Liputan6.com, Jammu: Situasi di perbatasan India-Pakistan kembali memanas. Menurut sejumlah pejabat keamanan, kontak senjata antara pasukan India dan Pakistan berlanjut pada Ahad (15/5). Ini terjadi sehari setelah seorang prajurit India tewas oleh tembakan pasukan Pakistan ketika berpatroli di perbatasan kedua negara tersebut.
Kedua pihak terlibat dalam tembak-menembak senjata ringan selama 30 menit pada Ahad pagi di sebuah pos perbatasan, 30 kilometer dari Jammu, ibu kota musim dingin Kashmir India.
"Pasukan Pakistan memulai penembakan tanpa provokasi ke pos kami Umra Wali," kata seorang juru bicara pasukan keamanan perbatasan India. "Kami membalas penembakan mereka," tambah juru bicara pasukan paramiliter itu.
Advertisement
Seorang pejabat keamanan perbatasan Pakistan mengonfirmasi bentrokan itu. Namun, ia membantah pihaknya yang memulai penembakan. "Tiga prajurit paramiliter Pakistan terluka," katanya.
Sebaliknya, pihak berwenang India mengatakan, seorang prajurit India tewas di rumah sakit pada Sabtu malam silam akibat luka-luka yang dideritanya. Ini setelah pasukan Pakistan melepaskan tembakan ke arah patroli rutin di daerah yang sama. Ia adalah prajurit pertama India yang tewas dalam serangan pasukan Pakistan dalam setahun terkahir.
Kashmir India tahun lalu dilanda protes terbesar terhadap kekuasaan India, yang menewaskan lebih dari 110 pemrotes, sebagian besar akibat tembakan polisi terhadap pemuda pelempar batu. Adapun lebih dari 47.000 orang--warga sipil, militan dan aparat keamanan--tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.
Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.
Pemerintah New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu, namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Perbatasan de facto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan. Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.
Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibu kota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan. Bahkan, pemerintah New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.
India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu--tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad pun membantah tuduhan tersebut.
Sejumlah pejabat India menuding serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Tapi, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.
India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.(ANS/Ant)