Liputan6.com, Ottawa - Sebuah kesalahan fatal dilakukan oleh pengelola Istana Kenegaraan Kanada, Rideau Hall, dalam persiapan menyambut kedatangan keluarga Kerajaan Belgia.
Alih-alih mengibarkan bendera Belgia, panitia justru salah menempatkan bendera Jerman berdampingan dengan bendera Kanada. Kesalahan tersebut tampak terlihat di beberapa pohon oak yang ditanam oleh Ratu Fabiola dari Belgia pada 1977 silam. Demikian dilansir dari Time.com pada Rabu (14/3/2018).
Seperti diketahui, Jerman dan Belgia berbagi warna yang sama pada bendera resminya, yakni perpaduan merah, hitam, dan kuning.
Advertisement
Hal yang membedakannya adalah komposisi penempatan, di mana Belgia memilih desain garis vertikal, dan Jerman berbentuk garis horizontal.
Baca Juga
Menurut laporan CBC News, juru bicara Rideau Hall, Marie-Ève Létourneau, mengatakan kesalahan fatal tersebut adalah bentuk ketidaksengajaan, dan telah diperbaiki oleh pemerintah Kanada sebelum kedatangan keluarga Kerajaan Belgia.
"Kami telah mengusut tuntas kesalahan ini, dan memastikan semua dekorasi yang terpasang menggambarkan hubungan baik antara Kanada dan Belgia yang sudah berjalan sangat lama," ujar Létourneau di hadapan media.
Sementara itu, Lieven Dehandschutter, politisi Belgia yang pertama kali menyadari hal itu, merasa kesalahan terkait sangatlah fatal, dan dapat memicu konflik di antara kedua negara.
"Pemasangan bendera Jerman (akan) menjadi headline di banyak surat kabar dan portal berita di Belgia. Ini sangatlah aneh, bagaimana bisa bendera Jerman tertukar dengan bendera Belgia? Secara teori, ini adalah kesalahan sangat fatal yang dilakukan oleh Kanada," kritik Dehandschutter.
Adapun dari pihak Kerajaan Belgia, belum ada tanggapan resmi mengenai kesalahan tersebut.
Keluarga Kerajaan Belgia dikabarkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Kanada pada tanggal 14 hingga 16 Maret 2018.
Â
Simak video mengenai kucing petualang asal Kanada yang menjadi idola warganet berikut:Â
Belgia Waspada Bencana Kebocoran Nuklir
Sementara itu, di Belgia sendiri, pemerintanya tengah mengawasi ketat fasilitas nuklir mereka yang kian menua, di mana berisiko sebabkan berbagai kemungkinan buruk yang mengancam keselamatan warga.
Bahkan baru-baru ini, pemerintah setempat membagikan lebih dari satu juta pil yodium gratis bagi warganya. Pembagian itu merupakan salah satu langkah pencegahaan jika terjadi insiden di fasilitas nuklir negara tersebut yang menua.
Meski demikian pemerintah Belgia terus-menerus mengatakan tidak akan ada risiko yang spesifik atas fasilitas nuklir mereka.
Pemerintah juga telah meluncurkan sebuah situs web dalam bahasa resmi negara, yakni Prancis, Belanda dan Jerman untuk memberi tahu apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Langkah itu dimulai sejak diumumkan keadaan darurat pada dua tahun lalu.
Dikutip dari The Guardian pada Rabu, 7 Maret 2018, Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon mengatakan bahwa pemerintah ingin "menginformasikan hal yang benar" kepada masyarakat dan merencanakan tindakan pencegahan.
"Untuk saat ini tidak ada risiko spesifik di pembangkit nuklir kita," kata Jambon kepada penyiar RTBF dari Belgia.
Sejumlah apotek yang diwawancarai oleh media Belgia mengatakan bahwa mereka mulai menerima 4,5 juta kotak berisi pil yodium -- yang membantu mengurangi penumpukan radiasi di kelenjar tiroid -- atas perintah pemerintah.
Beberapa pembangkit nuklir Belgia ditemukan retak di beberapa bagian. Hal itu telah memicu kekhawatiran baik di dalam maupun di luar negeri.
Tak hanya itu, serangkaian masalah mulai dari kebocoran sampai retakan dan insiden sabotase hingga saat ini belum terpecahkan.
Advertisement