Liputan6.com, Hong Kong - Selama ini, publik mengenal Hong Kong sebagai megapolitan yang dipenuhi oleh deretan gedung pencakar langit. Kota yang memiliki luas kurang dari 1.200 kilometer persegi itu memiliki lebih dari 300 gedung pencakar langit, dan dihuni sekitar tujuh juta jiwa.
Menariknya, kondisi yang padat tersebut tidak menghalangi Hong Kong menjelma sebagai kota dengan sarana pendukung terbaik di dunia, untuk hidup panjang umur.
Predikat tersebut tidak hanya didapat dari sistem layanan kesehatan yang unggul, namun juga dari kebiasaan hidup sebagian besar masyarakatnya yang sangat peduli pada keseimbangan. Demikian dilansir dari CNN pada Rabu (7/3/2018).
Advertisement
Hal itu dapat dilihat dari mudahnya warga menjangkau berbagai tempat dalam satu hari. Sebagai contoh, pagi hari menikmati sarapan sehat di pinggiran kota, beraktivitas harian menggunakan sarana transportasi terpadu, leluasa berjalan kaki di banyak tempat, menikmati senja di banyak taman asri, dan lain sebagainya.
Baca Juga
Selain itu, warga Hong Kong juga dimudahkan dalam menjangkau situasi alam yang berbeda dalam hitungan jam. Hal ini dikarenakan karakter geografisnya berupa kepulauan yang membentuk teluk alami, sehingga tersedia cukup banyak bukit hijau, pantai berpasir, dan taman lindung yang mengelolingi pusat kota di sekitar Pelabuhan Victoria.
Hal-hal inilah, yang menurut buku The Blue Zones: Lessons for Living Longer karya Dan Buettner, menjadi faktor utama penyebab angka harapan hidup masyarakat lebih tinggi, meski hidup di kota yang sangat padat.
Menurut Dr. Timothy Kwok, seorang profesor Ilmu Geriatri (ilmu tentang usia lanjut) di Chinese University of Hong Kong, angka harapan hidup pria di Hong Kong lebih tinggi dibandingkan pria di Sardinia, Italia, yang juga disebut kawasan terbaik di dunia untuk hidup panjang umur.
"Rata-rata angka harapan hidup pria Hong Kong mencapai 83,3 tahun, dibandingkan pria Sardinia yang berkisar di usia 81 tahun," jelas Dr. Kwok.
"Bahkan, angka harapan hidup wanita d Hong Kong lebih besar 3 tahun dari prianya, dan hal ini tercatat cukup konsisten selama sepuluh tahun terakhir."
Namun, karena Hong Kong bukan sebuah negara, maka catatan unggul tersebut tidak diakui oleh Global AgeWatch Index, sebuah lembaga pemeringkat angka harapan hidup pada 96 negara di dunia.
Simak video menarik tentang detik-detik petir menyambar kota Hong Kong berikut:
Memiliki Fasilitas Hijau yang Unggul
Sementara itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Departemen Arsitektur pada Universitas PBB di Tokyo, Jepang, menyimpulkan bahwa Hong Kong termasuk tiga besar kota besar dengan fasilitas hijau terbaik di Asia, bersama dengan Singapura dan Taipei.
Penelitian itu menyebut di setiap satu kilometer persegi, Hong Kong rata-rata memiliki dua sudut hijau berstruktur. Sudut-sudut hijau tersebut, bersama dengan taman kota, dimanfaatkan dengan baik oleh warga untuk melakukan banyak hal, mulai dari sekedar berkumpul hingga berolahraga.
Komposisi penguna sudut-sudut hijau itu juga dilaporkan cukup seimbang, namun dengan kecenderungan populasi usia lanjut menghabiskan waktu lebih lama dibandingkan usia produktif.
Selain itu, bukit dan pantai yang tersebar di seantero kepulauan Hong Kong, juga kerap dimanfaatkan oleh warga untuk wisata dan berolahraga.
Selain kondisi alam yang mendukung, warga Hong Kong juga diuntungkan oleh sistem transportasi yang tertata rapi, dan bersinergi dengan baik satu sama lain.
"Bahkan dengan biaya kurang dari satu dolar (sekitar Rp 1.800), warga sudah bisa menggunakan transportasi paling murah, yakni kapal Fery, untuk satu kali perjalanan," tukas Dr. Kwok.
Advertisement