Liputan6.com, New York - United Airlines mengaku bertanggung jawab atas kematian seekor anjing di pesawatnya. Pasalnya, hal tersebut terjadi setelah pramugari maskapai Amerika Serikat itu meminta sang pemilik untuk menaruhnya di bagasi kabin.
"Ini merupakan insiden tragis yang seharusnya tak pernah terjadi," ujar pihak United Airlines, seperti dikutip dari BBC, Rabu (14/3/2018).
"Kami bertanggung jawab penuh atas tragedi ini dan berbelasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan dan berkomitmen untuk mendukung mereka."
Advertisement
"Kami akan menyelidiki secara menyeluruh atas apa yang terjadi untuk mencegah hal ini terjadi lagi. Hewan peliharaan seharusnya tak boleh diletakkan di bagasi kabin," ujar pihak maskapai dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Anjing jenis French Bullgdog itu mati dalam penerbangan dari Houston menuju New York pada Senin, 12 Maret 2018.
Sejumlah saksi mata mengatakan, seorang pramugari meminta salah satu penumpang agar tas berisi anjing--yang telah disetujui pihak United Airlines--diletakkan ke dalam bagasi kabin. Namun, pramugari tersebut kemudian mengatakan bahwa dirinya tidak tahu bahwa hewan itu ada di dalam tas.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penuturan Saksi Mata
Seorang penumpang yang duduk di belakang pemilik anjing itu, Maggie Gremminger, mengatakan bahwa ia menyaksikan sendiri pramugari menyuruh sang pemilik menaruh anjing di bagasi kabin.
"Penumpang itu dengan tegas menolaknya, menjelaskan bahwa anjingnya ada di tas tersebut," ujar Gremminger kepada One Mile at a Time, sebuah situs perjalanan.
"Pramugari terus-menerus meminta penumpang untuk melakukannya, dan pemiliknya pun kemudian menaati permintaan itu."
"Pada akhir penerbangan, anjing itu mati. Pemiliknya menangis di lantai pesawat,"Â ucap Gremminger.
Meski bagasi kabin tak kedap udara, kekurangan oksigen bisa menjadi penyebab kematian anjing tersebut.
Advertisement