Liputan6.com, Jhansi - Dua orang dokter di India diberhentikan sementara setelah mereka dinilai mengabaikan pasien yang kakinya diamputasi.
Hal itu bermula ketika sebuah video memperlihatkan seorang pria yang kakinya baru diamputasi, tidur dengan bantal dari kakinya sendiri. Namun, belum diketahui siapa yang menaruh kaki itu untuk mengganjal kepala pasien.
"Kami membentuk komite beranggotakan empat orang untuk mencari tahu siapa yang menaruh kaki yang diamputasi itu di bawah kepala pasien," ujar Kepala Maharani Laxmibai Medical College and Hospital di Jhansi, India, Sadhna Kaushik, seperti dikutip dari Asia One, Senin (12/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
"Tindakan tegas akan dilakukan jika terbukti bahwa itu adalah staf kami," imbuh dia.
Kaushik menambahkan, dua orang dokter di India diberhentikan sementara sepanjang investigasi dilakukan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Keluarga Akhirnya Beli Bantal
Pasien malang itu diidentifikasi bernama Ghanshyam. Pria berusia 28 tahun itu mengalami luka parah dalam sebuah kecelakaan bus.
Kepada NDTV, keluarganya mengatakan bahwa staf rumah sakit menolak permintaan Ghanshyam untuk memberi bantal.
"Ketika kami tiba di rumah sakit, kami melihat kakinya digunakan jadi bantal," ujar seorang anggota keluarga Ghanshyam, Janaki Prasad.
"Saya berulang kali meminta para dokter untuk turun tangan, tapi mereka menolak," kata dia yang menambahkan bahwa akhirnya pihak keluarga membeli bantal dari pasar lokal.
Â
Advertisement
Minim Fasilitas
Rumah sakit yang dikelola Pemerintah India acap tak dilengkapi dengan fasilitas lengkap karena kekurangan dana. Hanya ada segelintir spesialis yang tersedia untuk mengobati jutaan penduduk di sana.
Uttar Pradesh yang merupakan rumah bagi 200 juta orang, adalah salah satu negara bagian termiskin di India. Untuk pengobatan ringan saja, pasien harus antre lama.
Bahkan, kelalaian medis seperti menjadi hal biasa.
Tahun lalu, puluhan anak meninggal dalam kurun sepekan di sebuah rumah sakit pemerintah di Uttar Pradesh. Kurangnya pasokan oksigen menjadi penyebabnya.
Bulan lalu, seorang dokter tak berlisensi diamankan pihak berwenang setelah menginfeksi setidaknya 46 orang karena menggunakan jarum yang sama berkali-kali.