Liputan6.com, Boston - Besar ukuran penis masih menjadi isu yang kerap diperbincangkan -- dan juga dipermasalahkan -- oleh banyak pria.
Di satu sisi, ada yang melihat hal ini sebagai sebuah tantangan, sehingga perlu untuk melakukan prosedur pembesaran, baik itu melalui operasi ataupun pijat tradisional.
Pertanyaannya adalah, apakah ada proses pembesaran penis yang efektif? Selain itu, apakah penis berukuran besar benar-benar penting bagi pria?
Advertisement
Dilansir dari Medical Daily pada Rabu (7/3/2018), Hewitt Anderson, salah satu pakar kesehatan reproduksi dari Sekolah Kedokteran Harvard, mengatakan bahwa tindak bedah operasi adalah satu-satunya cara memperbesar penis yang sudah teruji secara klinis.
Baca Juga
Namun, tetap saja hal itu masih memiliki risiko kesehatan yang tidak bisa dianggap sepele bagi kesehatan reproduksi pria, apalagi jika berbicara tentang peran bahan kimia di dalamnya.Â
"Diperlukan prosedur yang cukup panjang untuk menilai kelayakan pasien pria dalam memperbesar ukuran penisnya, di mana risiko kesehatan sangat mungkin mengikuti," jelas Anderson.Â
"Ukuran penis umumnya mengikuti proporsi tubuh pria, sehingga belum tentu benar bahwa ukuran (penis) besar sebagai 'kewajiban' isu reproduksi," lanjutnya menejlaskan.Â
Menurut Anderson, dibandingkan melalui teknik pijat -- yang banyak ditemukan di kawasan Asia dan Amerika Selatan -- memperbesar penis melalui operasi setidaknya lebih dapat dipertanggung jawabkan secara medis.
"Pasien juga bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan pakar-pakar terkait sehingga didapatkan prosedur yang tepat," tukas Anderson.Â
Â
 Simak video tentang tren memutihkan penis yang kian populer di Thailand berikut:Â
Pil Pembesar Diragukan Keamanannya
Sementara itu, masih menurut Anderson, tidak disarankan menggunakan produk-produk pembesaran penis yang dijual bebas di pasaran, seperti pil biru misalnya.
Produk-produk yang memberi janji dapat memperbesar penis justru berisiko sebabkan gangguan kesehatan yang tidak bisa disepelekan. Hal ini terjadi karena tidak jelasnya hasil penelitian yang menjadi dasar produksi produk-produk pembesar penis tersebut.
"Salah-salah, Anda malah berpotensi terkena impotensi dini akibat menggunakan produk pembesar penis secara mandiri," tegas Anderson.Â
Sebagai informasi, panjang penis yang normal adalah berkisar pada ukuran 7,6 - 10,2 cm (saat lemas) dan 12,7 - 17,8 cm (saat ereksi).
Penis dianggap kecil (abnormal) jika panjangnya kurang dari 7,6 cm saat mengalami ereksi, atau lazim dikenal dengan istilah mikropenis..
Jika ukuran penis pria masih di luar ukuran mikropenis, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
"Selama fungsi sesksualitasnya tetap dalam kondisi prima, maka tidak ada alasan untuk memperbesarnya," imbau Anderson.Â
Advertisement