mengusut tuntas kasus tersebbut. Dia tahu cara menyampaikan suara di saat genting," ungkap Jorge Guajardo, mantan diplomat Meksiko.

Dalam pernyataannya, Departemen Hubungan Luar Negeri Meksiko mengakui komitmen diplomatik Jacobson kepada Meksiko dan AS. Mereka menyampaikan rasa terima kasih atas segala usaha yang telah dilakukan Jacobson dalam membangun hubungan terbuka antara pemerintah dan rakyat, baik untuk Meksiko maupun AS.