Liputan6.com, London - Adik dari penguasa Inggris saat ini, Putri Margaret, mengungkap sebuah rahasia yang mengejutkan publik. Ia menyebut kakaknya, Ratu Elizabeth II, hanya pernah sekali menitikkan air mata selama memerintah Inggris, dan itupun terjadi karena bersaing sengit dalam debat.
Dilansir dari Express.co.uk pada Senin (5/3/2018), fakta tersebut diceritakan oleh Puteri Josephine Loewenstein, salah seorang kerabat Istana Buckingham, mengatakan bahwa Putri Margaret pernah membocorkan kisah itu secara diam-diam kepadanya.
Advertisement
Baca Juga
"Ia (Putri Margaret) bercerita bahwa Ratu merasa selalu 'dilemahkan' oleh mendiang Perdana Menteri Margaret Thatcher ketika saling membahas tentang masa depan Inggris," ujar Puteri Loewenstein pada sebuah dokumenter berjudul 'Elizabeth: Our Queen' yang ditayangkan di stasiun televisi Channel 5.
Menurutnya, hal itu terjadi bersamaan dengan maraknya pemberitaan media yang menyebut Ratu Elizabeth II tidak sejalan dengan PM Thatcher, hal itu terjadi di pertengahan 1980-an.
Kala itu, Inggris tengah dilanda dilema terkait pembahasan rencana penyatuan negara-negara Eropa di bawah lembaga Uni Eropa.
"Ratu pernah mengeluh kepada salah satu pelayan pribadinya, tentang sulitnya meminta PM Thatcher untuk 'duduk', dan kerap merasa nada suaranya mengintimidasi seisi ruangan," ujar Putri Loewenstein bercerita.
"(Putri) Margaret pernah bercerita padaku, bahwa Ratu sempat terlihat menitikkan air mata secara diam-diam setelah pembahasan sengit mengenai isu perburuhan di Inggris, jika saya tidak salah," lanjutnya.
Namun, wawancara tersebut tidak menjelaskan secara pasti kapan dan di mana Ratu Elizabeth II berurai air mata.
Simak video mengenai kunjungan Ratu ELizabeth II ke Pekan Mode London 2018 berikut:
PM Thatcher Sangat Menghormati Monarki Inggris
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, mantan sekretaris pribadi PM berjuluk Wanita Besi itu, Lord Robin Butler, mengatakan bahwa aatsannya tersebut sangat menghormati Monarki Inggris.
"Nyonya Thatcher sangat menghormati Ratu sebagai penguasa Kerajaan Britania Raya," ujar Lord Robin Butler.
"Ia berusaha menyampaikan visi dan gagasannya sejelas mungkin, tidak lebih dari itu," lanjutnya.
Ini bukanlah kali pertama kedua wanita berpengaruh di Inggris tersebut terlihat tidak akur satu sama lain.
Dalam buku yang juga membahas hubungan keduanya itu, Ratu disebut pernah menyindir gaya berbicara PM Thatcher kurang berkelas, dan terlalu kasar untuk seorang wanita berpendidikan.
Advertisement