Liputan6.com, Kinabalu - Lebih dari 100 pendaki panik bergegas ke titik keselamatan di Laban Rata yang berada di Gunung Kinabalu, setelah gempa 5,2 skala Richter (SR) melanda daerah Ranau Sabah, Malaysia pada Kamis 8 Maret 2018 malam waktu setempat.
"Sejauh ini belum ada laporan tentang korban atau kerusakan dalam insiden yang terjadi pukul 21.06," kata mantan pemimpin Mount Kinabalu Mountain Guides Association Richard Soibi seperti dikutip dari Asia One, Kamis (9/3/2018).
Warga Kundasang mengatakan bahwa gempa kuat di Malaysia itu berlangsung dua sampai tiga detik. Getarannya dirasakan di sisi barat Gunung Kinabalu dari Kota Belud, Tamparuli, Kiulu dan juga di Penampang dan Papar.
Advertisement
Sejauh ini Soibi belum bisa menjelaskan apakah ada dampak kerusakan pada struktur di puncak gunung tertinggi di Malaysia itu, di mana gempa berkekuatan 6,1 SR melanda tiga tahun lalu dan menewaskan sekitar 18 pendaki dan pemandu.
Sebelumnya pada 5 Juni 2015, belasan orang dinyatakan tewas dan sejumlah orang lainnya hilang setelah gempa bumi terjadi di dekat puncak Kinabalu, gunung tertinggi di Malaysia.
Seperti dilansir BBC, gempa dengan kekuatan 6 skala Richter itu juga menyebabkan tanah longsor yang menyebabkan 137 pendaki terjebak selama beberapa jam.
Upaya penyelamatan sempat terhambat cuaca buruk, tetapi saat ini petugas SAR sudah berada di Gunung Kinabalu.
Ketika gempa terjadi, ratusan pendaki berupaya mencapai puncak Gunung Kinabalu untuk menyaksikan matahari terbit.
Survei Geologi AS menyebutkan, gempa terjadi pada pukul 07.15 waktu setempat, dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada di lokasi yang berjarak 54 km dari Gunung Kinabalu. Seluruh aktivitas pendakian ke kawasan gunung tertinggi Malaysia itu pun akhirnya ditutup.
Â
Â
Saksikan juga video berikut:
'Telinga' Gunung Kinabalu Hilang
Tak hanya merenggut belasan nyawa, gempa Malaysia pada Jumat 5 Juni 2015Â telah membuat Gunung Kinabalu di Negara Bagian Sabah, berubah bentuk. Hal ini turut membuat publik Malaysia bersedih hati.
Wajar saja, karena salah satu ikon dari gunung itu yang biasa disebut "Telinga Keledai" hilang karena digoyang gempa 6 skala Richter.
"Bad news confirmed! part of the iconic 'Donkey's Ear' @Mount Kinabalu is gone due to strong tremor this morning," tulis Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Negara Bagian Sabah, Malaysia Masidi Manjun dalam akun Twitter miliknya, yang berarti, "Berita buruk terkonfirmasi! Bagian dari 'Telinga Keledai' ikon Gunung Kinabalu hilang karena gempa yang kuat pagi ini."
Untuk membuktikan kabar itu, Masidi juga menyertakan foto yang memperlihatkan kondisi Gunung Kinabalu sebelum gempa terjadi dan kondisi setelah gempa menggoyang gunung tertinggi di Malaysia itu.
Terlihat jelas salah satu bagian yang disebut Telinga Keledai itu tak lagi tegak berdiri berdampingan dengan 'telinga' lainnya.
Advertisement