Sukses

Pikat Pasar Internasional, Indonesia Ikut Pameran Produk di China

Kemendag menilai, keikutsertaan dalam pameran, memikat pasar dan investor, dinilai strategis bagi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perdagangan RI, memastikan keikutsertaan sejumlah pelaku bisnis dan produsen Tanah Air dalam pameran komoditas impor akbar perdana berskala internasional yang akan digelar di China pada akhir tahun mendatang.

The First China International Import Expo (CIIE) 2018, yang rencananya digelar di Shanghai pada 5 - 10 November tahun ini, menghadirkan kurang lebih 100 negara yang akan memamerkan beragam produk barang dan jasanya untuk pasar Tiongkok.

"Kita sudah menerima undangan dari pemerintah China dan, pemerintah Indonesia telah setuju untuk berpartisipasi dan ikut dalam pameran itu," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI, Arlinda, dalam sosialisasi CIIE bersama perwakilan Kementerian Perdagangan China, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), serta para pelaku bisnis Tanah Air di Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Liu Jun, Deputi Direktur Jenderal Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok berkomitmen dan serius dalam menyelenggarakan CIIE 2018, serta memastikan agar Negeri Tirai Bambu dan negara partisipan mampu meraih keuntungan positif dalam gelaran itu.

"Gelaran ini selaras dengan mandat Presiden Xi Jinping dan proyek Belt and Road Initiatives. Maka kami serius dalam menjamu bapak-ibu sekalian untuk berpartisipasi dalam pameran ini," kata Liu Jun di Kemendag.

Kemendag menilai, keikutsertaan dalam pameran -- yang diproyeksikan akan dihadiri oleh sekitar 150.000 pembeli dan investor potensial -- itu dinilai strategis dan berpotensi besar bagi Indonesia.

Di satu sisi, keikutsertaan itu mampu meningkatkan geliat ekspor RI dan membuka akses masuk bagi produk barang dan jasa Indonesia (mikro hingga makro), ke pasar China yang marak -- mengingat statusnya sebagai negara berpopulasi terbesar di dunia dengan daya konsumsi yang tinggi.

"Itu kesempatan bagus. Jadi yang selama ini kesulitan menjamah pasar di China, terkhusus Usaha Kecil Menengah (UKM), berpeluang untuk masuk ke sana ... Pastinya kita juga akan menggalakkan lagi produk andalan kita yang sering diekspor ke China, seperti kopi, sawit, sarang burung, makanan, dan lain sebagainya. Termasuk, untuk sektor jasa pariwisata," lanjut Arlinda seputar keikutsertaan RI dalam CIIE di China.

 

2 dari 2 halaman

Lahan 1.000 Meter Persegi untuk Memamerkan Produk RI

Indonesia sendiri telah memesan lahan seluas 1.000 meter persegi untuk menampung pelaku bisnis dan usaha yang akan mengimpor serta memasarkan produknya barang dan jasa mereka di CIIE. Namun, lahan itu mungkin akan bertambah atau berkurang sesuai dengan seberapa banyak partisipan yang hadir

"Harapan kami justru menambah luas lahan pameran hingga 2.000 - 3.000 meter persegi dan diposisikan di lokasi strategis ... Oleh karenanya, kita akan mendorong agar para pelaku bisnis dan usaha di Indonesia bisa berbondong-bondong banyak datang ke sana. Jangan mau kalah dengan negara lain," kata Arlinda, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI.

"Nanti Kemendag juga akan mensosialisasikan gelaran ini ke pemerintah daerah, supaya pelaku usaha barang dan jasa bisa berpartisipasi maksimal."

Arlinda melanjutkan, pihak Kemendag RI juga tengah bernegosiasi dengan Kemendag China agar pemerintah Tiongkok mampu memberikan fasilitas dan akomodasi yang mumpuni bagi para pelaku bisnis dan usaha yang akan datang ke CIIE 2018.

"Kita tengah menegosiasikan bebas pajak barang masuk selama gelaran itu berlangsung. Kemendag RI juga tengah mengupayakan agar biaya kargo barang-barang Indonesia yang akan dipamerkan bebas biaya juga. Termasuk, akomodasi gratis, prioritas yang pelaku UKM ya," ujar sang Dirjen.