Sukses

Taiwan Siap Bidik Wisatawan Muslim Indonesia

Taiwan semakin gencar mengenalkan pariwisata negaranya ke dunia luar, termasuk di antaranya Muslim dari Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Taiwan kembali memperkenalkan sektor pariwisatanya kepada masyarakat Indonesia melalui Taiwan Tourism Workshop 2018. Dari tahun ke tahun, negara ini terus mempercantik diri untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara, termasuk mereka yang beragama Islam.

Selama 2 tahun terakhir, sejumlah fasilitas pendukung dan sertifikasi halal terus dibangun, agar Taiwan semakin ramah terhadap pelancong Muslim. Meski sebagian besar penduduk Taiwan beragama non-muslim, tapi sudah banyak masjid dan restoran halal yang beroperasi di sana.

Perwakilan dari Chinese Muslim Association (CMA), Hadziq Fabroyir, menjelaskan, sampai saat ini lebih dari 100 restoran telah mendapatkan sertifikat halal. Bahkan sebagian besar tempat umum di Taiwan, seperti daerah wisata dan hotel, sudah disediakan musala, papan petunjuk arah Kiblat dan jadwal waktu salat.

"Di Taiwan sebelumnya sudah ada 6 masjid, ada di Taipei, Taoyuan, Taichung, Taina, dan Kaohsiung. Sedangkan tahun ini dibangun 2 masjid lagi," ucapnya saat mengisi acara yang digelar di Pullman Hotel, Jakarta, Senin (5/3/2018).

Lebih jauh, Hadziq menjelaskan bahwa lembaga CMA berfungsi seperti Majelis Ulama Indonesia. Ada beberapa sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaganya untuk menjamin keamanan dan kenyamanan turis Muslim yang berlibur ke Taiwan.

"Soalnya di sana tidak ada departemen agama. Jadi kami yang dipercayakan oleh mereka. Bisa dilihat kategori otentikasi yang ada di restoran tersebut, yaitu Muslim Restaurant (MR), Muslim Friendly Restaurant (MFR), Muslim Friendly Tourism (MFT), Halal Kitchen (HK) dan Muslim Friendly Tour Guide (MFTG)," katanya.

"Untuk hotel atau restoran yang dapat sertifikat halal dari kami, mereka menyediakan dapur khusus, yaitu individual kitchen. Dapur ini dikhususkan untuk memasak makanan dan minuman halal. Alat-alat masaknya pun terpisah, bahkan piring, mangkuk, kulkas, dan lainnya diberi tulisan halal," papar pemuda berkacamata ini. 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Restoran Halal Kurang Banyak

Saat berbincang dengan Liputan6.com usai acara, Halal Specialist CMA, Majid Tsai, mengatakan bahwa masih dijumpai turis Muslim yang mengeluhkan kurangnya restoran halal di Taiwan bagian selatan, walaupun jumlahnya sedikit.

"Paling banyak (turis Muslim) di bagian utara. At least, di seluruh Taiwan ada sekitar 150 restoran halal, 100 di antaranya di utara. Di selatan banyak, cuma masih kurang merata. Jadi, Muslim yang datang ke Taiwan hanya bisa menikmati  di Taipei, sedangkan yang ingin mengeksplorasi bagian selatan kurang menikmatinya," jelasnya.

Perbandingan Muslim di utara dan selatan, kata Tsai, yakni 70:30, karena memang di Taiwan bagian utara merupakan daerah ibu kota sehingga sarana dan prasarana diutamakan. Sedangkan di bagian selatan, kebanyakan sektor wisata adalah pelabuhan dan wisata alam.

"Jadi, orang jarang resident di situ. Resident kebanyakan di Taipei dan New Taipei City," pungkasnya.