Sukses

2 Paket Bom Misterius Meledak di Texas, 2 Orang Tewas

Ibu Kota Texas, Austin, menjadi sorotan pihak berwenang Amerika Serikat setelah serangkaian ledakan paket bom menewaskan dua warga dan membuat dua lainnya terluka parah.

Liputan6.com, Austin - Ibu Kota Texas, Austin, menjadi sorotan pihak berwenang Amerika Serikat setelah serangkaian ledakan paket bom menewaskan dua warga dan membuat dua lainnya terluka parah.

Menurut Kepala Kepolisian Austin, Texas, Brian Manley, seorang pemuda berusia 17 tahun menjadi korban tewas dan seorang wanita lainnya terluka dalam ledakan paket bom pertama.

Beberapa jam setelah bom pertama meledak, seorang perempuan berusia 75 tahun dilaporkan meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis akibat ledakan paket bom.

Dua kasus tersebut memiliki kesamaan dengan kematian pria berusia 39 tahun, Stephan House, yang tewas pada 2 Maret 2018 di Texas akibat bom parsel yang diletakkan di depan rumahnya.

"Tiga peristiwa ini kami yakini sebagai insiden terkait yang telah terjadi dalam 10 hari terakhir," ujar Manley.

"Mereka tidak membunyikan bel rumah. Korban keluar dari rumah mereka dan menemukannya di depan pintu rumah mereka," imbuh dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Berlatar Belakang Kejahatan Kebencian?

Manley mengatakan bahwa terlalu dini menyebut apakah itu merupakan "bom serial". Meski demikian, ia mengatakan bahwa terdapat pola dalam insiden itu.

"Namun ada pola dalam insiden itu," kata Manley. "Itu adalah bom kuat."

Sejauh ini polisi belum menyimpulkan motif serangan itu. Namun, Manley menyebut bahwa insiden itu bisa berlatar belakang kejahatan kebencian atau dikenal dengan hate crimes.

Pasalnya, satu korban berdarah Spanyol dan tiga lainnya berkulit hitam. Selain itu, paket tersebut tak dikirim oleh layanan pos Amerika Serikat.

"Jika Anda melihat paket tak terduga ada di depan rumah, telepon 911," kata Manley. "Tiga insiden ini semuanya terjadi di rumah warga. Merupakan hal yang penting agar masyarakat berhati-hati."

Namun sekali lagi, Manley mengatakan bahwa pihaknya belum memutuskan apa pun terkait hal itu.