Sukses

Stephen Hawking: Perempuan Adalah Misteri Terbesar Alam Semesta...

Semasa hidupnya, Stephen Hawking pernah tak seperti biasanya membicarakan soal alien atau ancaman kecerdasan buatan, yakni wanita

Liputan6.com, Jakarta - Sosok ilmuwan genius, Stephen Hawking menyebut ada misteri terbesar alam semesta yang belum berhasil ia pahami, yakni wanita.

Tak seperti biasanya, astrofisikawan ternama itu pun membahas soal perempuan.

Saat majalah sains New Scientist menanyai penulis buku Brief History of Time itu, apa yang paling menguras pikirannya, Stephen Hawking, yang mengungkap beberapa pertanyaan yang paling rumit dalam fisika modern, menjawab, "Wanita. Mereka adalah misteri."

Stephen Hawking mengatakan, lima orang paling berkuasa di Inggris Raya adalah perempuan. Profesor dari University of Cambridge itu mengklaim, hal tersebut adalah dampak dari "pergeseran seismik" dalam kesetaraan gender.

Lima perempuan paling berkuasa tersebut -- Ratu Elizabeth II, PM Theresa May, pemimpin Skotlandia Nicola Sturgeon, Menteri Dalam Negeri Amber Rudd, dan kepala Kepolisian London (Met Police) Cressida Dick -- adalah bukti bahwa zaman telah berubah.

Namun, Stephen Hawking menyebut, hal itu belum terjadi di sektor privat.

"Aku menyambut baik tanda-tanda kebebasan perempuan," kata dia saat diwawancarai Piers Morgan dalam acara Good Morning Britain ITV, seperti dikutip dari Telegraph pada 20 Maret 2017.

"Namun, masih ada kesenjangan pencapaian perempuan dalam status tinggi di sektor publik dan sektor privat."

Stephen Hawking menambahkan, hal serupa juga terjadi di Eropa. Misalnya Angela Merkel yang menjabat sebagai Kanselir Jerman.

"Kita sedang menyaksikan pergeseran seismik yang memungkinkan perempuan mencapai posisi tinggi dalam bidang politik dan masyarakat," tambah dia. "Saya selalu menjadi pendukung hak-hak perempuan. Saya memberikan kesempatan pada kaum wanita untuk kuliah di kampus saya, Gonville and Caius College, Cambridge. Hasilnya luar biasa."

Tutup Usia

Stephen Hawking meninggal di usia 76 tahun. Menurut pernyataan pihak keluarga yang dirilis pada Rabu (14/3/2018) waktu setempat, ilmuwan kelahiran Oxford itu meninggal di rumahnya di Cambridge.

"Kami sangat sedih bahwa ayah kami tutup usia pada hari ini," demikian pernyataan yang dirilis anak Hawking, yakni Lucy, Robert, dan Tim, seperti dikutip dari The Guardian.

"Dia adalah ilmuwan hebat dan pria luar biasa yang pekerjaan dan warisannya akan terus digunakan selama bertahun-tahun. Keberanian dan ketekunannya dengan kecemerlangan dan humornya menginspirasi orang-orang di seluruh dunia."

"Dia pernah berkata, 'Semesta bukanlah semesta jika itu bukan menjadi rumah bagi orang-orang yang Anda cintai.' Kami akan merindukannya selamanya," demikian pernyataan tersebut.

Stephen Hawking sendiri pernah didiagnosis menderita penyakit neuron motorik pada usia 21 tahun -- tahun 1963. Kala itu hidupnya divonis tinggal 2 atau 3 tahun lagi.

 

 

Saksikan juga video terkait Stephen Hawking berikut:

 

2 dari 2 halaman

Makna Kehidupan dan Kebahagiaan bagi Hawking

Saat ditanya tentang makna kehidupan dan kebahagiaan, Profesor Hawking, yang didiagnosis mengalami gangguan neuron motorik sejak berusia 21 tahun mengatakan, "Tiga anak-anakku telah membawa banyak sukacita," kata dia. 

Hawking pun menyebut hal lain yang bisa membahagiakan dirinya: perjalanan ke angkasa luar. "Awalnya kupikir tak akan ada yang mengajakku. Tapi saat Richard Branson menawarkan kursi di Virgin Galactic, aku langsung bilang iya." 

Saat ditanya apakah ia merasa menjadi manusia paling cerdas di dunia, Hawking menjawab, "Saya tidak akan pernah mengklaim hal itu. Orang yang membual tentang IQ mereka adalah pecundang."

Meski banyak mengeluarkan teori-teori yang membantu menguak teka-teki alam semesta, termasuk mengenai kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam (black hole), Hawking mengaku tak mampu menguak misteri cinta sejati.

"Untungnya, itu di luar nalar manusia. Dan seharusnya tetap demikian."

Video Terkini